01

1.2K 66 8
                                    

'I hate Monday!'

Mungkin ini yang bakal diucapin anak sekolah ketika weekend selesai. Hari dimana harus bangun pagi, berangkat sekolah pagi lanjut upacara, dan atribut harus lengkap. Ah, malas banget rasanya.

Tapi hal ini bakal beda kalau buat siswa paling bandel kelas 11 IPS 2 SMA Putra Bangsa. Alasan dia telat setiap pagi bukan karena itu, tapi karena waketos yang setiap pagi berdiri di depan gerbang nungguin dia. Eh, maksudnya nungguin anak-anak yang telat.

Kaya sekarang ini, udah lewat 15 menit dari jam masuk sekolah tapi dia masih ngabisin tempe mendoannya di warung belakang sekolah. Padahal dia sebenarnya udah datang sekitar setengah jam yang lalu.

Kalau ditanya kenapa gak milih masuk aja dari pada dihukum? Jawabannya apapun akan dilakukan demi ketemu doi. Ya termasuk telat masuk, ikhlas deh meski harus dapet hukuman asalkan bisa mandangin doi tiap pagi.

Biarpun udah tau kalau anak osis bakal jaga depan gerbang tapi dia tetap aja usaha buat manjat pagar belakang sekolah. Alasannya ya biar dekat aja, malas kalau harus mutar ke gerbang depan, toh juga nanti bakal ketangkep.

Pagi ini dia berdua sama temen seperzigotnya, sama-sama langganan BK juga sih. Aksinya lancar-lancar aja kaya biasanya. Baru aja kakinya napak tanah,

"Kalian lagi?" sebuah suara menginterupsinya.

Oknum yang ketangkap basah cuma bisa cengar-cengir dengan watadosnya.

"Udah berapa kali sih gue bilang kalau jangan telat lagi karena nama kalian udah kebanyakan gue tulis disini?" ungkapnya sambil mengangkat buku catatan siswa.

"Gue gak pernah bercanda. Apalagi elo Terazono Keita, kalau Park Hanbin yang nangkap lo pasti udah dari bulan kemarin orang tua lo bakal dateng ke sekolah."

Keita yang mendengar itu sebenarnya juga ada rasa bersalah. Udah berkali-kali dia merayu agar namanya tidak ditulis di daftar siswa yang telat. Dan hal itu beberapa kali juga dituruti dengan janji dia tidak akan mengulanginya. Tapi janjinya hanya sebatas ucapan sekilas.

"Untuk kali ini gak ada keringanan, nama kalian gue tulis dan sebagai hukumannya bersihin halaman belakang sekolah, potongin rumput yang udah mulai panjang berhubung pak kebun lagi cuti kerja. Dua jam kedepan bakal gue cek kalau belum selesai hukuman gue tambah!" tegas waketos SMA Putra Bangsa, Wang Zihao.

"Dua jam mana cukup?" protes Haruto yang sedari tadi diam disamping Keita.

Zihao yang udah malas menghadapi mereka memilih untuk pergi dari sana. Sedangkan Keita saat ini justru tersenyum lebar mendengar Zihao memberinya hukuman. Matanya masih menatap Zihao mengikuti pergerakannya yang menjauh.

"Kei, kenapa gak lo rayu lagi sih dia?" kesal Haruto.

"Gak bisa deh To, makin kesini pesonanya Zihao makin bikin gue lemah aja"

"Ah, dasar gila! Kaya gak ada yang lain aja lo. Udah cepet bersihin ini, awas aja lo males-malesan biar ditambah hukuman cuma buat bisa lebih lama ketemu Zihao"

"Hehe.. lo emang sahabat gue, tau aja yang gue pikirin" ucap Keita dengan santainya.

Haruto udah capek rasanya menghadapi temannya satu ini. Akhirnya mereka mulai bersihin halaman belakang dengan Haruto yang terus mengomeli Keita supaya pekerjaannya cepat selesai.



















Sorry for any mistakes and hope you guys enjoy this story.

3 May 2023

Look at Me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang