39|Zella's Concern

3.2K 88 22
                                    

Happy Reading 🤗
~Vote Before Reading~

🌻🌻🌻

Saat ini Bella sedang duduk di bangku yang ada di hadapan danau yang tempoh hari ia pergi bersama Devin. Namun kini ia pergi bersama Zella untuk membuat pikiran Zella sedikit tenang.

Ia tau saat ini pikiran Zella sedang berkecamuk sejak kemaren dimna Devin melamarnya. Oleh kerna memang Zella belum sembuh sepenuhnya dari penyakit mental yang ia hidapi saat kehilangan Bella Hari itu membuatnya menjadi overthinking.

Ia bahkan kemaren tak membenarkan Bella meninggalkannya. Ia takut jika Bella nikah dengan Devin ia tidak akan bertemu dengan Bella selamanya lagi. Ia berpikir jika setelah Bella menikah ia akan pergi ke tempat yang jauh tanpa dirinya.

Ia sungguh tak mau kehilangan Bella lagi seperti dulu. Padahal mah Bella dan Devin saja belum menikah.

"Belle kok lo nerima lamaran dia gitu aja. Lo gak tau apa dia itu pembunuh?" tanya Zella dengan nada kesal.

"Enggak dia gak bakalan ngebunuh orang tanpa sebab zelle. Siapa juga yang mau ngebunuh orang tanpa sebab. Itu mah namanya psikopat. Gue juga gak bakalan mau kali nikah sama psikopat. Yang ada umur gue pendek nantinya" jelas Bella.

"Ih tapi kan sama aja. Pembunuh tetap pembunuh" balas Zella tetap keukuh.

Sebenarnya bukan itu alasan sebenarnya. Ia hanya tak ingin Bella menikah dalam waktu yang terdekat ini. Ia belum puas menghilangkan rindunya pada Bella lagi.

Bella yang mendengar ucapan zella itu menghela nafas berat. "Zelle, gue tau lo cuman gak mau gue pergi lagi Kan. Jangan khawatir Zelle, sebelum gue lahiran. Gue belum bisa nikah sama dia. Lo tau itu juga kan" tanya Bella dan diangguki oleh Zella.

"Ya tapi kan kandungan lo aja tinggal sebulan lagi. Kan waktunya dikit doang" rengek Zella.

Bella terkekeh melihat itu. Entah apa saja yang ia lewatkan. Sungguh dirinya yang dulu sudah tak sama lagi dengan yang kini. Jika dulu ia yang mempunyai sifat kekanakan kini ia sudah dewasa dan malah Zella yang menjadi kekanakan sepertinya dulu

Sungguh ia tak bisa membayangkan apa saja yang sudah terjadi pada kembarannya itu. Mendengar cerita daripada keluarganya saja sudah membuat nya sedih. Apalagi jika melihatnya dengan Mata sendiri.

Ia pikir, dengan kepergian nya itu bisa membuat keadaan akan menjadi lebih baik. Namun ia salah. Dengan ia pergi malah membuat keluarganya menjadi tak tentu arah seperti itu.

Namun bukan salahnya juga. Jika ia ingin, ia juga tak ingin pergi. Namun semuanya sudah terjadi juga. Tak ada lagi yang bisa ia salahkan. Lagian jika ia tak bertemu dengan Kendrick dan Risa, mungkin sampai saat ini tak mungkin ia bisa sebahagia ini.

Kini ia tak mau memikirkan lagi hal Yang lalu. Biarlah semua itu menjadi pengajaran saja buatnya dan juga seluruh keluarganya. Ia juga tak menyalahkan mereka seratus persen mengingat dirinya juga salah tak bisa menjaga kehormatan dirinya sendiri.

"Belle gue panggil dari tadi kok gak nyaut sih?!" sentak Zella dengan nada kesal.

Ah, Bella lupa. Sibuknya ia mengelamun membuatnya lupa bukan hanya ia saja disini namun juga Zella.

A Great Woman, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang