BAB 15

2.2K 242 13
                                    

'Jika hal yg paling sulit untuk kamu lakukan adalah mengucap selamat tinggal, saat itu lah kamu tahu kamu sedang jatuh cinta'






Becca mengintip ke balik rak astronomi, lalu mendapati Freen sedang serius melihat punggung buku-buku yg tersusun di rak. Tanpa bersuara, Becca berjingkat ke arah Freen, lalu berjinjit dam menutup kedua matanya.


"Haii!!!" kata Becca begitu Freen melepas jemarinya dan menoleh.



Freen menatap Becca yg tampak ceria, lalu tersenyum. Kecantikan Becca selalu berhasil membawa moodnya kembali baik setelah semua yg terjadi kemarin.



Sebenarnya, Freen tak tahu apa yg membuatnya menyanggupi permintaan gila Lisa kemarin. Menerima Lisa untuk tetap berada disamping Becca membuatnya seperti orang yg tak berguna. Namun, entah mengapa Freen tidak ingin kehilangan Becca begitu saja. Kata-kata Becca untuk mempercayainya terasa seperti mantra yg menyihirnya.



"Kamu mau baca buku apa?" tanya Becca menyadarkan Freen.



"Buku tentang perbintangan." jawab Freen, lalu kembali memfokuskan diri pada pencariannya. Seseorang telah sembarangan mengembalikan buku itu ke rak ini sehingga sulit untuk dicari.



Becca sedang mengalihkan pandangan saat tiba-tiba melihat sebuah buku yg tergeletak di rak paling atas. Menyangka itu buku yg sedang dicari Freen, Becca melangkah naik tangga kecil, lalu menggapainya.



Becca baru berhasil menggapai ujung buku itu saat dia kehilangan keseimbangan. Refleks, tangannya mencari apa pun untuk berpegangan dan akhirnya mendarat pada sebuah paku yg menonjol dari rak. Freen yg melihatnya segera berlari ke arah Becca, dan berhasil menangkapnya sebelum Becca terjatuh ke lantai.



"Kamu tidak apa-apa?" tanya Freen, diam-diam menyadari bahwa tubuh Becca sangat ringan, nyaris tak bermassa.



Becca sendiri masih terkejut untuk menjawab. Beberapa detik berikutnya, dia sadar kalau dia sedang berada dalam pelukan Freen. Mendadak, Becca ingin berada disini selamanya. Dibahu Freen yg tidak kokoh namun terasa hangat dan nyaman.



Freen merasakan pelukan Becca yg semakin erat, lalu menoleh ke sekeliling. Kalau ada orang yg menemukan mereka seperti ini, hanya masalah waktu hingga dia ditendang keluar dari sekolah ini. Dan itu tidak boleh terjadi.



Otaknya hanya sempat berpikir demikian selama beberapa saat karna selanjutnya, hatinya yg mengambil alih. Harum shampo Becca yg memikat membuatnya tidak peduli lagi. Dia berhasil melindungi Becca. Dia akan membuktikan kalau Lisa salah telah meremehkannya.



Perlahan, tangan Freen terangkat dan mendarat di puncak kepala Becca. Dia mengelusnya pelan, seolah takut merusak mahkota indah itu.



Becca baru memejamkan mata saat merasakan sesuatu yg lengket pada telapak tangan kanannya. Becca mengangkat tangannya, lalu segera terperanjat. Telapak tangan itu sekarang sudah berlumuran darah. Becca sama sekali tidak sadar bahwa paku yg tadi dia gapai ternyata melukainya.



"Ah." Becca tercekat saat melihat luka sayatan itu.



Saat merasa tubuh Becca gemetar, Freen mendorong tubuh Becca hingga terduduk. Dia lantas terkejut saat melihat tangan Becca yg terluka.



"Kamu tidak apa-apa?" tanya Freen khawatir.




Alih-alih menjawab pertanyaan Freen, Becca malah menengok ke sekeliling, tampak cemas. Tak mempedulikan itu, Freen mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, bermaksud untuk menyeka darah itu. Namun, Becca segera menarik tangannya.



I FOR YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang