07

365 50 6
                                        

Halaman SMA Putra Bangsa sudah sangat ramai. Dipenuhi para siswa yang juga berasal dari sekolah lain. Mereka bahkan terlihat membawa beberapa properti untuk mendukung tim sekolah mereka.

Beberapa menit lagi sepertinya pertandingan akan dimulai. Para panitia yang mengurus kegiatan ini mulai menggiring mereka agar memasuki lapangan indoor dan mengatur mereka sesuai tempat yang disiapkan.

Tidak lama kemudian terdengar pemberitahuan jika kedua tim yang akan bertanding akan memasuki lapangan. Seketika para pendukung bersorak untuk tim masing-masing.

Sorakan kian lantang ketika satu persatu pemain tampak memasuki area lapangan. Satu dari dua tim itu merupakan tim SMK Putra Bangsa selaku tuan rumah grup B.

Kapten dari masing-masing tim maju untuk melakukan pengundian posisi. Jeonghyeon selaku kapten SMK Putra Bangsa yang menang. Tak lama pertandingan dimulai.

Pertandingan berjalan cukup sengit hingga pertengahan babak kedua. Teriakan dari pendukung masing-masing tim semakin memenuhi ruangan. Hingga wasit meniup peluit panjang, pertandingan berakhir dengan skor imbang.

Kedua tim ini nantinya akan bertanding lagi melawan tim lain yang berada di grup B. Dijadwalkan pertandingan babak penyisihan berakhir besok. Dengan 4 pertandingan untuk hari ini, dan 2 pertandingan digelar besok. Sehingga masing-masing tim akan bertanding dua kali hari ini.

SMK Putra Bangsa akan bertanding terakhir sekitar pukul 3 sore. Saat ini para pemain berada di ruang ganti. Beristirahat sejenak sekaligus mengatur beberapa strategi sesuai instruksi pelatih.

Pembelajaran minggu ini ditiadakan untuk sementara. Namun, bukan hanya tim futsal yang sibuk dengan pertandingannya. Tapi juga anggota osis yang berperan sebagai panitia.

Mereka sibuk mengurusi bagiannya masing-masing. Untuk acara kali ini ketua pelaksana diserahkan ke Zihao. Itu atas permintaan pelatih karena menurutnya Zihao bisa menanganinya. Tentu saja ini atas rekomenasi anak-anak tim.

Disini Zihao lebih aktif berinteraksi langsung dengan tim futsal karena ia diminta pelatih untuk membantunya menyiapkan beberapa hal yang diperlukan tim. Kemudian ia akan menyampaikan dan mengkoordinir anggotanya.

Zihao sibuk kesana kemari mengarahkan setiap divisi. Apalagi yang tugasnya membantu tim-tim lain. Dan itu tidak luput dari penglihatan Keita.

Keita sedikit kasihan melihatnya. Ia pikir ketupel tidak akan sampai segitunya, cukup mengerahkan anggotanya melalui monitor. Tapi ini Zihao harus lari-larian. Apa mereka tidak bisa mengurus pekerjaannya sendiri-sendiri?

Melihat Zihao yang sedang senggang, Keita lantas mendekatinya. Ia sebenarnya juga tidak tahu ingin melakukan apa.

"Nih,"

Zihao sedikit kaget ketika tiba-tiba ada tangan yang mengulurkan minuman kepadanya. Perasaan tadi tidak ada orang di sampingnya. Tiba-tiba ada tangan nongol di depan wajah, pikirnya. Maklum Keita terlihat kecil di sampingnya.

"Makasih," ucap Zihao menerimanya.

Zihao segera meminumnya karena kalau boleh jujur dia sudah haus dari tadi, tapi belum sempat untuk sekedar mengambil minum. Syukur ada Keita yang memberinya minuman.

Keita diam di tempatnya memandangi Zihao. Ia bingung mau melakukan apa. Mau pergi tapi badannya masih mau disana. Mau mengajak Zihao bicara juga bingung, mengingat sampai saat ini ia masih tidak mau banyak berinteraksi dengan Zihao.

"Kamu gak balik ke ruang ganti Kei?"

"Kamu ngusir aku?" tanya Keita polos.

"Eh, bukan gitu maksudnya. Itu pertandingan kan bentar lagi mau mulai, kamu harus siap-siap," kata Zihao menjelaskan.

"Oh yaudah aku balik dulu," pamit Keita terburu-buru.

Namun, pergerakan Keita terhenti ketika Zihao menahan lengannya.

"Nanti pulang bareng ya. Jangan pulang duluan, tungguin aku" ucap Zihao tersemyum lembut.

Keita yang melihat itu seketika meluluh. Astaga, Zihao bisa seperti ini kepada dirinya yang sangat susah diatur. Padahal kelakuannya selalu merepotkan Zihao sebelumnya. Ia hanya bisa mengangguk lalu memilih lari dari sana.

Interaksi keduanya tak lepas dari pandangan teman-temannya. Yang diam-diam mengintip dari ruang ganti. Dan juga dari beberapa orang lain.

"Itu, itu yang kemarin gue lihat dibonceng dia."

"Manis juga,"

"Gak usah aneh-aneh!"

"Gak janji."















Chapter ini bahasanya agak baku ya, dan lebih ke narasi. Aku tulis begini juga buat nyambung ke konflik cerita, dan beberapa chapter lagi kemungkinan dengan latar yg sama.

So, hope you guys enjoy this story, sorry for any mistakes, and thanks! See you!


09 May 2023

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang