What if: Yujin sakit

945 112 3
                                    

Hari ini kediaman keluarga Sung bukan bukan tapi Hao, dirinya sedari tadi memasamg wajah sedih sebenarnya sudah menangis.

Hao sedih karena saat tengah malam tadi dirinya terbangun karena Yujin yang menangis kencang. Dengan kaget Hao langsung melihat ke tempat tidur kecil Yujin di dekat ranjangnya.

Wajah Yujin sudah memerah, peluh keluar dari dahi dan tubuhnya sangat panas. Hao yakini bahwa Yujin tengah demam tinggi.

Maka saat terbangun dini hari itu juga Hao langsung membangunkan Hanbin yang masih tertidur untuk segera membawa Hao dan Yujin ke rumah sakit.

Selama perjalanan Hao tidak berhenti menangis, dirinya sedih melihat anaknya kesakitan tanpa bisa melakukan apapun.

"Tenang ai, Yujin gakpapa kok. Kita udah mau sampai ini. Kalau kamu nangis gitu Yujin nanti juga tambah nangis".

"Tapi hiks, Yujin kasian Binnie hiks, aku gak tega liatnya hiks".

Tangan Hanbin terulur mengelus surai Hao yang lepek karena Hao ikut berkeringat.

"Semuanya baik-baik aja ai. Berdoa aja ya Yujin cepet sembuh".

Hao menganggukkan kepalanya, menatap sendu Yujin yang berada digendongannya.

Tak lama mereka sampai di rumah sakit, dan Hao langsung keluar untuk masuk ke unit gawat darurat yang ada di rumah sakit.

Setelah beberapa menit pemeriksaan dilakukan akhirnya Yujin selesai di periksa. Jika kata dokter Yujin hanya demam dan flu biasa.

Namun Yujin akan berada sebentar di rumah sakit sampai demamnya reda.

"Udah kamu jangan sedih lagi ai. Yujin udah diobatinkan".

Hao cemberut menatap sendu Hanbin. "Binnie mau peluk".

Hanbin tersenyum kecil, membawa tubuh Hao menuju ke dalam pelukannya.

"Cup cup Papa. Kalau Papanya nangis terus nanti dedek ikutan sedih".

"Ih Binnie". Bukannya berhenti menangis Hao malah semakin menangis membuat Hanbin gemas.

"Aigo sayangnya Hanbin. Udah ya ai jangan nangis lagi ah. Tu hidungnya meler".

Hao buru-buru menghapus air mata dan air hidungnya serta memukul kecil lengan Hanbin.

"Binnie jelek".

"Loh apa nih kok aku di bilang jelek sih".

"Gak tau deh, aku mau sama dedek aja kamu keluar sana".

Hao mengusir tubuh Hanbin untuk menjauh darinya.

"Loh ai jangan dong. Aku bercanda aja tadi".

Hao tidak menjawab Hanbin membuat Hanbin pasrah diam di sebelah Hao yang sedang menatap Yujin yang tertidur lelap.

Hanbin ikut menatap Yujin yang terbaring nyenyak itu. Wajah damai bayi mungil itu membuat kedua pasangan ini menyendu.

Ketukan pintu rawat Yujin terdengar membuat Hanbin dan Hao memfokuskan pandangan menuju pintu.

Ibu Yoona bersama ke empat adik Hao masuk ke dalam ruangan itu. Begitu melihat Ibu berada dihadapannya, Hao langsung lari memeluk Ibunya.

"Ibu". Hao kembali menangis dipelukan Ibu.

Ibu mengelus lembut punggung bergetar Hao. "Gakpapa Hao. Sakit buat anak kecil itu wajar. Tubuhnya masih rawan dan penyakit mudah untuk hinggap. Yujin bakal cepet sembuh kok".

Hao tidak menjawab Ibunya dirinya hanya bergumam tidak jelas karena Ibu juga tidak dapat mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Hao.

"Sudah cukup menangisnya. Ibu tau pasti kamu sudah menangis sedari tadikan".

Hao mengangguk lemas. "Sudah, nanti kamu capek Hao. Kalau kamu lemah nanti Yujin siapa yang jaga dong".

Hao melepas pelukannya dari Ibu Yoona. "Hao hanya sedih Ibu. Yujin sakit dan Hao tidak bisa melakukan apa-apa".

Ibu menghapus jejak air mata Hao. "Hao sudah melakukan yang terbaik kok untuk Yujin".

"Sudah jangan sedih lagi ya. Anak Ibu jangan menangis lagi".

Hao mengangguk kembali menanggapi Ibu. Ibu Yoona berjalan bersama Hao yang menggandengnya menuju ranjang milik si kecil Yujin.

Hanbin yang sedari tadi di sana menyalimi Ibu dan mempersilahkan Ibu untuk duduk di dekat ranjang milik Yujin.

Mereka hanya berbincang tentang keadaan Yujin setelah di periksa tadi. Papa dan Mama Hanbin tidak bisa ikut hadir ke rumah sakit karena sedang berada di luar kota.

Namun mereka sudah menelpon tadi dan Hanbin juga sudah menjelaskan keadaan Yujin.

Keempat adik Hao juga ikut melihat adik kecil yang tengah lelap tertidur.

"Adik Yujin jangan sakit lagi ya, Kakak Ollie nanti belikan permen kalau adik sudah sembuh ya".

"Cepat sembuh adik Yujin. Pasti sakit ya Kakak Seungeon di sini jagain adik Yujin".

"Kakak Yunseo siap siaga untuk menjaga adik. Jadi adik harus cepat sembuh biar kita bisa bermain".

Kira-kira begitu cakap adik Hao saat melihat Yujin yang terlelap di ranjangnya. Berbeda dengan Brian yang mengelus lembut tangan kecil milik Yujin.

Brian mendoakan Yujin di dalam hatinya berharap agar adik Yujin cepat sembuh dan bisa kembali ceria.

Hao sudah berhenti menangis dirinya meyakinkan diri untuk kuat dan untuk tidak menangis lagi.

Ibu dan keempat adik Hao sudah kembali ke rumah. Dan tinggallah Hao dan Hanbin yang masih terjaga hingga subuh juga telah terlihat.

Kata dokter siang nanti Yujin boleh pulang karena demamnya mulai turun.

"Binnie kamu gak ke kantor hari ini?".

Hanbin menggeleng, dirinya tadi sudah ijin pada sekertarisnya tidak dapat hadir di kantor.

Sehingga pekerjaan Hanbin akan di kerjakan oleh sekertarisnya. "Masa Yujin lagi sakit gini aku tinggal ai. Apalagi kamu juga sedih gini gak mungkin aku tinggalin kalian".

Hao memeluk Hanbin. "Makasih ya Binnie, udah selalu ada buat aku dan Yujin".

"Apapun itu aku bakal terus sama kalian ai gak akan aku ninggalin kalian".

Hao menatap lamat Hanbin tersenyum kecil dan memberikan kecupan sayang tepat di bibir Hanbin.

"Love you Binnie".

"Too ai. Love you so much".

Hanbin kembali mencium bibir ranum Hao ada sedikit lumatan di sana menyatakan kasih yang Hanbin berikan pada Hao.

Popular Boy (BinHao) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang