Mendengar suara menyapa mereka Hao, Woongki dan Seowon menengok ke arah suara itu. Woongki dan Seowon memasang wajah terkejut berbeda dengan Hao yang sudah biasa melihat pemuda yang menyapa itu.
"Hai Kak Woong. Duduk aja sini".
Woongki dan Seowon berganti melihat ke arah Hao. Woongki memajukan tubuhnya begitu juga Seowon yang menyampingkan tubuhnya ke arah Hao.
"Hao, kok ada Kak Jiwoong sih". Bisik Woongki.
"Emang gak boleh?".
"Bukan gitu bodoh. Tapi Kak Jiwoong juga populer di Fakultas kita".
Hao memasang wajah tidak tertarik dan tidak peduli. "Lo masih mau bahas kepopuleran orang".
"Ya abisnya lo tuh kenapa temenan sama orang-orang yang populer sih".
"Ya salah gue gitu temenan sama mereka?".
"Ya lo gak cari tau sih".
"Ya gue gak ada waktu buat cari gituan".
Seowon melihat Hao dan Woongki yang malah ribut sambil berbisik itu. Melirik ke arah Jiwoong yang sudah sibuk dengan kerjaannya.
Seowon akhirnya menyerah dia memutuskan keributan mereka berdua.
"Udah-udah. Tujuan kita juga belajar di sini udah deh Ki". Seowon menengahi, takut-takut Hao mengamuk bahaya juga.
Akhirnya Hao dan Woongki mengakhiri keributan mereka dan fokus ke kegiatan mereka.
Hao melanjutkan kegiatannya yang tertunda karena Woongki yang super menganggunya. Hao sedikit jengkel dengan Woongki, emangnya salah gitu deket atau temenan sama orang populer.
Lagian Hao juga tidak membuat masalah ataupun menganggu siapapun. Dirinya juga tidak terlalu mementingkan perihal itu.
Karena buat Hao kuliahnya lebih dari penting daripada hal tidak jelas seperti itu.
"Sorry Hao. Lo ada stabilo gak. Gue lupa bawa ternyata".
"Bentar Kak". Hao mencari stabilo miliknya.
"Nih Kak Woong stabilonya".
"Gue pinjem dulu ya Hao".
Hao mengangguk mengiyakan Jiwoong yang meminjam stabilo miliknya. Dan mereka kembali sibuk melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Mereka sudah di sana selama hampir satu jam. Sepertinya jam kelas mereka semua sudah habis hari ini jadi masih bergelut di bawah rindang pohon dan duduk di bangku taman kampus.
"Kak Jiwoon".
Seseorang dengan tiba-tiba datang menghampiri bangku keempat pemuda yang sedang sibuk belajar itu.
"Loh Matthew".
"Eh hai Hao". Matthew menghampiri Hao dan duduk di sebelah Hao membuat Seowon ikut bergeser untuk memberikan tempat pada Matthew.
"Lo ngapain disini, fakultas lo kan bukan disini?".
"Oh gue mau ketemu Kak Jiwoon".
Hao mengrenyit heran. Siapa Jiwoon memangnya, sepertinya dimejanya tidak ada yang namanya Jiwoon.
"Maksud Matthew Jiwoong Hao. Dia emang suka manggil Kakak, Kak Jiwoon".
Matthew mengangguk heboh, salahkan dirinya yang selalu reflek memanggil Jiwoong dengan nama Jiwoon.
"Kalian temennya Hao ya".
Woongki dan Seowon yang memang sedari tadi memperhatikan itu mengangguk.
"Kenalin gue Matthew, satu klub sama Hao".
"Gue Woongki, salam kenal Matt".
"Seowon, salam kenal Matt".
"Temen lo kenapa imut gini sih kayak lo Hao".
Matthew sepertinya tidak sadar diri bahwa dirinya juga imut. Membuat semua yang ada di meja tertawa dan menggelengkan kepalanya.
Dan sekarang Matthew malah berbincang heboh bersama Woongki dan Seowon. Sesekali juga mengajak Jiwoong untuk berbicara dengan mereka.
Ternyata tadi Jiwoong belum berkenalan dengan kedua teman Hao membuat Matthew memukul pacarnya itu.
Tadinya Hao terkejut dengan fakta itu, kenapa dunia sempit sekali. Matthew ternyata pacar Kak Jiwoong, dan mereka saling kenal satu sama lain.
Hidup Hao memang banyak kejutan selama ini. Hao jadi berpikir apakah akan ada kejutan lain juga.
Karena mereka asik berbincang sendiri dan Hao yang harus menuju Cafe untuk bekerja jadinya dia berpamitan dengan Matthew, Jiwoong, Woongki dan juga Seowon.
"Gue pergi duluan ya. Gue harus ke Cafe nih".
"Oh lo shift Hao?".
"Iya Won, ini gue udah ditungguin temen gue. Dia udah di depan".
"Hati-hati Hao. Ntar gue mampir ke Cafe bareng Kak Jiwoon deh".
Hao mengangguk lalu berpamitan dan bergegas pergi menghampiri Jongwoo yang menunggunya di depan kampus.
Pemuda itu secara tiba-tiba menjemput Hao karena katanya dia melewati kampus Hao jadi sekalian menjemputnya.
Hao sedikit berlari menuju gerbang kampus. Dan memang benar Jongwoo sudah menunggunya di atas motor miliknya.
"Woi".
Jongwoo menengok ke arah Hao yang sudah ada dihadapannya.
"Lo lari?".
Hao mengangguk, sedikit ngos-ngosan karena jarak fakultasnya ke gerbang cukup memakan waktu dan tenaga.
"Ngapain pake lari segala sih bego". Jongwoo menghapus jejak keringat di dahi Hao.
"Ya gue takut lo nunggu makin lama".
"Lebay lo".
Hao memukul bahu Jongwoo. "Berisik lo, buruan ayo ke Cafe".
"Iya-iya, nih pake helm lo".
"Makasih babu".
Jungwoo mendatarkan wajahnya. "Batal dah, lo ke Cafe naik bus aja sono".
"Hehe, bercanda baginda Jongwoo. Jangan usir hamba".
"Serah lo dah".
Hao menaiki motor Jungwoo, dan mereka berjalan menuju Cafe.
Satu pemuda memandang kepergian Hao dan Jongwoo di sebuah warung depan kampus.
"Siapa yang sama Hao?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
FanfictionZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...