Waktu udah menunjukkan tengah malam. Ricky baru saja sampai di rumahnya. Terlihat lampu sudah mati. Itu tandanya kakak sepupunya sudah tidur.
Dia masuk ke rumah dengan hati-hati karena minim penerangan. Pintu tidak dikunci membuat Ricky sedikit mendengus sebal. Dia harus sabar-sabar kalau tidak mau terkena darah tinggi di usia muda.
Dia langsung melangkah menuju ke dapur untuk mencari minum. Tanpa memperhatikan sekitar karena memang gelap tidak terlihat apa-apa.
Segera dia mengambil air dari kulkas. Sebelum sebuah tepokan pundak membuatnya menoleh dan menyemburkan air yang ia minum.
"Anj*ng setan!" teriaknya.
"Ini gue bukan setan! Main lo sembur-sembur aja."
Perkataannya membuat Ricky sadar. Suara yang dia kenal. Atau setan yang meniru suara itu?
"Serius gak nih?" selidik Ricky yang mendapat pukulan di kepalanya.
"Ya lagian lo kenapa tiba-tiba di belakang gue sih bang?" tanya Ricky dengan mengusap kepalanya.
"Gue mau minum, minggir!"
"Tumben lo jam segini belum tidur?" tanyanya dengan menggeser badannya menjauh dari sana.
"Habis balapan lo?" tanya Jeonghyeon menyusul Ricky duduk di ruang makan.
"Orang kalau ditanya itu dijawab, bukan balik tanya!"
"Gak bisa tidur."
"Dih, biasanya juga sana sini molor kerjaannya."
"Mulut lo Ky!"
Setelahnya mereka hanya diam. Tidak tau harus melakukan apa malam-malam begini. Siang saja mereka isinya ribut terus.
Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sampai Ricky memilih berdiri untuk pergi dari sana. Namun, pergerakannya terhenti karena Jeonghyeon yang menahannya.
"Mau kemana lo?"
"Tidur lah!"
"Malem minggu gak usah tidur. Sini dulu lo," ucap Jeonghyeon menarik Ricky paksa.
"Mau ngapain sih elah mana gelap-gelapan gini."
"Gue mau tanya,"
"Apaan?"
"Lo habis ketemu Levi?" tanya Jeonghyeon.
Ricky memutar bola matanya malas. Itu lagi, batinnya. Jujur saja dia bosan akhir-akhir ini dapat pertanyaan itu terus. Meskipun sebenarnya dia juga cukup penasaran akan hal ini.
Sedangkan Jeonghyeon masih menunggu jawaban Ricky tanpa tahu ekspresi kesalnya saat ini.
"Lo kenapa sih bang nanyain Levi mulu?" tanya Ricky yang terdengar serius.
Jeonghyeon hanya diam tidak merespon pertanyaan Ricky. Sebenarnya dia sedikit bingung ingin menjawab apa.
Dia hanya penasaran sampai saat ini. Tanpa tahu apa yang akan dia lakukan setelah mengetahui faktanya. Diluar masalah yang sebenarnya terjadi sama sahabatnya, Keita.
"Sebenernya ada apa? Lo ada urusan sama orang yang namanya Levi?"
Jeonghyeon masih tetap diam. Dia bingung haruskah dia ceritakan ini ke orang lain? Bahkan sahabatnya saja tidak tahu.
Tak lama dia mengotak-atik ponselnya. Menunjukkannya ke Ricky yang sekarang sedang menyipitkan matanya untuk meyakinkan foto orang yang terdapat di ponsel itu.
"Bang Levi?" gumam Ricky. "Lo dapet fotonya dari mana?"
"Dia Zihao."
"Hah?"
"Lo inget kan kalau lo pernah nunjukin foto yang lo bilang itu Levi temen lo?" tanya Jeonghyeon yang diangguki Ricky.
"Tapi pas gue lihat orang yang ada di foto itu gue tahu kalau itu Zihao," lanjutnya.
"Apa mereka orang yang sama Ky?"
Ricky tampak bingung. Dia masih tidak paham. Sebenarnya dia juga tidak terlalu peduli. Namun, di sisi lain dia juga penasaran.
Sebenarnya ada apa sih? Apa hubungannya Levi dan Jeonghyeon? Ditambah lagi fakta anyar yang dia dapat, Keita dan Krystian.
"Gue gak tau bang," jawabnya singkat.
Jeonghyeon menghembuskan napas pelan. Masih berusaha untuk mencari informasi tentang Levi.
"Kalau gue boleh tau, Levi yang lo kenal itu gimana?" tanya Jeonghyeon dengan hati-hati.
Tidak ada jawaban. Ricky semakin bingung harus menjawab apa. Dia tahu kakak sepupunya sedang mengumpulkan informasi tentang orang itu. Tapi apa perlu menceritakan temannya ke orang lain?
Namun, masalahnya orang itu Levi. Orang yang sangat dia usahakan untuk tidak dikenal oleh keluarganya.
"Bukan hak gue cerita kaya gini bang. Sebenernya gue gak terlalu tahu tentang bang Levi," jawab Ricky.
Jawaban yang membuat Jeonghyeon merasa kecewa. Dia masih berusaha membuat Ricky agar memberikan informasi tentang Levi.
"Bang Levi itu orangnya tertutup. Dia bukan tipe orang yang bakalan cerita kalau ada masalah."
Jeonghyeon diam mendengarkan, dia menunggu Ricky yang akan melanjutkan ucapannya.
"Gue tahu siapa anak-anak lain sampai keluarganya. Tapi untuk bang Levi gue gak tau," lanjutnya. "Satu hal yang gue tahu tentang dia. Dari awal gue kenal, dia selalu bareng sama satu orang."
Ricky melirik Jeonghyeon ragu-ragu. Perlu ia lanjutkan atau tidak perkataannya. Apa dia kabur saja dari pembicaraan ini? Sedangkan disampingnya, Jeonghyeon semakin penasaran.
Ricky menghela napas pelan. Meyakinkan dirinya sendiri.
"Salah satu orang yang ada di foto tadi, bang Jongwoo. Dia sahabatnya."
Jeonghyeon sedikit membuka mulutnya. Mencoba mencerna perkataan adik sepupunya itu.
Jawaban yang tidak dia duga. Fakta yang sama sekali tidak terlintas di pikirannya.
"Bang, gue mohon jangan bikin masalah tambah rumit. Gue cerita ini buat lo cukup tahu, jangan ikut masuk lebih dalam" tutur Ricky kemudian pergi dari sana.
Dia menuju kamarnya. Sedikit membanting pintu lalu menguncinya. Tangannya mengacak rambut frustasi.
"Ricky goblok! Lo habis ngapain?" kesalnya.
"Bang, sorry gue cerita tentang lo. Gue harap bang Jeonghyeon gak berbuat lebih," ucapnya sambil menjambak rambutnya sendiri.
Sesuai yang kubilang, double update!
Makasih buat yang udah sempetin baca. Hope you guys enjoy this story, and sorry for any mistakes.
23 May 2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, please!
Teen Fiction"Lo kenapa mau sama gue?" "Karena kita sama" "Maksud lo?" "Sama-sama brengsek." For Zikei