05

404 50 7
                                    

Keempat orang itu berkumpul di rumah milik salah satu dari mereka. Berbicara ngalor ngidul setelah terjadi perdebatan ringan dan sedikit drama.

Meski saat ini salah satunya masih mendapat omelan ringan dari ketiganya. Mengingat kejadian beberapa hari lalu yang sampai membuat gempar satu sekolah.

"Terus sekarang lo sama Zihao gimana?"

"Gatau ah, bingung gue. Kenapa malah malu ya? Tapi makasih sih Jeong, gara-gara lo Zihao ampe khawatir ama gue" ucapnya dengan cengiran lucu.

"Yee malah seneng. Kita berdua yang kesusahan nahan nih anak gara-gara lo yang ternyata malah pulang kampung ke Jepang gak bilang-bilang"

Ya, ternyata Keita menghilang gak ada kabar karena kakeknya yang ada di Jepang waktu itu masuk rumah sakit. Jadi dia juga gak kepikiran buat kabarin teman-temannya.

Masalah confessnya sama Zihao dia juga udah ceritain semua ke sahabatnya. Juga sebaliknya mereka bertiga ceritain kejadian Jeonghyeon yang labrak Zihao sampai dia malah buat pengumuman confessnya.

Jujur aja Keita gak bisa nahan senyum dari tadi. Apalagi sekarang Zihao jadi lebih sering menghubungi dia.

"Besok lo harus masuk ya anjirr. Gila aja tinggal 4 hari lagi ini lomba," tuntut Junhyeon mengingat lomba futsal dimulai sebentar lagi.

"Iyaa, gue masuk. Gini-gini gue orangnya tanggung jawab kali. Kalau mau sampai malem dah kita latihan."

"Awas aja lo kabur, gue panggilin Zihao!"

"Jangan anjir, yang ada gak fokus gue!"

Mereka mengobrol ringan membahas tim futsal mereka. Bercerita tentang kegaduhan apa saja yang terjadi ketika Keita tidak ada. Bahkan ada drama yang dibuat Junhyeon sama Haruto sampai pelatih membatalkan latihan. Sesekali juga mereka menggoda Keita.

"Jadi sebenernya status lo ama si Zizi apa? Pacar bukan?" tanya Junhyeon sambil ngumpulin biji kuaci yang dia kupas.

Keita yang mendengar pertanyaan Junhyeon menoleh spontan dengan mata melotot. Sedangkan oknum yang ditatap membalas dengan tatapan bingung.

"Apa-apaan panggilan lo tadi?" sungut Keita.

"Yaelah gitu doang. Kan biar pas gue manggil elo Keke, jadi gue manggil Zihao pake Zizi."

Keita masih gak terima dengan alasan yang Junhyeon berikan. Masa sahabatnya punya panggilan khusus ke doinya tapi dia gak punya?

"Udah-udah, kaya gak tau si Jun aja lo. Kalau perlu lo bikin nama panggilan juga aja sana," lerai Haruto.

Keita tampak berpikir. Kira-kira apa ya nama panggilan yang pas buat Zihaonya?

"Gimana kalau Zao?"ujar Keita semangat.

"Bukannya itu panggilan yang biasa dipakai si ketos ya?" ucap Jeonghyeon.

"Emang iya?" tanya Haruto memastikan.

"Gue pernah denger sih. Selain itu si tetangganya yang sama chindonya juga manggil gitu deh."

"Lo diem-diem merhatiin orang juga ya Jeong"

Keita yang mendengar itu mendengus sebal. Ini kenapa orang-orang malah punya nama panggilan khusus ke doinya?

"Hao-hao aja Kei" usul Junhyeon.

"Lah itu mah nama tetangganya yang gue bilang tadi."

"Zio aja gimana?" Haruto ikut-ikutan.

Mereka terus mendebatkan nama panggilan Zihao dengan Jeonghyeon yang mengomentari nama usulan mereka yang gak cocok menurutnya.

"Ini kenapa malah kalian yang ribet sendiri sih?" ucap Keita melihat ketiga sahabatnya berdebat sendiri.

"Udahlah gue kasih nama panggilan si jamet aja."

Mereka bertiga seketika memutar bola matanya malas. Sia-sia mereka mengusulkan nama-nama lucu, ujung-ujungnya juga suka-suka Keita.

Biarin lah, biar beda sama yang lain. Nyentrik, pikir Keita.

"Ngomong-ngomong laper nih, cari makan bisa kali" ucap Junhyeon.

"Yee makan aja lo, tapi badan krempeng"

"Ya maka dari itu harus makan," bela Junhyeon.

"Ke depan aja yuk, gue lihat tadi baksonya mamang Minhyun buka tuh" usul Haruto yang disetujui lainnya.

Akhirnya mereka keluar dari kamar Keita dan turun menuju pintu depan.

Asyik berjalan sambil bercanda, mereka gak nyadar kalau ada orang yang berdiri di depan pintu rumah. Sampai Keita yang terakhir keluar dan menutup pintu kemudian mereka berbalik.

Begitu terkejutnya mereka ketika melihat orang itu dengan pakaiannya serba putih serta masker dan kacamata hitam. Ditambah lampu teras rumah Keita yang mati padahal ini malam hari.

"Anj*ng setan!"

Orang tersebut yang sadar langsung membuka tudung hoodie sekaligus barang yang menutupi wajahnya.

"Eh, eh ini gue manusia."

Mendengar suara yang mereka kenali akhirnya keempat orang itu berhenti berteriak dan menatapnya.

"Zihao?"

"Anj*ng banget emang nih orang satu" umpat Jeonghyeon.

Kayanya dia bener-bener kemusuhan sih sama Zihao.

Berbeda dengan yang lainnya, Keita justru kabur ketika mengetahui sosok itu merupakan Zihao. Seketika ia kembali masuk dan menutup pintu dengan keras.

"Loh, Kei kenapa kita malah ditutupi pintu?" teriak Haruto yang mencoba menyusul Keita namun pintunya terkunci.

"Anjir gara-gara elo nih!" maki Jeonghyeon ke Zihao

Zihao yang tiba-tiba dituduh tentu bigung. Kan dia datang baik-baik. Kenapa Keita malah kabur pas lihat dia?

Malam itu berakhir dengan keempat orang tersebut pulang dengan rasa terpaksa karena diusir sama adik Keita.














Setiap habis nulis untuk chapter lanjutannya, rasanya pengen cepat-cepat aku publish ini penghuni draft. Yang niat awalnya mau double update seminggu sekali malah jadi setiap hari.
Yaudah lah gemes banget aku sama zikei.

Makasih buat yang udah mampir, hope you guys enjoy this story!!
And i'm sorry for any mistakes.


07 May 2023

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang