16

179 34 10
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 20 menit lalu. Tapi salah seorang siswa tidak beranjak dari bangkunya sejak tadi.

Matanya sibuk menatap layar ponselnya yang menunjukkan roomchat dengan seseorang. Namun jarinya sama sekali tidak bergerak. Sepertinya dia sedang menunggu pesan dari seseorang.

Dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Dilihatnya halaman depan sekolah yang sudah sepi. Hembusan napasnya sedikit berat. Raut wajahnya tampak berubah menjadi bosan.

Tak lama ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk. Sudut bibirnya seketika tertarik setelah melihatnya. Dengan terburu-buru dia berdiri dan mengambil tasnya lalu berlari keluar kelas.

Hanya beberapa menit sampai dia menghentikan langkahnya. Menatap pintu kayu di depannya yang masih tertutup rapat. Dia memilih mendudukkan dirinya di sebuah bangku yang ada disana. Mengecek kembali ponselnya.

Masih berusaha mengatur napasnya setelah berlari menuruni 2 lantai. Sambil sesekali melirik pintu kayu. Jemarinya bergerak acak mengetuk-etuk kakinya.

Sampai terdengar suara pintu yang terbuka. Spontan dia berdiri dan berjalan mendekat. Dilihatnya orang yang berpakaian sama dengannya dari balik pintu. Namun, dengan raut wajah yang berbanding terbalik dengannya.

"Ngapain lo disini?" tanya orang itu yang belum sepenuhnya membuka pintu.

Yang ditanya tidak menanggapi. Dia sibuk melihat ke dalam mencari seseorang. Namun pandangannya terhalang orang di depannya ini. Ah, dia terlalu tinggi.

"Lo sebenernya mau ngapain sih celingak-celinguk di depan ruang osis?" tanya orang yang masih berdiri di ambang pintu.

Pertanyaan itu mampu membuat atensinya tertarik. Dia menatap orang itu sebentar lalu kembali menatap ke dalam.

"Nungguin Zihao," jawabnya.

"Buat apa nungguin Zihao?"

"Kepo amat sih lo!"

"Gue nanya baik-baik," ucap orang itu.

"Ya buat pulang bareng lah!"

"Emang Zihao mau pulang bareng lo?"

Pertanyaan itu seketika membuat raut wajahnya berubah. Menatap tidak suka orang di depannya.

"Kenapa belum keluar Han?" tanya seseorang dari dalam. "Eh, Keita!"

Yang dipanggil mendongak melihat. Bibirnya kembali tersenyum setelah tahu siapa yang memanggilnya. Tangannya terangkat melambai yang kemudian dibalas serupa.

Orang yang sedari tadi berdiri di pintu menggeser tubuhnya. Memberi ruang yang lain dari dalam.

"Nungguin lama ya?"

"Enggak kok."

"Yaudah yuk pulang!" ajaknya. "Han, gue pulang duluan ya."

Yang dipanggil Han hanya mengangguk pelan. Sedangkan Keita buru-buru menarik orang yang sejak tadi dia tunggu.

"Buru-buru amat sih Kei, kenapa sih?"

Seketika Keita menghentikan langkahnya. Membuat yang ditarik kaget dan hampir terjungkal. Untungnya sudah lumayan jauh dari ruang osis. Jadi tidak akan ada orang yang melihat.

"Park Hanbin gak suka banget ngelihat aku deket sama kamu," ucap Keita tiba-tiba.

"Hah?"

"Kamu sadar gak sih Zi kalau dia suka sama kamu?"

Yang ditanya hanya diam berkedip. Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gak mungkin kan kamu gak tau?" tanya Keita menuntut.

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang