—🐾
Elvano seperti biasanya melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing satunya. Hari ini pun tak membuahkan hasil yang baik. Banyak sekali revisi yang harus ia lakukan dan begitu selesai, ia malah dimintai tolong oleh seorang dosen ketika ia keluar dari kantor dosen pembimbing satunya.
“Nak, Ibu minta tolong dong. Antarkan berkas ini ke meja Pak Gunawan.” Mau menolak, tapi takut kualat. Alhasil Elvano pun mengiyakan sambil tersenyum padahal dalam hati ia sangat terpaksa.
Kantor Pak Gunawan berada di lantai satu, sedangkan kantor dosen pembimbing satunya Elvano ada di lantai dua. Jadinya, Elvano sekalian berjalan pulang.
Elvano mengetuk pintu ruangan Pak Gunawan, karena tak ada jawaban, ia pun membukanya dan melangkah masuk. Kosong, pantas saja tak ada yang menyahut. Elvano melangkah menuju meja yang bertuliskan nama Gunawan di atasnya. Ia letakkan berkas yang tadi dititipkan padanya hingga sebuah berkas yang terbuka menarik perhatiannya.
“Lho, ini ’kan datanya si Arsen. Kok ada di sini?” gumam Elvano.
Memilih tak ingin mencari masalah, Elvano langsung merapikan berkas yang ia bawa tadi dan saat ia akan pergi, netranya tak sengaja melihat sesuatu yang membuatnya terkejut.
“Lho, Arsen ulang tahun hari ini?”
Saat sedang fokus membaca data tersebut, ia mendengar suara pintu dibuka.
“Ngapain kamu?”
Elvano menoleh dan tersenyum malu kepada dosen yang masuk, Pak Gunawan. “Nganu, Pak. Itu, nganter berkas titipan Bu Ani.”
“Oh, sudah ditaruhkan? Trus ngapain masih di situ?” tanya dosen tersebut.
“Ini mau balik, Pak. Permisi, Pak.”
Dosen tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya begitu melihat kelakuan Elvano yang terlihat seperti ketahuan hampir mencuri. Pak Gunawan pun berjalan menuju mejanya dan membuka berkas yang tadi diletakkan oleh Elvano. Saat akan menyimpannya kembali, ia malah melihat data mahasiswa yang ada di atas mejanya.
“Oh, iya. Ini data mahasiswa yang minta Ketua Program Studi, 'kan ya? Duh, ketinggalan satu lagi. Mana tadi berkasnya sudah diantar ke sana.” Pak Gunawan pun mengambil data mahasiswa tersebut dan kemudian keluar, menuju Kantor Ketua Program Studi lagi.
—🐾
Elvano yang baru memasuki Kantin pun langsung mendapati kedua teman perempuannya sedang duduk bersama Altair. Segera saja ia datangi mereka dan duduk di samping Elena. Begitu ia duduk, ia langsung meminum es jeruk milik Elena yang mana mengundang protes dari si pemilik minuman.
“Vano! Itu punya gue!”
“Pelit banget, minta dikit doang!” balas Elvano.
“Mesen sendiri aja sih!” balas Elena sambil menjauhkan minumannya dari Elvano.
“Bawel banget dah!” ucap Elvano.
“Udah, udah. Jangan brantem mulu. Diliatin orang nanti,” tegur Inka.
“Vano duluan yang mulai, In!” balas Elena.
“Iya, iya. Maaf.” Elvano menyahut malas, “eh, si Arsen mana?” tanyanya.
Inka menautkan alisnya heran, “kelas siang dia hari ini. Paling jam satu nanti baru berangkat. Kenapa?” tanya Inka.
“Tau enggak? Gue tadi enggak sengaja ngeliat data mahasiswa si Arsen. Dia ulang tahun hari ini.” Ucapan Elvano sukses membuat kaget Elena, Inka serta Altair.
“Seriusan?” tanya Inka dan Elena.
“Lha, kalian enggak tau ulang tahun temen sendiri?” tanya Altair.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Strike up a Friendship
Teen Fiction[ B E L U M R E V I S I ] Kata siapa sahabatan sama lawan jenis tuh sering baper? Jangankan mikirin buat naksir temen sendiri, mikirin masalah mereka aja kadang rasanya pengen lompat dari atas gedung tapi karena takut masuk neraka aja mereka masih e...