And I don't want the world to see me.
'Cause I don't think that they'd understand.[Goo Goo Dolls--Iris]
Karena kejadian kemarin, hari ini Becca tidak masuk sekolah. Lisa tampak melangkah seorang diri ke dalam kelas, menghindari tatapan semua orang.
Setelah menghela napas, dia menghampiri Friska yg duduk dengan tatapan kosong.
"Friska," kata Lisa, membuat Friska mendongak.
"Becca bilang yg kemarin bukan salahmu. Kamu tidak usah khawatir."
Friska mendengus.
"Aku hanya menabrak dia sedikit saja, dia yg jatuh sendiri. Sekarang apa, dia tidak masuk? Supaya aku dibenci dengan semua orang?"
"Becca memang tidak bisa masuk." Lisa teringat lutut dan pipi Becca yg bengkak.
"Dia tidak bisa olahraga."
"Aku menyesal mengajaknya bermain kemarin." Friska menggeleng-geleng.
"Itu kemauannya sendiri. Kamu tidak bersalah." Lisa mencoba menghibur Friska, namun gadis itu tampak nya sudah keburu kesal.
Tak kunjung mendapat reaksi dari Friska, Lisa kembali ke bangkunya. Tanpa sengaja, tatapannya bertemu dengan Freen. Lisa membalas tatapan tajam itu lelah, lalu duduk di bangkunya sendiri sambil menatap ke luar jendela.
Hari ini, awan kelabu menggelayuti langit Bangkok, seolah mengerti perasaan Lisa. Mau tidak mau, Lisa mengingat kejadian kemarin, saat Becca duduk pada meja ini meludahkan darah segar ke dalam kantong plastik, dan bagaimana dia harus kembali memegang alat yg dia harap tak pernah dipegangnya lagi. Pada akhirnya, dia kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.
Melihat Becca berdarah adalah hal terakhir yg ingin dilihatnya. Selama ini dia berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Becca, membuatnya tetap stabil dan tidak trauma. Kejadian kemarin merupakan alarm baginya, pertanda bahwa Lisa harus tetap siaga. Lisa mengepalkan telapak tangan, sadar sepenuhnya pada apa yg seharusnya menjadi tugasnya.
Saint sudah masuk ke kelas saat terdengar gemuruh guntur yg menyadarkan Lisa. Saint meletakkan buku-bukunya di meja, lalu menatap bangku Becca yg kosong.
"Hari ini Rebecca tidak masuk karna sakit." Saint memulai kelas.
"Mari kita doakan semoga dia cepat sembuh."
Friska mendengus skeptis. Kebanyakan anak pun setuju padanya, menganggap Becca sangat berlebihan karna tidak masuk sekolah setelah bermain basket selama dua menit dan tersenggol sedikit. Tak ada seorang pun yg mau mendoakan seorang putri drama.
Lisa mengedarkan pandangan pada teman-temannya, lalu menggeleng pelan. Mereka semua tidak tahu apa yg terjadi. Andaipun tahu, mereka tak akan bisa berbuat banyak. Becca hanya akan menjadi bulan-bulanan. Tempat ini tidak bisa menerima Becca tanpa membuatnya menjadi orang aneh. Membuat mereka semua mengerti pun akan sangat melelahkan.
Becca tak butuh siapa pun selain dirinya.
*****
Lisa melangkah ke arah lapangan belakang sekolah, tetapi tak tampak seorang pun di sana. Langit yg mendung membuat semua orang asik bercengkrama di dalam kelas, menghindari hujan yg mungkin akan turun.
Lisa sendiri tak pernah keberatan dengan hujan. Dia justru menyukainya. Saat hujan, orang tidak tahu apakah dia sedang menangis atau tidak. Hujan menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU (END)
RomanceSuatu hari dalam hidupku, kamu dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yg memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karna malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku. Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kam...