7|Positive

4.8K 109 0
                                    

7.Gak tau harus gimana

🌻🌻🌻

Sudah lebih tujuh hari Bella merasakan hal ini. Setiap pagi ia akan mengalami muntah-muntah dan hampir saja setiap hari ia tak akan pergi ke sekolah.

Pagi ini masih sama seperti hari-hari kemaren nya. Ia merasa mual dan segera berlari ke arah kamar mandi. Ia terus memuntahkan segala isi perutnya namun hanya cairan bening saja yang keluar.

Setelah itu ia merasakan kepalanya yang seperti berputar-putar yang menyebabkannya menjadi pusing. Dengan langkah lemah ia berjalan perlahan menuju ke kasurnya lalu berbaring.

Ia berfikir keras mengenai kondisi tidak biasa yang tengah ia alami sekarang ini. Sentiasa merasa mual dan kepala yang pusing.

Dan yang paling penting ialah ia belum kedatangan tamu bulanan semenjak kejadian itu. Lalu dengan amat terpaksa ia bangun dari baringannya.

Seketika ia merasa gelisah memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Apa mungkin ia hamil?

Tapi ia tak mau dan tidak bersedia. Ia belum menyelesaikan sekolahnya. Dan ia tau mau melihat wajah orang yang ia sayangi menjadi kecewa kerna ulahnya.

Ia tak sanggup lagi untuk memikirkan terlalu jauh. Tiba-tiba ia menangis terisak. Awalnya tangisannya hanya pelan namun makin lama semakin kuat terdengar

Bukan ini pengakhiran yang ia mau. Bukan kekecewaan yang ia ingin beri kepada kedua orang tuanya. Bukan kesedihan yang ingin ia rasakan.

Mengapa ia yang mengalami ini. Apa ini balasan atas segala perlakuan buruknya selama ini?

Ia tak pernah mau mendengarkan perkataan orang tuanya. Tidak mau berubah menjadi lebih baik. Menganggap hidupnya akan sentiasa baik-baik saja.

Namun ternyata salah, ia terlalu enteng dalam memikirkan alur hidupnya. Terlalu merasa sombong dan berpikir bahwa ia tak akan berada di sisi yang buruk.

Terlalu meremehkan ucapan orang yang menyayanginya tanpa sadar bahwa ia sudah kelewatan. Ia tau ia tak mampu menyalahkan takdir kerna ini memang salahnya sendiri.

Jika saja ia bisa menjaga dirinya dengan baik. Mungkin semua ini tak akan terjadi kepada dirinya. Mungkin ia akan melalui kehidupannya seperti biasa.

Namun kini telah sirna. Walaupun belum tentu ia akan hamil namun tetap aja kemungkinan nya adalah sangat besar.

Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Lalu tanpa berpikir panjang ia mengambil tasnya keluar menuju ke arah bawah.

Ia ingin bolos sekolah hari ini. Ia sudah tak peduli lagi. Toh, hidupnya sudah hancur juga. Ia sudah tak punya masa depan lagi.

Ia hanya bisa menghitung hari menunggu kehancuran hidupnya.

"Non Bella udah mau kesekolah ya. Ini Bibi ada buatin non bekal buat ke sekolah. Siapa tau nanti non mual lagi disekolah" langkah Bella terhenti kala Bibi menegurnya sambil memegang sebuah kotak bekal.

Ia terseyum sendu kearah bi Arni lalu mengambil kotak bekal Yang telah disediakan untuknya. Walaupun ia tak akan kesekolah namun ia tau mau membuat usaha bi Arni untuk membuat bekalnya menjadi sia-sia.

"Makasih non yaudah Bella ke sekolah dulu ya" ujar Bella berusaha untuk terseyum namun tetap saja bi Arni yang hidupnya sudah lebih tua berbanding Bella mengetahui bahwa gadis muda itu mempunyai masalah berat.

Lalu tanpa aba-aba bi Arni membawa Bella masuk kedalam pelukannya.

"Non kalo ada masalah cerita aja ke Bibi. Bibi tau kalo non Bella menjadi cuek itu pasti ada alasannya. Bibi tau sebesar apapun masalah non pasti non gak akan jadi kek gini. Tapi apa yang telah terjadi non sampe non berubah jadi dingin?" tanya Bibi lembut.

A Great Woman, BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang