2|Angga Rayyanza Eliano

5.2K 112 3
                                    

Happy Reading🤗

🌻🌻🌻

"Bunda, dasi Angga mana?" tanya Angga dengan nada tinggi agar bundanya bisa mendengar suaranya dari arah kamarnya.

Rozeane, bunda Angga yang mendengar teriakan sang anak segera menuju ke kamar anaknya yang berada di lantai dua sedangkan dia tadi di meja makan menemankan suaminya sarapan.

"Apaansih pake teriak segala. Bikin kuping bunda bingit aja" kesal Rozeane yang saat ini sudah berdiri di hadapan pintu kamar Angga sambil bercekak pinggang dan menatap tajam kearah Angga.

Angga yang ditatap seperti itu hanya menyengir kuda lalu menghampiri bundanya.

"Iih, bunda jangan marah-marah terus deh nanti cepat tua" pujuk Angga.

"Jadi kamu mau bilang bunda sudah tua ya?!" tanya Rozeane sambil matanya melotot kearah Angga.

"Bukan tapi kalo marah-marah terus kan nantinya mukanya ada banyak kerutan terus bakalan keliatan tua" jelas Angga agar bundanya tak marah lagi.

"Iya deh benar juga oke bunda gak marah lagi" ujar Roze sambil tersenyum sangat lebar (namanya disingkatin supaya gak ribet).

"Hehehe, gitu dong bun. Makin cantik deh jadinya" puji Angga.

"Ah, kamu bisa aja. Bunda kan emang cantik" ucap Roze dengan tersenyum malu-malu.

Angga yang melihat itu tersenyum masam.

"Oh iya kamu nanyain dasi kamu dimana. Ini apa hah, kamu nyari nya guna mata apa guna mulut?" Roze manjadi kesal semula saat ia melihat dasi Angga yang bergelantungan di kepala ranjangnya.

Lalu Roze mangambil dasi milik Angga lalu menyerahkannya kepada Angga. Angga yang melihat dasi miliknya dipegang Roze menjadi tercengang.

Apa ini, tadi ia sudah mencarinya dimana-mana tapi gak ketemu. Masa bundanya yang baru sekali lihat udah ketemu. Emang ya power of mother tak bisa diraguin lagi.

"Makasih ya bund, tapi sumpah ya bun. Aga emang gak liat tadi. Benar deh, Aga itu udah nyari dimana-mana tau. Masa bunda yang baru sekali lihat udah langsung ketemu, itu mah gak adik namanya" jelas Angga cemberut.

"Alah ngelas aja kamu. Mangkanya kalo nyari itu harus teliti ngerti" Roze tak percaya pada ucapan Angga kerna apa-apa yang hilang selalu saja ia yang harus mencari padahal benda itu sudah ada di depan mata.

Ia menjadi heran dengan anaknya yang satu itu.

"Iya deh bunda aja yang betul, Aga aja yang selalu salah" cibir Angga.

Roze yang mendengar itu menjadi kesal. Lalu ia menarik telinga anaknya yang sudah mengambil tasnya lalu membawa Angga turun kebawah.

Angga yang diperlakukan seperti itu menjadi kaget dan mencoba untuk melepaskan diri daripada tarikan maut di telinganya.

"Aaa, bunda lepasin jangan ditarik sakit bund. Aa, nanti kuping Aga putus bund" protes Angga yang masih saja mencoba untuk menjauhkan tangan Roze dari telinganya.

Saat sudah sampai di meja makan barulah Roze melepaskan tarikannya pada telinga Angga. Angga yang meliahat itu bernafas lega.

Namun saat ia melihat telinganya memerah, ia menjadi meringis sakit.

"Pah, liat anak kamu toh. Sama saja kelakuannya sama kamu, gak benar" adu Roze saat sudah duduk disamping suaminya.

"Apaansih kok bawa-bawa papa segala. Kamu lagi jangan marah terus dong nanti malah tambah cantik. Kan aku makin cinta dan sayang sama kamu" balas Reagan sambil memeluk pinggang Roze yang masih ramping.

A Great Woman, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang