09

308 51 12
                                    

"Kecil-kecil boleh juga lo," ucap seseorang yang wajahnya terdapat beberapa luka lebam.

Tangannya mencengkeram dagu orang di depannya yang lebih kecil. Dia memberontak dari tahanan dua orang lainnya.

"Lepasin anj*ing!"

"Lo bisa diem gak sih?" bentak salah seorang yang menahannya.

"Bro, yakin gak dibawa aja nih? Ribet banget elah"

"Bentar, gue masih mau main-main"

Tatapannya kembali ke orang yang terus memberontak itu. Sudut bibirnya terangkat.

"Siapa nama lo?"tanyanya. Namun tak ada respon.

"Gue tanya nama lo siapa?"

"Gak usah banyak tanya lo, lepasin gue!"

Orang itu memukul wajah yang lebih kecil.

"Udah dipake Levi berapa kali lo?"

Yang ditanya mengernyit. Apa maksud pertanyaannya? Ia semakin memberontak hingga salah satu tangannya terbebas dari tahanan mereka.

Ia hendak memukul orang di depannya tapi keburu ditahan. Tangan orang itu terangkat ingin memukul balik. Sebelum seseorang datang melemparkan helm mengenai kepalanya.

"Jeong!"

Yang dipanggil tidak merespon, lebih fokus meladeni dua orang lainnya. Pergerakannya gesit menghindari pukulan maupun tendangan yang dilayangkan ke arahnya.

"Polisi!"

Tiga orang yang mendengar teriakan itu langsung menghentikan aksinya dan kabur.

"Kei, lo gak papa?"

"Gue gak papa Jeong, To" jawabnya.

Jeonghyeon orang yang tiba-tiba datang memukul tiga orang tadi. Dan Haruto yang teriak kalau ada polisi, padahal bohong.

Posisi mereka saat ini ada di gang komplek yang cukup sepi. Karena tiga orang tadi menarik Keita kesini sebelumnya.

"Mereka siapa?" tanya Haruto.

Keita hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa mereka bisa nyerang lo?" tanya Haruto yang lagi-lagi hanya mendapat gelengan kepala.

"Siapa Levi?"

Pertanyaan Jeonghyeon mampu membuat Keita mengalihkan atensinya. Darimana Jeonghyeon tahu nama itu?

"Kei, jawab! Gue denger orang tadi nyebut nama Levi."

Keita bingung harus menjawab apa. Apa dia harus jujur ke mereka. Tapi masalahnya ini Jeonghyeon, kalau dia tahu pasti dia akan lebih marah ke Zihao.

"Gak, mereka ngasal aja kali. Gue juga gak tau," elak Keita.

Dia memilih berbohong. Lagi pula apa yang mereka katakan juga belum tentu benar.

Jeonghyeon yang mendapat jawaban seperti itu semakin menggertakkan giginya. Dia tahu kalau sahabatnya ini berbohong.

Jeonghyeon pergi dari sana tanpa mengucapkan apa-apa. Melajukan motornya tanpa peduli Haruto yang meneriakinya.

"Lah anjir rumah gue masih jauh, ini gimana pulangnya!"

Ah, gara-gara dirinya jadi kaya gini, pikir Keita.

"To, nginep di rumah gue aja lah dari pada jalan," tawar Keita yang disetujui Haruto.

Beberapa waktu kemudian, di tempat lain terlihat Jeonghyeon membuka pintu rumah secara kasar. Membuat orang yang di dalam terkejut karena kedatangannya.

"Bang, itu sepatu jangan dipake masuk anjir. Lepas woy!"

Jeonghyeon gak peduli peringatan orang itu dan terus melangkah menuju kamar masih dengan sepatunya.

"Nih orang ya seenak jidatnya aja di rumah orang."

Gak lama Jeonghyeon keluar dengan pakaian yang udah ganti. Duduk di depan tv menyusul orang yang menegurnya tadi. Tapi dia hanya diam tampak berpikir.

"Levi siapa ya?" gumamnya.

Orang yang di sebelahnya menoleh.

"Kenapa lo nyebut nama Levi?"

"Kepo amat lo. Nonton aja gue gak ngajak ngomong lo," jawab Jeonghyeon ketus.

"Ye, gue nanya baik-baik ya!"

"Ck, lagian lo juga gak tau yang namanya Levi."

"Dih sok tau, orang gue kenal sama orang yang namanya Levi."

"Siapa?"

"Kepo amat lo," ucapnya meninggalkan Jeonghyeon.

"Ricky!"

Jeonghyeon mengejar orang yang berstatus sebagai sepupunya itu. Dia menggebrak pintu kamar Ricky sampai yang punya akhirnya membukakan pintu karena takut kalau pintunya jebol.

"Apaan sih? Udah tadi gak mau lepas sepatu, sekarang mau jebolin pintu kamar gue."

"Siapa Levi?"

"Ngapain sih lo nanyain Levi mulu?" tanya Ricky emosi.

"Jawab aja apa susahnya sih!"

"Ya ada pokoknya temen gue yang namanya Levi"

"Yang mana satu orangnya? Temen lo banyak"

"Iya lah, emang lo temenan ama kecebong komplek doang"

"Mulut lo ya, enak aja ngatain temen gue kecebong" ucapnya mau memukul Ricky.

Jeonghyeon kalau udah menyangkut sahabatnya mode senggol bacok.

Gak lama Ricky mengotak-atik handphonenya mencari sesuatu. Kemudian menunjukkannya ke Jeonghyeon.

"Tuh yang namanya Levi"

Jeonghyeon menatap layar handphone Ricky yang menunjukkan foto seseorang. Lebih tepatnya seseorang yang ia kenal. Dahinya mengernyit setelah mengetahui sosok itu.

Tatapannya kemudian beralih ke Ricky ingin meminta penjelasan.

"Apa lagi?"

"Kenal dari mana lo?"

Ricky diam sebentar gak langsung menjawab pertanyaan kakak sepupunya itu. Dia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

"Bukan urusan lo!"

Setelah mengatakan itu dia berbalik ingin memasuki kamarnya. Tapi lengannya ditahan oleh Jeonghyeon.

"Kenapa sih? Naksir lo sama Levi?" tanya Ricky kesal.

Jeonghyeon yang mendengar itu seketika melotot dan bergidik geli. Membiarkan Ricky yang buru-buru menutup pintu kamarnya.














Habis ini bakal jarang update, minggu ini juga udah sering update sih. Jadi nanti kalau update kemungkinan double up.

Jadi makasih buat yang ngikuti cerita ini. Hope you guys enjoy this story, and sorry for any mistakes. See yaa!!


13 May 2023

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang