BAB 16

2K 252 34
                                    

I want to yell out and call you, I love you.
I'm sorry I can't smile as I let you go.
Can't you look back?

[K.Will-Dropping Tears]







"Freen, ini uang dari Kelly."



Freen mengangkat kepala dari buku Fisika, lalu menatap Jenny yg sudah duduk di sampingnya dengan sebuah amplop.



Freen segera teringat kejadian beberapa bulan lalu, saat Lisa membayarkan uang kontrakannya. Saat itu, dia belum punya cukup uang untuk membayarnya kembali.



Freen menerima amplop itu, lalu memasukkannya ke tas.



"Freen." Jenny memperhatikan Freen yg sudah kembali sibuk dengan bukunya.



"Kamu dengan Becca...masih berkencan?"



"Tidak usah membicarakan itu." Freen membalik halaman dengan sedikit kasar.



"Aku mau konsentrasi dengan pelajaran."



Jenny mengangguk-angguk, otaknya masih memutar kata-kata Lisa beberapa hari lalu. Menurut Lisa, Freen menerima Lisa tetap berada di samping Becca. Namun, mengapa akhir-akhir ini Freen terlihat kesal?



"Kamu sendiri, masih dengan orang itu?" Freen balas bertanya, menyadarkan Jenny.



"Tidak." Jenny menggeleng.



"Bagus." Freen mengangguk-angguk.



"Memang kita seharusnya tidak pernah berurusan dengan mereka."



Jenny menatap Freen terkejut. Apa ini berarti Freen sudah tidak bersama Becca lagi? Jenny hendak menanyakannya, namun Freen tampak sudah kembali tenggelam pada bukunya.



Kakaknya sudah kembali dingin seperti dulu.



*****



Saint sedang mengisi kelas dan membagikan hasil ulangan Biologi. Seperti biasa, suasana kelas sekarang sepi. Beberapa siswa mendapatkan nilai buruk seperti biasa, dan Saint tak pernah heran. Namun semalam, saat dia memeriksa hasil milik Freen, dia sangat terkejut.



"Freen."



Freen bangkit saat namanya disebut, lalu melangkah ke arah Saint yg menatapnya penuh selidik. Tak peduli, Freen menerima kertas ulangannya.



"Apa yg terjadi?"



Seketika, kelas menjadi super hening. Semula, anak-anak menunggu informasi tambahan seperti 'nilai sempurna', 'bagus sekali' atau 'kalian harus mencontoh Freen'. Freen sendiri menatap Saint bingung, lalu membuka kertas ulangannya. Matanya pun melebar, tak percaya.



Enam puluh empat dari seratus.



Freen meneguk ludah. Tak sekali pun dalam sejarah SMA nya, dia mendapatkan nilai di bawah delapan puluh. Pertanyaan Saint tadi sekarang berputar di benaknya. Apa yg terjadi?



"Silahkan menghadapku jam istirahat nanti."



Freen mengangkat kepala dan menatap Saint. Dia paham benar, kata-kata itu tidak pernah berarti baik. Setelah menghela napas, Freen tersaruk kembali ke bangkunya, diiringi oleh tatapan penasaran dari teman-temannya.



Sebelum duduk, Freen menangkap tatapan Becca. Becca baru masuk setelah izin selama tiga hari dan tampak sedikit pucat dari biasanya, tetapi Freen tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya. Freen sudah berusaha tidak peduli lagi padanya.



I FOR YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang