CHAPTER 6 : MENCARI INFORMASI (revisi)

334 30 2
                                    


Selepas jam pulang sekolah, Vee sudah terlihat berada di halaman parkir sekolah berjalan menuju tempat ia memarkirkan motornya.

Saat Vee hendak menaiki motor, tiba-tiba sebuah tangan besar menyentuh pundaknya dan langsung memutar tubuh Vee sampai wajah mereka saling berhadapan. Pria yang bernama Andrian itu menatap tajam ke arah Vee yang kini menundukan kepalanya. Andrian merupakan Kakak kelas Vee, lebih tepatnya kelas XII.

"Eh Cupu! Lo tadi pagi kenapa boncengin Almira? Mau caper lo sama dia?" tanya Andrian dengan gaya sombongnya. Andrian merupakan anak dari salah satu donatur SMA ALEXANDER. Vee tidak menjawab, ia masih menunduk dan menggeleng pelan.

"Alaahh, jangan bohong, lo!" hardik Andrian kasar, lalu ia melayangkan sebuah pukulan tepat mengenai wajah Vee.

Vee jatuh terjerembab menyentuh aspal setelah Andrian memukul wajahnya sangat keras. Dengan mata berkilat marah, Andrian berjongkok menyamakan tingginya dengan Vee yang masih terduduk sambil mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah.

"Maaf Kak, saya ga niat caper sama siapa-siapa," ujar Vee dengan suara pelan.

Andrian menyeringai penuh kebencian, ia memegang kerah seragam Vee dan berniat untuk menonjoknya lagi, tapi tiba-tiba suara Almira menghentikan pergerakan tangannya.

"Heh, Andrian! Siapa yang nyuruh lo buat mukul Vee?" tanya Almira dengan bertolak pinggang.

Sementara itu Vee yang melihat kedatangan Almira justru memandangnya dengan sebuah percikan api yang ia arahkan kepada gadis itu, fokus matanya justru menjurus pada baju seragam yang Almira kenakan, "Kenapa kancing bajunya harus dibuka seperti itu sih?" Vee bermonolog pada dirinya sendiri.

Andrian berdiri dan meninggalkan Vee yang masih dengan posisi terduduk. Ia berjalan mendekati Almira lalu berusaha untuk menyentuh wajahnya, tapi dengan kasar langsung ditepis oleh Almira.

"Mau apa lo?" Solot Almira.

Andrian tersenyum licik, ia kembali berusaha menyentuh wajah Almira tapi sekali lagi Almira menepisnya.

"Pergi ga lo? Atau gue suruh bokap buat ngeluarin lo."

Ancaman Almira berhasil. Andrian memundurkan tubuhnya satu langkah kebelakang.

"Jadi lo lebih bela cowok Cupu kaya dia dari pada gue?" tanya Andrian mengejek.

Almira mengangguk yakin. "Dan satu lagi, jangan pernah lo coba-coba buat ngebuli Vee. Kalau sampai gue liat lo ngebuli Vee lagi, bakal gue pastiin hari itu jadi hari terakhir lo sekolah di sini," tukas Almira penuh dengan penekanan dan emosi.

Andrian yang merasa kesal karena sudah di permalukan oleh Almira, memilih untuk pergi dari tempat itu.

Setelah Andrian pergi meninggalkan mereka, Almira kemudian berjalan menghampiri Vee. Ia berjongkok dan melihat sudut bibir Vee yang terluka.

"Mau apa lo?" tanya Vee saat tangan Almira terangkat dan menyentuh sudut bibirnya.

"Gue mau mutilasi lo, Cupu Gadungan," jawab Almira cuek dan membuat Vee tersenyum tipis bahkan sangking tipisnya sampai tidak terlihat.

"Mana jaket gue? Kenapa ga lo pake?" Vee bertanya karena kesal melihat baju seragam yang dikenakan Almira.

Almira tersenyum lebar, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yaitu, jaket hitam kepunyaan Vee. Vee hanya merenggut kesal.

"Gue kan suruh lo pake, kenapa dimasukkin ke dalam tas?" tanya Vee sambil menepuk-nepuk kedua tangannya untuk membersihkan sisa kotoran yang ada di sana, lalu ia berdiri mendekati motornya.

VEE : THE ASSASSIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang