"SETIAP PERBUATAN JAHAT PASTI ADA LIMITNYA DAN SAAT LIMITNYA SUDAH HABIS, MAU BERSEMBUNYI KE MANAPUN PASTI AKAN TERBONGKAR JUGA".
(Vee : The Assassin)Pemakaman ibu Sri berjalan lancar walaupun di bawah guyuran gerimis yang mengiringi proses penguburannya. Meskipun anggota tubuh yang lain belum ditemukan, ibu Sri tetap di makamkan secara layak.
Tidak banyak yang menghadiri, hanya anggota Danger minus Zevano, dan beberapa anggota dari kepolisian yang akan mengusut kasus pembunuhan sadis ini.
Endi selaku pelapor juga sudah menyerahkan foto wajah Zevano dan nantinya Zevano akan ditetapkan sebagai DPO. Mengenai kondisi Chaca, bocah malang itu mengalami trauma psikis berat dan saat ini sedang dalam perawatan pihak terkait yang biasa menangani kasus seperti ini.
Di antara para pelayat, ternyata Narenda juga turut hadir di sana dan tentu saja hal tersebut mengundang kecurigaan bagi Vee.
Gerimis mulai berhenti, wajah-wajah penuh kesedihan tersorot jelas dari Vee dan teman-temannya. Begitupun dengan Narenda, dengan mata menatap nanar ke arah makam, Narenda acap kali terlihat mengusap sudut matanya yang berair.
Setelah proses pemakaman selesai, salah seorang Polisi berjalan mendekati Endi.
"Saudara Endi," panggil polisi tersebut.
"Iya, Pak, ada yang bisa saya bantu?" jawab Endi.
"Kami akan terus mengusut kasus pembunuhan ini dan tindakan kejahatan yang dilakukan terhadap Adik Chaca. Kami harap Saudara Endi beserta rekan-rekan yang lain, bisa berkooperatif dengan pihak Kepolisian."
Endi mengangguk cepat lalu menjawab, "Dengan senang hati, Pak, kami juga ingin Zevano segera membayar semua perbuatannya."
***
Di balik sebuah pohon besar tidak jauh dari pusara ibu Sri, berdiri seorang pria mengenakan pakaian serba hitam didampingi dengan seorang penjaga. Ia sudah berada di sana sejak awal pemakaman. Wajahnya nampak lesu, kedua tangannya sudah mengepal kuat. Aura kebencian juga terpancar jelas dari sorot matanya saat menatap seseorang yang berdiri di antara para pelayat.
Roy Dewantoro, sosok pria yang bersembunyi di balik pohon besar itu. Siapa yang sangka kalau ternyata keduanya memiliki hubungan kekeluargaan yang tidak banyak orang tahu. Ibu Sri merupakan adik sepupu dari Roy Dewantoro, itulah sebabnya mengapa saat ibu Sri diculik, pria itu memanggil nama ibu Sri dengan sebutan Sri Dewantoro.
Hati Roy sangat hancur saat seseorang menginformasikan padanya bahwa adik sepupunya itu tewas dengan keadaan kepala terpotong dan bagian tubuhnya belum ditemukan. Roy sangat terpukul perasaannya sebagai seorang Kakak.
Dia ingin membalas perbuatan orang itu tapi sekali lagi, kejadian di masa lalu membuatnya harus membungkam mulutnya dengan rapat."Pak Roy." Suara Anggra mengagetkan Roy yang sedang bergelung dengan lamunannya.
"Anda Pak Roy Dewantoro, kan?" tanya Anggra sekali lagi.
Roy tidak ingin menjawab, ia berbalik badan dan hendak pergi dari situ tapi satu suara lagi berhasil menghentikan langkahnya.
"Untuk apa Anda datang ke sini? Ada hubungan apa Anda dengan beliau yang di makamkan?" tanya Vee yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Anggra.
Roy hanya bisa menarik nafas pasrah, ia berpikir apakah ini saatnya untuk membongkar semuanya pada pemuda itu? Bagaimanapun juga dirinya sudah merasa lelah selalu dihantui dan dibayangi sosok William Dirgantara setiap malamnya.
"Pak Roy, tidak mungkinkan Anda ke sini tanpa tujuan atau hanya sekedar kebetulan? Di sini sedang tidak ada pemakaman lain," ucap Vee dengan suara memberat.
![](https://img.wattpad.com/cover/340877878-288-k676245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VEE : THE ASSASSIN (END)
Romance"Kalau aku tidak bisa memilikimu di dunia nyataku, dapatkah aku memilikimu di dunia mimpiku?" "Kenapa harus kamu anak dari pembunuh ayahku." "Apa kamu mau menghabiskan sisa hidupmu bersama dengan anak dari pembunuh ayahmu sendiri?" Mata itu menatap...