1

4.4K 314 12
                                    

Tok tok tok!

"Hao, sayang".

Panggil seorang wanita paruh baya yang mengetuk pintu kamar pemuda yang masih bergelut dengan selimutnya.

Tok tok tok!

"Hao, kamu gak ke kampus hari ini? Ini udah jam 7 pagi loh".

Karena tidak ada jawaban sama sekali dari pemilik kamar, akhirnya wanita itu masuk ke dalam kamar yang memang tidak dikunci.

Wanita itu mendekati kasur yang menampilkan sebuah gundukan ditengahnya, berisi pemuda manis yang menyelimuti tubuhnya yang hanya menyisakan kepala menyumbul keluar.

Wanita itu menggeleng dan tersenyum tipis. Heran dengan kelakuan anak sulungnya ini.

Bagaimana tidak heran jika pemuda manis yang biasa di panggil Hao itu tertidur dengan posisi tengkurap menampilkan mulut yang sedikit terbuka dan selimut yang penuh menutupi tubuh kecuali wajahnya saja.

Dirinya pun mendekat dan mengelus lembut kepala yang terlihat itu. Saking lembutnya elusan tersebut Hao hanya mengelung dan kembali menyamankan tidurnya kembali.

"Hao, bangun nak. Ini udah jam 7, kamu gak pergi ke kampus?. Bukanya ini hari pertamamu masuk ya".

Dengan kaget Hao langsung bangun dari tidurnya dan dengan tergesa-gesa segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada tak jauh dari kasurnya.

"Ibu, kenapa gak mbangunin Hao dari tadi". Teriak Hao dari arah kamar mandi.

Sang Ibu hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil menyiapkan baju Hao yang akan dikenakannya.

Jika Hao sendiri yang menyiapkan mungkin butuh beberapa menit lagi dan akhirnya malah semakin terlambat.

Jadi Ibu dengan senang hati menyiapkan pakaian untuk Hao. Agar Hao tidak semakin terburu oleh waktu nantinya.

"Ibu udah ngetuk pintumu tadi jam 5 pagi, dan Ibu udah denger kamu mengelung. Ibu kira kamu udah bangun, jadi Ibu tinggal aja masak".

Dengan cepat Hao sudah keluar kamar mandi dan segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah Ibu siapkan.

Sang Ibu masih di situ memperhatikan gerak-gerik sang anak yang tergesa-gesa bergerak ke sana kemari menyiapkan diri untuk berangkat.

Hao melihat Ibunya yang tersenyum duduk dikasurnya. Hao mendekat dan ikut duduk bersama sang Ibu.

Hao mempoutkan bibirnya, bersandar di bahu Ibunya. "Maafin Hao, Karena Hao kesiangan Hao gak mbantuin Ibu masak buat Adik-adik".

Ibunya mengelus lembut rambut Hao. "Itu tugas Ibu nyiapin makanan buat kamu sama Adik-adikmu. Itu kewajiban ibu, Kamu udah terlalu capek sama pekerjaanmu. Ibu bisa kok ngelakuin semua sendiri".

Ibu mengelus lembut tangan Hao. "Ibu yang harusnya minta maaf. Maaf ya, Hao malah harus nyari uang buat menuhin kebutuhan Hao".

Ibu menunduk sedih, Hao tidak menyukai itu. dia tidak suka melihat Ibunya bersedih.

Hao menggeleng rusuh. "Ibu gak perlu minta maaf. Justru Hao berterimakasih sama Ibu yang udah ngerawat Hao dengan baik di sini. Dan terimakasih juga udah ngerawat Adik-adik".

Hao memeluk sang Ibu. " Ibu adalah orang tua terbaik di dunia ini".

Ibunya tersenyum teduh, memiliki Hao dihidupnya menjadi rasa syukur tersendiri bagi dirinya.

Hao tidak pernah meminta hal yang aneh-aneh, tidak pernah berbuat buruk, selalu menjadi anak yang baik dan penurut.

"Udah sana buruan berangkat, sebelum kamu ketinggalan busmu".

Popular Boy (BinHao) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang