"Aku benar-benar terkejut saat tadi melihatmu."Jenny mengenakan sabuk pengaman sementara Lisa menyalakan mesin mobil. Pertandingan sudah berakhir dan Jenny berhasil memenanginya dengan gemilang.
"Bukankah aku sudah berjanji akan datang?"
Jenny melirik Lisa yg sudah mulai fokus pada jalanan yg mulai gelap dan padat. Jenny sama sekali tak menyangka Lisa akan datang menontonnya. Dia pikir, kata-kata Lisa saat latihan terakhir kemarin hanya basa-basi.
"Freen sudah memberitahumu?" tanya Lisa tiba-tiba.
Jenny menatap Lisa bingung.
"Dia dan Becca sudah berkencan," kata Lisa lagi.
"APAA??? Freen dan Becca berkencan??" seru Jenny.
Lisa tertawa.
"Reaksimu berlebihan."
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Jenny, masih tak mengerti.
Tawa Lisa segera terhenti begitu mendengar pertanyaan Jenny. Dia tidak merasakan apa-apa kecuali bingung. Pikiran dan perasaannya terlalu kusut hingga dia bingung dari mana harus mengurai. Satu-satunya yg terpikirkan olehnya saat mendengar kabar Becca dan Freen berkencan adalah Jenny. Karna itulah dia ada disini.
Lisa baru akan membuka mulut saat ponsel yg terpasang di dashboard bergetar. Wajahnya berubah pucat saat mengenali nomer pada ponsel itu. Dia segera menepikan mobil, lalu mengangkatnya.
"Halo?" Lisa menjawab tegang.
"Iya benar. Oh, baik. Iya, aku ke sana sekarang."
Setelah memutuskan sambungan, Lisa menghirup napas lega. Saat tadi melihat nomer itu pada ponselnya, dia pikir jantungnya berhenti berdetak. Dia sungguh bersyukur karna itu bukan telepon yg diduganya.
"Ada apa?" tanya Jenny cemas.
Lisa menggeleng.
"Jenny, kalau aku tidak langsung mengantarmu pulang, tidak apa-apa? Aku harus ke suatu tempat dahulu."
Walaupun tak tahu Lisa harus ke mana, Jenny segera mengangguk. Sebenarnya, Jenny juga tak ingin cepat pulang. Dia ingin selamanya bersama Lisa seperti ini, berdua saja.
Lagi-lagi, Jenny mengharapkan sesuatu yg tak terjadi.
*****
Jenny menatap koridor rumah sakit yg sibuk. Saat Lisa tadi berbelok ke rumah sakit ternama di pinggirin kota Bangkok ini, dia pikir ada seseorang yg sakit. Namun, mereka tidak pergi ke UGD ataupun ke kamar pasien. Mereka sekarang berada di depan sebuah ruangan di mana terdapat beberapa ranjang pasien yg kosong.
"Kamu sakit?" tanya Jenny khawatir begitu Lisa melangkah masuk.
Lisa tersenyum.
"Tidak. Tenang saja."
"Lisa, baru datang?"
Seorang perawat wanita berusia pertengahan dua puluhan berwajah ramah menyambut mereka dari balik meja di pojok ruangan. Perawat itu menghampiri mereka dengan senyum mengembang. Jenny membaca nama pada pengenal yg tersemat di dadanya : Krystal.
"Iya, Krys." Lisa mengeluarkan sebuah kartu dari dompet dan menyodorkannya pada Krystal.
"Kali ini siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU (END)
RomanceSuatu hari dalam hidupku, kamu dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yg memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karna malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku. Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kam...