15

261 42 5
                                    

Hari ini libur akhir pekan. Tak seperti biasanya Keita sudah bangun pagi ini. Hari sekolah saja dia bisa bangun jam 8. Sekolah berasa punya sendiri.

Dia lagi excited banget bahkan sudah siap-siap dari subuh. Alasannya karena pagi ini dia diajak Zihao jalan.

Setelah beberapa hal yang terjadi kemarin, dia jadi jarang ketemu sama Zihao karena keduanya jadi agak canggung. Sampai akhirnya kemarin Zihao ngajak Keita jalan.

Tentu saja Keita senang dapat tawaran itu. Karena jujur saja Keita kangen sama Zihao. Sampai dia inget dulu waktu dia yang setiap hari usaha biar bisa deket sama Zihaonya.

Masih pukul 7.40. Berarti 20 menit lagi Zihao bakal sampai di rumahnya. Pagi banget, terlalu niat Zihao ngajak jalan. Berasa mau berangkat sekolah kalau kata Keita.

Keita sudah siap, dia turun dan jalan ke teras depan buat nunggu Zihao. Sesekali dia melihat penampilannya di pantulan kaca jendela. Sampai terlihat pantulan sebuah motor yang berhenti di depan rumahnya. Bukan, itu bukan motor Zihao. Keita tahu itu.

"Kei!" teriak orang itu membuat Keita menoleh.

"Woy, kesambet apa lo pagi-pagi udah di depan rumah? Mana rapi lagi," tanya orang itu heran. Sedangkan Keita hanya membalasnya dengan cengiran.

"Lo mau kemana anjir jam segini? Biasanya juga masih molor."

Dia masih duduk di motornya dengan rasa penasaran. Sedangkan Keita masih setia dengan cengirannya.

"Nih anak ditanya malah kagak jawab!" kesalnya lalu turun dari motor dan berjalan masuk.

"Lo mau kemana sih anjir, ditanya cengar-cengir mulu. Kesurupan lo?"

"Ck, kenapa sih To masih pagi udah marah-marah?"

"Pake nanya lagi! Lo tuh, kalau ditanya tuh dijawab!" kesal Haruto.

"Hehe, gue mau jalan To."

"Jalan, kemana?"

"Gak tau, " jawab Keita dengan wajah polos.

"Lah, lo gimana mau jalan tapi gak tau kemana."

"Ya gue cuma ngikut aja."

"Emang lo mau keluar sama siapa sih?" tanya Haruto penasaran.

"Sama Zihao."

Seketika Haruto memutar bola matanya. Pantas saja sahabatnya seperti ini, batinnya. Dia hampir lupa ada oknum yang bernama Wang Zihao. Satu-satunya orang yang bisa membuat sahabatnya ini jadi orang yang berbeda dari biasanya.

"Lo udah baikan Kei?"

"Semua akan baik-baik aja To kalau kita berpikir dan menyikapinya dengan baik," ujar Keita.

"Dih, sok bijak banget nih bocah!"

Tak lama terdengar deru motor yang perlahan mendekat dan berhenti di dekat mereka. Ya, itu Zihao. Segera dia melepas helmnya dan berjalan ke arah mereka. Jangan lupa dengan senyum manisnya.

Kalau saja Zihao tidak dekat dengan Keita, mungkin Haruto juga akan jatuh ke pesonanya. Ah, tidak. Sekarang juga sudah, bahkan teman-teman lainnya. Tapi tidak lebih dari kata tertarik dan mengagumi. Jadi tenang saja.

"Pagi Kei, To" sapa Zihao.

Tuh, kan. Ah, Haruto iri rasanya. Dimana dia bisa dapat yang modelan Zihao begini ya? Dia sampai lupa kalau sekarang sedang jadi nyamuk diantara dua orang yang lagi kasmaran. Siapapun tolong kirimi Haruto jodoh!

"Yaudah gue pergi dulu ya Kei," pamit Haruto.

"Eh, iya To. Hati-hati ya salam ke bunda," ucap Keita halus yang diangguki Haruto disertai senyuman jahil.

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang