24

157 22 1
                                    

Malam ini hawanya sedikit terasa panas. Entahlah mengapa cuaca akhir-akhir ini menjadi tidak menentu. Terlihat beberapa orang memilih untuk berada di luar rumah, entah itu hanya di teras atau pergi ke tempat lain. Termasuk Keita salah satunya. Sungguh malang nasibnya ketika memasuki hari libur justru mengetahui dirinya ditinggal di rumah seorang diri. Ya, bingung yang dia rasakan ketika bangun pagi melihat rumahnya tak ada penghuni lain. Ketika dia mencari tau,  ternyata orang tuanya ada urusan ke luar kota, dan sudah pasti bersama adiknya.

Maka dari itu mengapa dia hanya duduk sendirian di bangku depan minimarket dengan beberapa makanan maupun minuman saat ini. Dirinya masih tak habis pikir dengan kedua orang tuanya yang dengan santainya sering meninggalkannya sendirian di rumah tanpa bilang apa-apa. Mentang-mentang dia sering keluyuran dan jarang di rumah. Untung saja setelah ini sekolah libur, dia tak perlu khawatir jika tak bisa bangun dari tidurnya secepat mungkin.

Namun, kesal juga rasanya. Teman-temannya juga tidak ada yang mau menemaninya untuk tinggal di rumah. Ajakan keluar malam ini saja ditolak karena beberapa alasan yang mereka buat-buat, tumben sekali memang. Atau mungkin memang mereka mulai tak ada pemasukan karena tak ada kegiatan sekolah. Yang pasti itu membuat keita terdampar di tempat ini sekarang. Dengan mulut yang terus mengunyah dan mata yang memperhatikan orang berlalu lalang.

"Sendirian aja?" ucap seseorang menginterupsi Keita. Mendudukan dirinya di bangku lain ketika Keita masih dengan keterkagetannya.

"Anjir ngagetin gue aja lo!" bentak Keita.

"Salah sendiri ngelamun sih lu, kesambet baru tau rasa!" balas orang itu membuat Keita kesal.

"Ngapain disini, jangan-jangan lu ngikutin gue ya?" Keita bertanya penuh selidik dan menatapnya tak suka.

"Dih geer amat lu, atau lu emang mau gue ikutin?" sarkasnya membuat keita terlalu malas dengan orang itu. Kenapa dia menjadi sering bertemu dengan orang di sampingnya itu.

"Kenapa lo selalu sendiri akhir-akhir ini, kemana Levi? Ah, maksud gue Zihao."

Mendengar pertanyaannya hanya membuat Keita merotasikan bola matanya. "Mana gue tau, harusnya lo tau dong keberadaan musuh lo sendiri!"

"Sok tau! Oh ya lo kan pacarnya, pasti dia bilang gue musuhnya," balasnya dengan terkekeh.

"Ck, gue bukan pacarnya. Gak usah sebut-sebut dia!" bentak Keita. Entah semenjak kejadian itu rasanya malas sekali hanya sekedar mendengar namanya. Tidak ingat apa saja yang dulu dia lakukan agar mendapat perhatian dari Zihao.

"Oh, jadi lo jomblo nih? Gue deketin boleh?" tanyanya dengan nada menggoda.

Keita yang mendengar itu seketika mengerutkan dahinya dengan mata melirik tajam. Wajahnya perlahan memerah, rasa kesal bercampur malu dia rasakan. "Apaan sih lo? Lo Krystian bukan sih? Dari kemarin aneh mulu," ucapnya keheranan.

"Ya meskipun sama-sama nyebelin sih," lanjutnya lirih.

Mengetahui responnya, Krystian hanya terkekeh. Tangannya bergerak meraih rokok beserta korek api. "Kenapa gitu? Emang gak boleh kalau gue jadi temen lo?"

Tak ada balasan. Hanya dengusan yang terdengar. Krystian masih mencoba menunggu respon dari Keita ditemani kepulan asap dari rokoknya. Namun, tak lama Keita terlihat berdiri dari kursinya.

"Mau kemana lo?" tanya Krystian.

"Nyari tempat bebas asap rokok buat makan!" jawabnya dengan sedikit penekanan kemudian melangkah pergi dari sana.

