26|Devin

4K 130 0
                                    

Happy Reading 🤗

~Vote Before Reading~

🌻🌻🌻

Kini jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari namun entah mengapa Bella merasakan perutnya yang masih kelaparan. Padahal ia sudah makan tadi dengan keluarga Risa.

Ia menghela nafas kasar lalu segera duduk di pinggir ranjang. Ia mengusap pelan perutnya. Ini pasti kerna pengaruh kehamilannya yang memang ia akan sentiasa lapar meskipun sudah makan banyak kali.

Ia mengerti itu kerna seringkali juga saat di Singapore dulu ia akan membangunkan Risa untuk memasakkannya makanan. Dan risa tak keberatan dengan itu.

Namun kini Risa tak ada disamping nya. Mau memasak pun ia merasa tak enak. Walaupun mereka baik dengannya namun ia tetap harus menjaga sikap.

Ia mencoba untuk menghilangkan rasa laparnya namun malah tak bisa. Lalu ia berdiri dari duduknya saat merasa jika tak dapat menahan rasa laparnya lagi.

Namun baru selangkah ia keluar dari kamarnya ia mendengar suara yang cukup berisik dari kamar sebelahnya. Ia mencoba mengintip kerna memang pintu itu yang tak tertutup rapat.

Tadi ia tak bisa mendengar apa-apa kerna pintunya yang memang tertutup apalagi kamarnya itu kedap suara jadi ia tak bisa mendengar suara dari luar begitu juga dengan orang luar yang tak bisa mendengar suara dari kamarnya.

Ia menutup mulutnya dengan tangannya bahkan ia menahan kuat agar tangisannya tak keluar saat melihat pemandangan mengerikan dari kamar yang ia ketahui adalah kamar Devin.

Pemandangan mengerikan dimana Devin sedang menyayat tubuh seorang pria yang bahkan masih hidup kerna matanya masih terbuka dengan suara ringisan yang sangat lirih menandakan ia kesakitan.

Ia melihat kearah Devin yang tak terkesan apa-apa dengan ringisan kesakitan yang dikeluarkan oleh pria itu. Bahkan ia hanya menatap datar saja. Tak ada tatapan lain selain dingin dan datar membuat Bella semakin ketakutan.

Ia ingin pergi dari sana namun entah mengapa tak bisa. Ia merasa seperti kakinya dilem sehingga ia tak bisa pergi dari sana. Padahal kakinya sudah lemas dari tadi.

Kerna ketakutan nya yang semakin menjadi ia berusaha pergi dari sana namun kerna lututnya yang sudah lemas dari tadi ia jatuh. Tanpa bisa ia tahan ringisan keluar dari mulutnya.

Devin mengalihkan pandangan nya dari pria yang dianggapnya mainan ke arah luar kamarnya. Ia tersenyum sinis saat melihat seorang gadis yang terduduk membelakanginya.

Ia tak tau siapa gadis itu namun mungkin saja itu maid. Huh mengintipnya ya. Berani sekali. Lalu ia keluar dari kamarnya mendekati gadis itu.

Bella yang merasa jika ada suara langkah kaki yang mendekati mencoba untuk beringsut ke kamarnya. Ia takut jika Devin akan beralih membunuhnya kerna ketahuan mengintip saat ia sedang membunuh alias menyiksa orang.

Ia tak menyangka jika orang-orang baik seperti Risa dan Kendrick bahkan mommynya ternyata mempunyai ahli keluarga yang dengan teganya menyiksa orang.

Bahkan Bella tak tau saja seluruh keluarga itu bisa membunuh. Benar-benar polos.

"Where do you want to go, girl?" Tanya Devin dengan suara dinginnya itu.

Bella semakin bergetar ketakutan sata mendengar suara langkah kaki itu semakin mendekatinya.

Lantas ia kaget saat rambutnya ditarik dengan kuat. Sontak ia berteriak kerna ketakutan Yang melanda dirinya saat ini.

"Aaaa, maaf saya gak sengaja liat kamu nyiksa dia" teriak Bella dengan mata tertutup.

A Great Woman, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang