CHAPTER 8 : KESALAHPAHAMAN (revisi)

369 31 0
                                    

"Akan tiba saatnya setelah kamu mengetahui siapa aku, kamu akan menjauh dariku"

 (Vee Arkarna)

Saat Vee sedang bersama Andre,Roni,dan Sebastian tengah membicarakan Almira, tiba-tiba terdengar suara memanggil nama Vee.

"Vee." Chandra datang dari lantai atas menghampiri Vee yang masih duduk bersama dengan ketiga sahabat Almira.

Merasa namanya dipanggil, Vee pun menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat ke arah Chandra, ia hanya mengangkat satu alisnya sebagai ganti dari pertanyaan, "ada apa".

"Almira udah sadar dan dia nanyain lo." Chandra memberitahu Vee dan langsung menarik reaksi heboh dari Andre, Roni dan Sebastian. Mereka bertiga langsung berdiri dan berjalan mendekati Chandra.

"Almira ga nanyain kita?" tanya Sebastian yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Chandra.

Vee tanpa banyak basa-basi, langsung meninggalkan keempat pria yang sedang beradu argumen mengenai Almira.

Baru saja langkahnya menaiki beberapa anak tangga, Andre sudah berteriak kencang memanggil Vee dan menghentikan langkah Vee, "Eh Cupu! Lo ga ngajak kita buat ngeliat Almira?" teriak Andre dan langsung mendapatkan jitakan keras dari Roni.

"Capa Cupu ... lo mau dihajar sama dia?" Tunjuk Roni ke arah Vee. Andre tersadar akan kesalahannya, ia mendadak terdiam menganga dan merutuki kebodohan dirinya yang sudah memanggil ketua Danger dengan sebutan "Cupu".

Sementara itu, Vee yang malas melihat interaksi mereka hanya menatap datar tanpa ekspresi sama sekali. Vee kembali melanjutkan langkahnya sampai menuju pintu kamar dan membuka pintunya secara perlahan.

***

Suasana kamar milik Vee, sama seperti layaknya kamar pria pada umumnya. Tidak banyak interior ataupun pernak-pernik di dalamnya. Design warna yang dipilih Vee untuk kamarnya adalah warna hitam dan abu-abu.

Di atas ranjang Vee terlihat Almira yang sedang terbaring dengan kondisi tubuh masih terlihat lemas. Mendengar ada suara decitan pintu terbuka, seketika Almira menolehkan kepalanya dan ia melemparkan senyum tipis saat melihat Vee masuk dan berjalan mendekatinya.

Vee merasakan sakit pada hatinya saat melihat kondisi wajah Almira yang nampak pucat sekali. Ingatannya kembali pada kejadian yang pernah dialami oleh Almira, seperti yang diceritakan Andre kepadanya.

"Vee," panggil Almira dengan suara yang masih terdengar lemah. Ia berusaha untuk bangun dari tidurnya tapi dengan cepat segera dihentikan oleh Vee.

"Tiduran aja, ga usah bangun." Vee menahan tubuh Almira agar tetap dalam posisi berbaring. Sementara itu dia, menarik kursi kecil yang berada di dekat ranjang dan mendaratkan bokongnya di atas kursi tersebut.

Tatapan keduanya kini bertemu pada satu titik, yaitu sebuah perasaan hangat saat saling menatap mata masing-masing. Ada desiran dan getaran hebat yang terjadi pada diri Vee maupun Almira. Keduanya nampak berusaha untuk menutupi perasaannya sendiri. Sorot mata Vee yang biasa Almira lihat selalu tajam dan dingin, kini terlihat sangat teduh saat melihat dirinya.

"Maaf gue dateng terlambat," lirih Vee pelan dengan menundukan wajahnya.

Almira melempar senyum dan menjawab permohonan maaf Vee, "Lo ga salah Vee, jadi ga usah minta maaf," balas Almira sambil tangannya meraih jemari Vee.

Vee mengangkat wajahnya dan menatap sendu pada kedua bola mata safir milik Almira, jantungnya seketika berdetak sangat kencang saat Almira menyentuh jari-jarinya.

Almira tersenyum mengarah pada Vee. "Justru harusnya gue yang terima kasih sama lo. Terima kasih ya, ketua Danger," ledek Almira diselingi dengan tawa kecil dari bibirnya.

VEE : THE ASSASSIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang