"Ayo pulang denganku,"Freen menatap Becca yg sudah menghadangnya sebelum dia sempat melangkah ke luar kelas. Setelah gadis itu melakukan pengakuan cinta di perpustakaan, sebenarnya Freen ingin menghindarinya. Entah mengapa, Freen merasa tidak nyaman. Gadis itu memang cantik dan sebagainya, tetapi itulah tepatnya mengapa Freen tidak nyaman.
Semuanya terlalu sulit dipercaya hingga terasa seperti mimpi. Terbangun dari mimpi seindah ini, pasti akan sangat menyakitkan. Freen tidak perlu rasa sakit yg lain.
"Aku juga sudah memberitahu Jenny. Dia bilang oke." Lisa tiba-tiba muncul dibelakang Becca, lengkap dengan keranjang roti.
"Dia nanti menyusul ke mobil."
"Ha?" seru Freen, lalu segera berdecak. Untuk apa Jenny menyanggupinya?
"Sudah, ayo, tidak usah malu-malu." Becca tersenyum, lalu menarik lengan Freen menuju parkiran sekolah.
Mobil putih mengkilap Lisa tampak terparkir indah disamping pos satpam. Freen bahkan yakin, satpam itu juga mengelapnya saat sempat.
Rasanya, sudah lama semenjak tragedi saat Freen pulang bersama Becca. Saat itu, Lisa memarahinya karna membiarkan Becca pulang naik bus, dan semenjak itu Freen tak pernah menyanggupi keinginan Becca untuk pulang bersama.
Freen mengamati Lisa yg sedang membuka bagasi mobil. Akhir-akhir ini Lisa tak lagi cerewet. Dia melepas Becca dengan mudah ke perpustakaan, tak lagi menatap sampai matanya merah di lab biologi, dan sekarang dia bahkan tak keberatan untuk pulang bersama-sama. Freen tak pernah tahu apa yg terjadi, hingga Jenny datang membawa keranjang kosong.
Senyum Lisa segera merekah begitu melihat Jenny yg tampak manis dengan rambut kuncir kudanya. Dengan tangkas, dia meraih keranjang itu dan memasukkannya kedalam bagasi.
"Sudah lama menunggu? Aku harus bertemu pelatih dulu tadi," kata Jenny kepada Becca yg segera menggeleng.
"Tidak. Kata Lisa, kamu ikut lomba panahan, ya? Lisa sering sekali cerita tentangmu," kata Becca membuat Freen dan Jenny serentak menatap Lisa.
Lisa malah tersenyum santai.
"Kamu juga harus lihat, Becc. Jenny sangat cantik kalau sudah pegang panah."
Sementara Jenny berusaha keras untuk tidak tersipu, tatapan Freen kepada Lisa semakin tajam. Sepertinya Freen tahu apa yg membuat Lisa mengendurkan penjagaannya kepada Becca.
Lisa menangkap tatapan Freen, tetapi segera mengalihkan pandangan.
"Ayo, masuk." ajaknya sambil menghilang dipintu pengemudi.
Freen menatap mobil putih itu, tak yakin ingin ikut. Dia lantas meraih tangan Jenny yg seperti terhipnotis.
"Kenapa kamu mudah sekali menyetujui ini?" tanya Freen, membuat Jenny segera salah tingkah.
Freen menatap Jenny tak percaya.
"Jangan bilang... kamu..."
"Freen! Jenny! Ayooo!" seru Becca dari dalam mobil, menyadarkan Freen dan Jenny.
Jenny menatap Freen penuh rasa bersalah, tetapi tetap melangkah ke mobil dan masuk. Sambil menggeleng-geleng tak percaya, Freen mengikutinya masuk ke mobil yg dipenuhi interior mewah itu. Lisa meliriknya dari spion tengah, jadi Freen mengalihkan pandangan ke luar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOR YOU (END)
RomanceSuatu hari dalam hidupku, kamu dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yg memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karna malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku. Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kam...