Babak final pertandingan futsal antarsekolah. Menampilkan dua tim terakhir yang tersisa, SMA Putra Bangsa melawan SMA Bimasatya.
Pertandingan kali ini akan lebih seru. Para suporter dari masing-masing tim memenuhi setiap tribun. Bahkan sampai ada yang di luar karena tidak cukup. Nyanyiannya bersautan dari dalam dan luar.
Para pemain mulai memasuki lapangan. Diiringi teriakan para suporter mereka melangkah penuh percaya diri.
Seperti biasa, saat pertandingan akan dimulai kedua tim akan saling bersalaman sebagai bentuk rasa respect. Namun, ada yang sedikit berbeda kali ini. Ketika Keita melihat lawan yang menjabat tangannya saat ini.
Orang itu tersenyum ke arahnya. Namun, arti senyuman itu memiliki maksud yang berbeda bagi Keita.
"Hai, kita ketemu lagi"
Keita hanya menatap orang itu tanpa berniat membalas sapaannya.
Pertandingan pun dimulai. Masih di menit-menit awal, tapi kedua tim bermain cukup sengit. Hingga berakhirnya babak pertama skor masih imbang, 1-1.
Jeda 15 menit dimanfaatkan oleh masing-masing tim untuk mengatur strategi. Ada beberapa pergantian pemain juga. Lebih tepatnya tim lawan, sepertinya mereka lebih siap memenangkan babak kedua ini.
"Keita"
Yang merasa namanya dipanggil menoleh. Menemukan sosok yang sangat ia kenal berdiri di sebelah tangga tribun. Tidak jauh dari posisinya saat ini.
Sosok tersebut mengangkat handphonenya. Di layar handphonenya terdapat tulisan yang ia tujukan ke Keita. Keita yang melihatnya hanya mengangguk menyembunyikan senyumnya.
Tak lama babak kedua pun dimulai. Perjalanan pertandingan masih sama seperti babak sebelumnya. Hanya saja permainan tim lawan lebih garang di bandingkan sebelumnya. Meskipun belum ada yang mampu merobek gawang masing-masing lawan.
Memasuki menit-menit terakhir. Posisi bola saat ini berada di kaki Keita. Mulai memasuki area lawan dan melewati beberapa pemain. Dia hanya sendiri, dengan dua pemain lawan yang terus melakukan pressing kepadanya.
Ketika lolos dari tekanan tadi dia segera mendekati area gawang untuk melancarkan serangannya. Sebelum salah satu pemain bertahan melakukan tackling ke arahnya.
Permainan garangnya mampu menggagalkan serangan Keita. Sekaligus menghentikan pergerakannya karena Keita yang sekarang sedang meringkuk di lapangan memegangi kakinya.
Tim medis segera masuk ke lapangan setelah wasit mengeluarkan kartu merah. Pemain sekaligus kapten tim yang melakukan pelanggaran itu keluar dari lapangan dengan senyuman licik. Hal itu diam-diam tertangkap mata seseorang.
Di sisi lain Keita telah di bawa ke ruang perawatan karena tak bisa melanjutkan pertandingan. Tim medis segera menangani Keita yang untungnya tidak mengalami cedera cukup parah.
Pertandingan belum usai ketika tim medis selesai menangani Keita. Namun seseorang tiba-tiba masuk dengan wajah panik. Keita terkejut melihatnya.
"Zihao, kok lo ada disini?
"Kei, kamu gak papa kan?" tanya Zihao panik tanpa peduli pertanyaan Keita.
"Enggak, gak papa kok. Cedera dikit doang," jawab Keita santai.
"Cedera mana ada yang gak papa."
"Lagian lo kenapa ke sini sih, bukannya ngurusin acara"
"Biarin, anak-anak bisa ngurus sendiri kok. Yang penting kamu beneran udah gak papa kan?"
Keita yang melihat Zihao khawatir begini jadi teringat kejadian beberapa hari lalu. Apa iya, Zihao yang sebaik ini aslinya gak seperti yang dia tahu.
Keita jadi kepikiran. Kalau mereka cuma mengada-ngada, kenapa sampai berbuat sejauh ini? Iya, sampai membuat Keita cedera. Gak mungkin cuma akal-akalannya saja agar timnya bisa menang.
Ditengah-tengah Keita yang sedang bergelut dengan pikirannya, teman-temannya datang. Ya, pertandingan telah selesai dan kemenangan menjadi milik SMA Putra Bangsa.
Keita yang mendengar itu sangat senang. Meskipun dia harus mengalami cedera setidaknya hasilnya membuat dia lega.
"Ah pantes aja cepet sembuh, orang ditemenin doi" goda Junhyeon.
Keita melotot mendengarnya, temannya yang satu ini sangat ceplas-ceplos tidak tahu kondisi. Sedangkan Zihao hanya tersenyum tipis.
"Lo beneran udah gak papa? Beneran bukan cedera serius kan?"
"Gak papa, To. Tadi dokter udah jelasin kok, dan udah bisa pulang."
"Syukur deh, kalau mau pulang sekarang atau nanti bilang ya biar kita anter," ucap Haruto.
"Gak usah, To. Biar gue aja yang anter Keita. Berhubung gue gak bawa motor, jadi biar sekalian" ucap Zihao.
"Biar kita aja. Lo kan harus ngurus anak panitia," tolak Jeonghyeon dengan nada yang kurang enak.
Junhyeon dan Haruto yang mendengar perkataan Jeonghyeon sedikit was-was. Ada masalah apa lagi ini. Kemarin-kemarin justru dia yang menyarankan Keita untuk pulang bersama Zihao.
"Yaudah lah kita pulang bareng-bareng aja nanti. Sekarang kalian istirahat dulu aja disini," ucap Keita menengahi yang diiyakan oleh mereka.
"Kalau gitu gue cariin makan dulu ya, pasti tadi belum sempet makan apa-apa kan" tawar Zihao.
"Zizi tau aja deh"
"Tunggu bentar ya,"
"Eh, gue ikut" ucap Jeonghyeon mengikuti Zihao keluar ruangan.
Mereka berjalan beriringan tanpa ada yang memulai percakapan. Menurut Zihao sih gak perlu ngomong kalau gak penting. Tapi kalau kata Haruto sih mereka gak akan ada obrolan kalau setiap ketemu saja hawanya kaya mau perang.
Kalau belum sama Keita mah mungkin bakal Haruto jodohkan itu mereka berdua.
"Levi"
Mereka berhenti. Lebih tepatnya Jeonghyeon mengikuti Zihao yang telah berhenti lebih dulu.
"Kenapa berhenti?"
"H-hah?"
"Levi, lo kenapa?" tanya Jeonghyeon dengan tersenyum miring.
"Maksud lo apaan?"
"Gue bukan Keita yang lebih milih diem cuma karena orang yang dia suka," ucap Jeonghyeon pelan lalu pergi meninggalkan Zihao yang masih mencerna perkataan Jeonghyeon.
Keluarin aja lah draft ini..berhubung Zihao bikin ngereog malem-malem
Emang boleh ya semanis ini? Munduran dikit ge, gantengnya kelewatan
Pengen minta tips ke Lay ge dapetin modelan gini gimana caranya.
Dah lah yaa see you again, hope you guys enjoy this story, and sorry for any mistakes. Bye bye..
Doain dapet 1 aja modelan Zihao, Lay, atau D.O. beserta paman-paman Zihao lainnya yaa!!
14 May 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, please!
Teen Fiction"Lo kenapa mau sama gue?" "Karena kita sama" "Maksud lo?" "Sama-sama brengsek." For Zikei