BAB 23

2.2K 241 17
                                    

Because you meant everything to me,
I refrain from holding you back,
So as not to be a burden to you.

[Loveholic--If Only I Have You]






Hari pertama Ujian Nasional, semua anak kelas dua belas sibuk bukan kepalang. Sebagian mulut berkomat-kamit menghapal isi buku sementara yg lain merapal doa. Hanya Freen yg tampak tenang di bangkunya, menyerut pensil yg sudah tajam.


Walaupun tampak tenang dari luar, sebenarnya Freen sedikit gugup. Walaupun dia yakin usahanya selama ini akan berbuah manis, kali ini dia berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri. Dia berjuang untuk Becca, yg telah menaruh harapan besar padanya walaupun gadis itu mungkin tidak ingat. Freen ada di sini sekarang, dengan tekad seperti ini, dengan mengorbankan seorang Becca. Dia tak akan membiarkannya kecewa.


Ingatannya lantas terbang pada kejadian seminggu lalu. Sepulang dari rumah sakit, Freen segera masuk kamar dan menangis habis-habisan. Apa yg Tn Armstrong katakan benar-benar menyadarkannya, ini adalah kesempatan bagi Becca untuk memulai hidup baru, dimana tidak ada seorang brengsek seperti Freen di dalamnya. Gadis itu tidak mengalami jatuh cinta, jadi dia tidak akan sakit hati. Dia mungkin tidak akan tertawa, namun dia juga tidak akan menangis.


Freen akan menanggung semua beban ini sendiri. Dia akan membiarkan Becca tidak ingat tentang mereka. Yg harus Freen lakukan sekarang adalah meneruskan hidupnya dan kembali menggapai cita-citanya. Dia akan menjadi orang yg bisa berdiri di depan Becca dengan bangga.


Dua orang pengawas yg masuk kelas menyadarkan Freen. Salah satu pensilnya sekarang nyaris habis tak bersisa. Freen menarik napas panjang, lalu menghela napas.


Tiga tahun SMA-nya adalah untuk saat ini.


*****


"Selamat Freen, sudah selesai Ujiannya."



Freen menatap Jenny yg datang membawa secangkir kopi, lalu tersenyum.


"Terima kasih."


Sambil menatap Freen menyeruput kopi buatannya, Jenny mengamatinya. Selama beberapa minggu ini, dia sama sekali belum menyinggung soal Becca. Dia takut hal itu akan membuat Freen kehilangan fokus pada Ujiannya.


"Freen, Becca sudah mulai bisa berjalan."


Freen nyaris tersedak saat mendengar nama itu, namun segera pura-pura tenang.


"Oh ya? Syukurlah."


"Kamu tidak ingin menjenguknya?" tanya Jenny.


Terakhir kali Freen menjenguk Becca, kakaknya pulang dalam keadaan kacau. Jenny tahu Freen menangis semalaman, lalu berakhir dengan belajar sampai pagi. Setelah itu, Freen menjadi lebih giat daripada yg sudah-sudah. Tak sedetikpun waktunya terbuang dengan tidak memegang buku.


"Becca mungkin tidak ingat denganmu yg dulu." Jenny berkata lagi.


"Tapi dia akan mengenalmu yg sekarang. Mungkin dia akan senang kalau kamu cerita soal sekolah dan Ujian Nasional."


Freen menatap kosong gelas di genggamannya. Dia sudah membuat janji pada Tn Armstrong untuk tidak menemui Becca lagi. Lagi pula, dia tidak yakin apa Becca mau melihatnya lagi. Mungkin saja Becca tidak nyaman berada dekat orang asing sepertinya.


'Orang asing'. Hati Freen mendadak terasa nyeri.


"Kamu sendiri?" Freen membelokkan topik.


I FOR YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang