Becca berlari kecil mengikuti langkah Freen yg besar-besar. Saat ini sedang jam istirahat, dan seperti biasa mereka berada di perpustakaan. Sudah beberapa menit, Freen menghindari Becca dengan berjalan berkeliling dengan modus mencari buku. Namun, Becca tampak bersikeras mengekorinya.Freen berhenti mendadak, membuat Becca menabrak punggungnya pelan. Freen lantas membalikkan badan.
"Kenapa selalu mengikutiku?"
"Aku mau bicara," jawab Becca, membuat Freen menghela nafas.
"Soal?"
"Kemarin."
"Kamu tidak tahu apa yg kamu katakan kemarin."
"Aku tahu." Becca tampak keras kepala.
"Aku bilang, aku menyukaimu."
"Ssshhh!" Freen segera mendesis. Dia menoleh sekeliling, namun perpustakaan itu tampak sesepi biasanya.
"Kenapa selalu menghindariku ?" tanya Becca.
Semenjak pulang bersama kemarin, Freen selalu menghindari Becca. Tadi pagi saat Becca menyapanya selamat pagi, Freen tidak menjawab. Saat praktik biologi , dia hanya sibuk bekerja dan menyuruh Becca duduk diam. Saat bel istirahat berdering pun, Freen tidak menunggu Becca dan langsung melesat ke luar kelas begitu saja.
"Dengar. Aku dan kamu itu tidak akan cocok."
Becca menatap Freen tidak mengerti.
"Maksudnya?"
"Aku dan kamu. Air dan api. Langit dan bumi. Paham?"
Selama beberapa saat, Becca hanya bisa menatap Freen. Freen sendiri sudah membalik badan, berusaha pergi. Selama obrolannya dengan Becca tidak menyangkut ke arah itu, dia masih bisa berada di dekatnya. Namun, dari tadi pagi gadis itu sudah menerornya melalui tatapan, meminta jawaban atas pernyataan cintanya kemarin. Dan sekarang, Freen sudah membuatnya jelas. Kalau Freen beruntung, Becca bisa membatalkan acara belajar bersama yg sudah direncanakannya sepihak sore nanti.
"Apa kita begitu berbeda?" tanya Becca, membuat langkah Freen terhenti.
Freen berbalik, lalu menatap Becca yg bergeming di tempatnya tadi.
"Apa kita begitu berbeda?" ulang Becca, matanya menatap Freen nanar.
"Bagaimana pun, kita tidak bisa bersatu, begitu?"
Freen mengangguk.
"Benar."
"Otak kamu atau hati kamu yg berkata seperti itu?"
Mata Freen melebar saat mendengar pertanyaan Becca. Sebelumnya, Becca tidak pernah bertanya hal-hal seperti ini. Becca yg dia tahu adalah Becca yg pemikirannya simple, cenderung bodoh dan tidak penah rumit.
"Aku...." Freen meneguk ludah.
"Aku harus fokus dengan pelajaranku. Aku tidak ada waktu untuk berkencan."
Becca hanya menatap Freen kosong. Freen jadi teringat acara belajar bersamanya semalam dan semua perlakuan khusus Lisa terhadap Becca. Melihatnya saja membuat Freen merasa muak. Freen tidak ingin berkencan dengan gadis yg dilindungi orang lain.
Freen ingin segera menyudahi pembicaraan ini.
"Kalaupun aku ingin berkecan, aku mau dengan seseorang yg mandiri. Tidak sepertimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU (END)
RomanceSuatu hari dalam hidupku, kamu dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yg memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karna malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku. Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kam...