Ah, sial sekali dia hari ini. Ingin menikmati waktu sendirinya justru ada saja gangguan yang muncul. Belum lagi saat ini, muncul lagi gangguan lain. Jalannya dihadang oleh sahabatnya dan satu orang lain yang tak asing untuknya. Padahal belum juga dia meninggalkan area tadi.

"Si anjir tadi diajak main gak mau, ini malah keluar jalan-jalan!" makinya.

"Eh, apaan gue cuma mau cari makanan ini bukan mau nongkrong."

"Halah alasan lo Jeong. Bilang aja lo males ama gue, unfriend lah kita!" bentaknya lalu berjalan melewati mereka berdua.

"Lah, kenapa malah dia yang marah-marah? Harusnya kan gue yang minta penjelasan kenapa dia ngobrol ama tuh orang," gumam Jeonghyeon yang heran melihat tingkah sahabatnya.

"Ky, kenapa lo liatin dia kaya gitu? Lo kenal?" tanyanya dengan memandang ke arah bangku minimarket dan orang di sampingnya secara bergantian.

"Lo punya utang penjelasan ke gue!" ucap Jeonghyeon lalu berjalan lebih dulu.

"Ah tai lo. Tuh orang juga ngapain sih pasti mau cari gara-gara sama bang Levi. Ck, kudu laporan lagi dah gue."



Sedangkan di tempat lain ada Jongwoo yang sedang menenani sang sahabat, Zihao. Dirinya bosan sedari tadi hanya melihat sahabatnya itu sibuk berkutat dengan laptop. Padahal niatnya datang ke rumahnya untuk mengajak main setelah sahabatnya ini benar-benar telah sembuh.

"Lo tuh baru aja sembuh bro, ngeyel banget sih pengen bantu-bantu di kantor bokap. Entar down lagi siapa coba yang susah? Ya gue lah!" ucap Jongwoo.

"Ya habisan liburan mau ngapain? Bosen gue ama lo mulu. Tiap Papa di rumah juga gak bisa nongkrong sama anak-anak," balas Zihao.

"Dih tega bener ngomong begitu. Ya ngapain kek, nerusin yang kemarin bikin Keita balik caper lagi ke lo kaya dulu gitu kan bisa!" timpalnya memberi saran.

"Tapi ngomong-ngomong soal Keita nih, lo harus hati-hati sama Krystian."

Topik itu akhirnya mampu membuat Zihao mengalihkan perhatiannya dari benda di depannya. "Maksud lo apaan?"

"Beberapa hari lalu gue ngelihat dia ngobrol sama Keita," jawabnya.

"Tau dari mana lo? Lo kan selalu bareng sama gue."

"Ya... maksud gue, gue--"

"Bohong lu ya!" potong Zihao.

"Enggak anjir! Gue dapet laporan dari anak-anak yang gak sengaja ngelihat mereka berdua waktu itu. Gue takut dia ada rencana buruk ke Keita," jelas Jongwoo dengan buru-buru. "Dan lagi, menurut gue lo jangan terlalu deket sama Han deh."

Wajah Zihao kembali lagi dengan ekspresi semula. Dia menatap Jongwoo heran karena mengatakan hal itu. "Kenapa jadi bawa-bawa Hanbin?"

Sekarang Jongwoo tampak bingung mendapat pertanyaan seperti itu. Dia ragu dengan alasan dari perkataannya untuk memberikan penjelasan kepada sahabatnya ini. Sedangkan Zihao kini sudah sepenuhnya mengarahkan atensinya kepadanya.

"Bro, gue gak bermaksud buruk. Gue cuma mau kasih tau satu hal yang menurut gue sedikit mencurigakan. Jadi waktu itu gue sempet ngobrol sama Junhyeon, di sela-sela itu dia keceplosan pas dia tanya-tanya tentang Hanbin ke gue." Jongwoo menjelaskan apa yang dia dengar dari Junhyeon mengenai Hanbin.

"Dari ciri-cirinya, gue curiga orang yang Hanbin temui itu dia dan kedua temennya. Karena di malam saat gue nyari lo itu gue gak sengaja ngelihat mereka berempat di sebuah kafe."

"Jong lo jangan bercanda, gak mungkin Hanbin bergaul sama dia, Hanbin anak baik-baik. Salah lihat kali lo."

"Kalau lo masih gak percaya, tunggu aja beberapa fakta lain setelah ini," ucap Jongwoo mengakhiri pembicaran sebelum memilih pergi dari sana.



20 August 2023

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang