Part 04 : Elena's Ex New Girlfriend

90 11 2
                                    

—🐾

Hari itu, Elena ada jadwal mata kuliah pagi. Elena bukanlah tipe mahasiswa yang suka datang sangat awal, alias ia biasa tiba beberapa menit sebelum jam perkuliahan dimulai. Seperti hari ini, ia tiba lima menit sebelum perkuliahan dimulai. Begitu ia masuk ke dalam kelas, ia langsung duduk di kursi belakang yang dekat dengan kipas angin.

“Sebelah lo kosong enggak?”

Elena yang tadi sedang menikmati kibasan angin pun menoleh dan mendapati seorang gadis dengan balutan kaos berwarna merah muda sedang berdiri dan menatapnya dengan tatapan ramah.

Kayak familiar. Batinnya.

“Gimana? Gue boleh duduk di sebelah lo enggak?” tanya gadis itu.

Elena mengangguk, “duduk aja. Bentar lagi dosen dateng. Kalo lo masih berdiri, ntar dia marah-marah.”

Gadis itu mengucapkan terimakasih dan langsung duduk di samping Elena. “Gue Elena.” Gadis itu menoleh dan tersenyum kecil, “Valerie.”

Tunggu! Valerie bukannya nama pacarnya mantan gue? Batin Elena kaget.

“Lo udah punya pacar?” tanya Elena.

Bingung, tapi Valerie tetap mengangguk sebagai balasan. Elena membuka ponselnya dan membuka aplikasi Instagram. Ia cari akun mantannya dan kemudian mencari postingan terbaru mantannya. Benar saja. Gadis yang ada di postingan tersebut adalah Valerie, bahkan caption-nya juga ada nama Valerie dengan tambahan emoticon hati warna merah muda dengan kilauan.

Anjir! Ceweknya mantan gue! Batin Elena kaget.

Melihat ekspresi Elena yang terlihat kaget, Valerie ingin bertanya, tapi tidak jadi karena dosen sudah masuk.

Elena menatap Valerie yang memberi kode kalau dosen sudah datang. Langsung saja Elena menghadap ke depan dan mencoba fokus walaupun dalam hati, ia sedang menyumpahi mantannya.

—🐾

Elena saat ini sedang berada di Kantin dengan Inka dan juga Altair. Elvano baru akan tiba ke Kampus saat siang karena dia baru ada kelas jam segitu dan sorenya ia baru akan bimbingan skripsi dengan pembimbingnya, sedangkan Arsen entah kemana. Pemuda itu tidak bisa dihubungi sejak tadi malam setelah ia mengirimkan sisa uangnya ke rekening Arsen.

“Kenapa lo? Kusut gitu?” tanya Inka.

“Masa tadi yang duduk di sebelah gue ceweknya mantan gu—”

“Lha, masih aja lo belum move on?” Altair langsung menyahut.

Elena menatapnya ketus, “dikira move on tuh gampang? Enggak tau! Mana dia keliatan bahagia banget sama yang sekarang!”

“Ya lo juga kudu bahagia, biar dia liat kalo lo kagak gila cuma gara-gara enggak bisa move on dari dia,” balas Altair.

“Lo kalo putus sama Inka, bisa emang move on?” tantang Elena.

Altair mendelik, “sebelum putus, udah gue nikahin duluan dia.”

Inka menatapnya malas, “punya apa memangnya lo sampe berani nikahin gue?” Altair tersenyum kepada pacarnya, “punya beban idup yang kayaknya gue bakal bagi ke lo.”

Mendengar itu, Inka langsung menoyor kening Altair hingga pemuda itu menatapnya kesal. Elena yang melihat keuwuan mereka malah semakin sedih.

“Huwaaaa ... pengen uwu juga!” keluh Elena.

Inka menatapnya, “makanya cari pacar.”

“Cariin,” jawab Elena.

“Jangan mau.” Altair menyahut.

[END] Strike up a Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang