CHAPTER 2 : AWAL JUMPA (revisi)

661 49 0
                                    

"Kamu hanya perlu berpenampilan buruk, untuk mengetahui siapa orang yang tulus peduli padamu" (Vee Arkarna)

JAKARTA, TAHUN 2012

ALEXANDER INTERNATIONAL HIGH SCHOOL

Terlihat dari namanya orang-orang sudah dapat menebak seperti apa SMA ALEXANDER. Sekolah bertaraf international yang menerapkan sistem pembelajaran sama dengan sekolah international lainnya.

99% murid yang bersekolah di sana sudah di pastikan memiliki perekonomian di atas rata-rata dan hanya 1% yang berasal dari murid beasiswa.

Pagi ini, seorang siswa kelas XI, mengenakan kaca mata bulat dan seragam yang terlihat kebesaran, berjalan memasuki koridor sekolah dengan terus menundukan kepalanya. Siswa itu adalah Vee Arkarna. Langkah Vee yang tertunduk, seketika berhenti karena 3 siswa lain yang menghalangi jalannya. Mereka adalah, Andre, Roni dan Sebastian, 3 siswa yang terkenal dengan sikap berandalnya.

"Eh, Cupu," ejek Andre kepada Vee yang berpenampilan layaknya murid cupu. Vee tidak membalas ejekan dari temannya itu, ia tetap menundukkan wajahnya dan membuat Andre yang merasa diabaikan menjadi sangat geram.

Andre hendak melayangkan tangannya pada kerah baju Vee, tapi sebuah tangan lain menepuk punggungnya dengan sangat keras. Merasa terusik, Andre segera menolehkan kepala ke belakang untuk melihat siapa pelakunya.

Baru saja Andre mau mengumpat kasar, tapi secara tiba-tiba pipinya sudah melengos ke samping akibat sebuah tamparan yang mendarat sempurna mengenai pipinya.

" Brengsek, udah berapa kali gue bilang jangan ganggu murid lain. Tuli Lo? Apa perlu gue korek kuping lo pake linggis, Hah!" Suara teriakan dahsyat menggema ke seluruh penjuru koridor sekolah. Siapa lagi pelaku yang berani melakukan hal tersebut, kalau bukan Almira Rubi.

Andre nampak mengusap-usap pipinya dan meringis kesakitan. Ia menggelengkan kepalanya, lalu membalas pertanyaan Almira, "Ngga Mir, tadi kita cuma mau minta tolong si Cupu buat beliin minum doang."

Siswi yang bernama Almira itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat kedua teman Andre yang menganggukan kepala mereka, seolah membenarkan ucapan dari Andre tadi.

"Awas kalau gue liat lo ngebuli dia lagi. Abis lo di tangan gue. Udah sana pada pergi!"

"Lo ga di apa-apain sama tuh cecunguk bangke, kan?" tanya Almira menghampiri Vee yang masih tertunduk.

Vee mengangkat kepalanya dan menatap wajah Almira, sekilas ia nampak tertegun dengan gummy smile dan mata safir yang dimiliki oleh Almira.

"Heeeii." Almira melambaikan tangannya di depan wajah Vee yang masih diam tak bergeming dan setelah tersadar, barulah Vee menjawab, "Ngga kok."

Almira menghembuskan nafas lega. "Ya udah, gue anter ke kelas,yuk," ajak Almira.

"Lo tau kelas gue di mana?"

Almira tersenyum lebar mendengar pertanyaan dari Vee.

"Lo kelas XI-B, kan?" tanya Almira dan dijawab Vee dengan mengangguk.

"Kok lo tau?" tanya Vee.

"Lo murid yang cukup terkenal di sini." Almira sedikit berbisik pada Vee.

"Karena gue murid beasiswa dan jelek, kan?" gumam Vee dengan suara pelan.

"Nama lo Vee, kan?" tanya Almira yang tidak menggubris suara pelan Vee tadi.

Vee mengangguk menjawab pertanyaan Almira, walaupun hatinya sedikit dongkol karena pertanyaannya yang tidak dihiraukan oleh Almira.

VEE : THE ASSASSIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang