Part 15 : Rumors about Sagara

66 8 0
                                    

—🐾

Kalau kata Elvano, Elena itu seperti hampir kehilangan separuh jiwanya saat putus dari Sagara dulu. Bahkan ketika pemuda itu sudah punya pacar baru sebulan setelah putus, Elena makin uring-uringan mendekati depresi kalau kata Elvano. Bayangkan masih mencaritahu segala hal tentang mantanmu padahal kamu tau itu tak sebanding dengan semua kelelahan yang dia berikan padamu ketika masih berhubungan. Itulah yang coba Elvano jelaskan pada temannya itu.

“Huwaaaaaaa! Apaan nih?!”

Elvano yang sedang khusyuk merevisi pun menoleh ke arah Elena yang sedang berbaring di atas karpet tebal di depan televisi. Saat ini keempat bersahabat itu sedang ada di kamar Elvano menemani pemuda itu merevisi. Arsen yang sedang duduk di tepi ranjang Elvano sambil membaca buku metodologi penelitian, Inka yang sedang duduk di kursi sebelah Elvano sambil membaca artikel referensi yang sudah dicetak oleh Elvano tadi malam, Elvano di meja belajarnya dan Elena yang memilih tiduran di atas karpet tebal sambil menonton televisi dan makan camilan.

“Apaan sih, El? Ganggu tau!” tegur Elvano.

Elena langsung berdiri dan memperlihatkan ponselnya kepada pemuda itu. “Kak Saga putus sama si Valerie! Katanya gara-gara Kak Saga selingkuh! Enggak mungkin banget, 'kan? Kak Saga tuh enggak gitu, dia bukan tipe yang suka selingkuh!”

Inka menatap Elvano dengan tatapan iba seolah mengatakan pada temannya bahwa Elena masih tergila-gila pada Sagara sedangkan Arsen hanya diam melirik mendengarkan sambil menunggu respon Elvano yang saat ini sedang memijat keningnya.

“Elena ...” Gadis yang namanya dipanggil pun menoleh dan menatap Elvano yang kini sedang menatapnya tajam, “kenapa?” tanyanya.

“... gue lagi serius revisi dan lo malah heboh sendiri cuma gara-gara kabar enggak jelas gitu? El, lo tau sendiri gimana pusingnya gue sama skripsi gue!” ucap Elvano kesal.

“Ih, kata siapa ini kabar enggak jelas?! Kak Saga tuh enggak mungkin selingkuh, si Valerie itu aja yang caper perhatian sana-sini. Kak Saga tuh punya reputasi, apalagi sekarang dia udah jadi pengacara. Mana mungkin dong dia selingkuh.”

“Trus hubungannya sama lo apa? Lo aja udah bukan pacarnya dia. Gosah dong lo urusin hidup dia. Emang dia ada gitu repot sama hidup lo setelah kalian putus? Enggak!” balas Elvano.

Elena menatap Inka seolah minta pembelaan tapi Inka malah mengangkat bahunya acuh. Setelah pertengkaran Inka dengan Altair minggu lalu, Inka jadi sedikit berubah. Ia jadi mulai berani tegas kalau kata Elvano.

“Arsen.” Elena menoleh seolah meminta pembelaan dari Arsen walau ia tahu pemuda itu takkan merespon. Arsen hanya menautkan alisnya seolah bertanya. Elena menatapnya ragu dan kemudian mendekati pemuda itu, “temenin beli KFC yok!” ucapnya.

Inka menatapnya bingung, “kenapa enggak online aja?”

Elena menggeleng, “mau sekalian jajan es potong depan gang. Ayok, Sen! Temenin!” rengek Elena sambil berdoa dalam hati Arsen mau menurut.

Arsen meletakkan buku yang ia baca lalu berdiri sambil mengambil kunci motor Elvano dan jaketnya. Melihat itu, Elena berdiri mengejar Arsen.

“Kabur dia, takut lo ngamuk,” ucap Inka pada Elvano.

Elvano memijat keningnya pusing, “sumpah ya. Dia kalo bahas si Sagara lagi, mungkin gue beneran bakal ngamuk. Gue udh pusing sama skripsi gue, dia malah nambahin lagi. Lagian Sagara tuh bagusnya apaan sih? Muka pas-pasan gitu,” ucap Elvano malas.

“Ganteng kok. Lo 'kan cowok, makanya enggak tau gantengnya dia dimana.” Inka membalas.

“Gue rekam sih harusnya tadi, biar gue kirim ke Alta.” Inka menatap Elvano dengan tatapan mengejek, “enggak bakal bikin gue ama dia brantem. Dia udah bucin mati sama gue,” ucap Inka percaya diri.

[END] Strike up a Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang