Brakk
"Lo apain Keita anj*ng?!"
Zihao yang sedang makan bersama Park Hanbin dan Jongwoo kaget ketika Jeonghyeon dengan tiba-tiba menggebrak mejanya. Hal itu tentu mengundang perhatian seluruh penjuru kantin.
"Eh-eh ada apa nih?" tanya Jongwoo.
"Gue ada urusan sama temen lo, gak usah ikut campur!"
"Jeong kalem jeong," tahan Junhyeon yang sedari tadi hanya mengikutinya dari belakang bersama Haruto.
"Emang Keita kenapa?"
"Gue yang harusnya tanya ke elo ya goblok! Lo apain Keita?" sulut Jeonghyeon.
"Lusa lo nahan Keita kan pas kita dibawa ke BK. Terakhir kali kita lihat dia lari waktu itu sambil nangis dan sampai hari ini dia gak masuk sekolah, dihubungi juga gak bisa. Ini semua pasti gara-gara lo kan!"
"Kenapa lo gak dateng ke rumahnya?" tanya Zihao dengan santai.
"Rumahnya kosong! Lo pikir ngapain juga gue masih tanya ke lo kalau gak nyari dulu ke rumahnya, anj*ng?"
Kantin semakin riuh. Bahkan banyak yang lari masuk ke kantin hanya untuk menyaksikan mereka karena mendengar suara Jeonghyeon.
Grep!
Hanbin menarik kerah Jeonghyeon dari belakang. Melihat suasana yang semakin gaduh ia merasa tidak bisa hanya diam. Meski ini masalah pribadi mereka tapi ini masih di lingkungan sekolah. Sebagai ketua osis ia merasa ini merupakan tanggung jawabnya.
"Apa-apaan lo?"
"Ini sekolah, berhenti bikin onar kalau lo gak mau kena hukuman."
"Lo pikir gue peduli? Gausah ikut campur!"
Jeonghyeon tidak menghiraukan perkataan hanbin. Emosinya justru semakin terpancing. Untungnya ada Haruto dan Junhyeon yang terus menahannya dari tadi.
Sejak awal Jeonghyeon sibuk mencari Zihao, mereka udah susah payah nahan dia. Karena diantara mereka Jeonghyeon lah yang emosinya paling mudah tersulut.
"Gue gak tau apa-apa tentang Keita, gue juga gak ngapa-ngapain dia sampai dia gak ada kabar" Zihao akhirnya membuka suara.
"Lo kira gue percaya?"
"Jeong, sabar!" tegur Junhyeon yang masih setia menahannya.
"Mana bisa sabar kalau sahabat gue tiba-tiba ngilang gini!"
"Terus kenapa kita lihat Keita nangis setelah kejadian itu, Zi?" tanya Haruto dengan hati-hati.
Jongwoo yang sedari tadi memilih diam gara-gara dibentak Jeonghyeon terlihat sedikit khawatir dengan apa yang akan Zihao katakan.
"Kita confess"
Seisi kantin seketika sunyi setelah 2 kata itu keluar dari mulut Zihao. Bahkan gak ada pergerakan sama sekali dalam beberapa detik.
"M-maksud lo apa Zi?"
Bukan Haruto, Jeonghyeon, maupun Junhyeon. Tapi Park Hanbin yang bertanya dengan ragu.
"Keita nyatain perasaannya ke gue, dan juga sebaliknya."
Dang! Pengakuan macam apa itu? Seorang berandal kaya Keita dan waketos kebanggaan sekolah saling suka?
Kantin langsung berubah menjadi ribut. Mereka masih gak percaya akan hal ini. Hanya Jongwoo yang tidak kaget meski dia sempat shock juga karena Zihao dengan santainya mengatakan itu.
Ah, mungkin Jongwoo harus belajar dari Zihao untuk menyatakan perasaannya ke orang yang dia suka.
Di sisi lain ada Park Hanbin yang menatap Zihao dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia juga tidak percaya kalau wakilnya ini menaruh rasa ke orang yang setiap hari dia hukum.
Ketiga sahabat Keita itu juga masih shock. Bahkan mereka tetap dengan posisinya, dimana Junhyeon dan Haruto yang berusaha menahan Jeonghyeon agar tidak menyerang Zihao.
Meski mereka tau kalau Keita selama ini menyukai Zihao. Tapi gak nyangka bakal kaya gini. Herannya kenapa Keita nangis padahal Zihao membalas perasaannya.
"Ooh jadi yang waktu itu nangis di belakang sekolah itu kak Keita?"
Mereka langsung menoleh ke sumber suara. Jongwoo seketika melotot ketika tau si pemilik suara.
"Tau apa lo cil?" tanya Junhyeon ke Yujin.
"Ha?" gumam Yujin yang agak lemot.
"Ooh..maksudnya waktu itu Yujin sama kak Jongwoo deng-""Gak, gak..jangan di dengerin omongan bocah"
Jongwoo membekap mulut Yujin dan mencoba menutupi sesuatu. Mereka curiga, terlebih lagi Zihao. Jongwoo mencoba meyakinkan agar mereka tidak perlu mengacuhkan perkataan Yujin.
"Zihao, gue gak ngerti gimana hubungan lo sekarang sama Keita," ucap Haruto dengan tenang.
"Tapi gue minta tolong supaya lo hubungin Keita karena terakhir kali dia interaksi sama lo. Kita khawatir karena gak biasanya dia kaya gini. Gue gak mau nambah masalah, dan ini juga ada hubungannya sama privasi kalian. Jadi gue mohon lo ngerti," kata Haruto yang kemudian menyeret Jeonghyeon dan Junhyeon keluar dari kantin.
Gak lama setelah itu Zihao berjalan keluar diikuti Jongwoo yang mengomeli Yujin. Meninggalkan kondisi kantin yang masih panas.
"Jadi selama ini gue lo anggap apa Zi? Gue kira dengan posisi ini bisa buat gue lebih mudah dapetin lo. Ternyata gue salah ngebiarin dia bisa deket sama lo,"
Bahasanya agak kasar di chapter ini, jadi harap maklum ya.
Hope you guys enjoy this story and sorry for any mistakes.
Thanks!07 May 2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, please!
Novela Juvenil"Lo kenapa mau sama gue?" "Karena kita sama" "Maksud lo?" "Sama-sama brengsek." For Zikei