Sebenarnya Hanbin tidak ingin memikirkan hal ini. Tetapi setelah beberapa hari dirinya melihat Hao pergi dengan pemuda lain pikirannya menjadi kacau.
Padahal Hanbin dan Hao juga hanya sekedar teman di klub tidak lebih. Dirinya juga jarang pergi bersama Hao, terakhir mereka pergi saat mencari buku referensi untuk membuat sebuat lagu.
Dan sekarang Hanbin terlihat seperti orang yang kalang kabut seperti habis putus dengan pacarnya.
"Kak Bin?".
Hanbin menoleh ke asal suara yang datang. Suara yang tak asing yang langsung bisa Hanbin kenali.
"Emm ya".
"Kakak kenapa di sini sendirian? Sekarang juga kayaknya kita gak lagi bikin projek apa-apa deh".
"Kakak lagi bosen aja. Makannya di sini".
Matthew mengangguk dan duduk di sebrang Hanbin duduk.
"Keliatannya Kakak lagi sedikit kacau ya".
Hanbin terkekeh, Matthew memang tau dirinya.
"Sekeliatan itu ya?".
"Aku udah kenal Kakak 7 tahun ya, jangan kira aku gak peka liat Kakak gini".
Hanbin dan Matthew sama-sama diam. "Maaf ya Kak".
Hanbin menengok ke arah Matthew. "Kenapa?".
"Maaf kalau dulu aku tiba-tiba minta udahan sama Kakak dan pindah ke Canada".
Hanbin tersenyum, dia jadi teringat masa lalunya.
Flashback on
Saat itu Hanbin menginjak tahun pertama sekolah menengah atas. Sedangkan Matthew masih berada di bangku kelas tengah sekolah menengah pertama.
Mereka sudah dekat sejak masih kecil, bahkan orang tua mereka saling kenal.
Hanbin memberanikan untuk menyatakan cintanya pada Matthew dan akhirnya mereka menjalin hubungan.
Hubungan mereka sangat manis, dan banyak yang menyukai hubungan mereka berdua.
Bertahun-tahun mereka menjalin hubungan sebagai pasangan, tidak ada pertikaian yang berarti bagi mereka berdua.
Sama-sama berpikiran dewasa dan berpikiran luas mereka mengesampingkan ego masing-masing.
Hingga tiba saat Hanbin sudah berada di tingkat akhir sekolah menengah atas dan Matthew yang mulai memasuki tingkat pertama sekolah menengah atas.
Matthew secara tiba-tiba memutuskan hubungan dari Hanbin.
"Aku mau kita udahan Kak".
"Maksud kamu apa Matt".
"Aku harus pindah ke Canada. Dan aku gak mau hubungan LDR sama Kak Bin".
"Tapi Matt, kita bisa terus bertukar pesan bahkan bisa telponan".
Matthew menggeleng. "Maaf Kak, aku gak bisa. Aku takut kita gak bisa ngehandle itu semua. Kita gak tau kedepannya gimana Kak".
"Aku gak paham Matt".
"Maafin aku Kak. Tapi aku pikir ini adalah hal yang baik buat dilakuin".
"Baik buat kamu, bukan aku Matt".
"Kak, please aku mohon sama kamu".
Hanbin menggeleng. "Gak Matt, aku tetep gak paham. Kita bisa ngelewatin semuanya bareng. Kecuali emang kamu yang udah gak mau sama aku".
"Gak, bukan gitu Kak. Aku sayang sama Kak Hanbin".
"Kalau itu yang kamu mau aku terima Matt. Maaf aku bukan pacar yang baik buat kamu".
Hanbin meninggalkan Matthew yang menangis sendirian dirumahnya.
Flashback end
Hanbin memandang Matthew, masih sama seperti dulu.
"Itu udah cerita lama Matt. Kamu gak perlu minta maaf lagi".
"Lagipula kamu juga udah punya pilihanmu sendiri. Dan aku bakal berusaha cari pilihanku lagi".
"Maafin aku Kak".
Matthew menangis, hatinya berdenyut sakit. Meskipun mereka sudah memiliki hubungan pertemanan yang baik kembali.
Tetapi perasaan bersalah Matthew masih mendominasi dirinya.
"Hei, jangan nangis Matt. Nanti aku bisa di hajar Bang Jiwoong kalau tau bidadarinya nangis gini".
Matthew memukul bahu Hanbin, tidak kencang kok hanya pukulan kecil.
"Kak Hanbin".
Hanbin terkekeh. "Aku gakpapa, kamu layak bahagia kok".
"Maaf dan makasih Kak Binnie udah ada di hidup aku".
"Aku juga makasih ya Matt".
Hanbin dan Matthew menyelesaikan permasalahan mereka kembali. Sebenarnya Hanbin tidak mempersalahkan cinta pertamannya itu.
Hanbin sudah belajar untuk menerimanya. Dia berusaha bangkit kembali dan tidak diliputi masalalunya lagi.
"Oiya, tadi Kak Hanbin kenapa kok murung dan keliatan kacau gitu".
Hanbin terdiam sejenak. "Matt".
"Hm, kenapa Kak?. Kalau mau cerita, cerita aja".
"Kamu tau Hao udah punya pacar belum?".
"Haa, apa Kak?".
"Kamu gak usah pura-pura gak denger".
"Hao? Hao anggota klub kita Kak?".
"Iya emang siapa lagi".
"Tapi Hao kan punya Keita Kak".
Hanbin menepuk dahinya. "Bukan Zihao, Matthew. Tapi Hao, Zhang Hao".
Matthew bero-ria. "Oh jadi Kak Bin naksir Hao".
"Mungkin".
Matthew tersenyum cerah. "Wah berita besar nih. Hao tau gak Kak?".
Hanbin menggeleng, dia tidak memiliki keberanian itu.
"Ah payah Kak Bin".
"Kamu bukannya jawab pertanyaan Kakak, malah ngeledek".
"Haha, okei okei aku serius. Tapi aku gak tau Hao udah punya pacar apa belum".
"Percuma aku tanya kamu Matt".
"Jangan ngambek gitu, kayak bocah".
Hanbin malas membalas Matthew, dia sibuk dengan ponselnya.
"Tapi setahu aku Jay itu temen deketnya Hao".
Hanbin tertarik dengan topik Matthew dan memfokuskan dirinya pada Matthew.
"Kakak tanya aja sama Jay, Hao punya atau gak pacar itu".
"Jay ya?".
Matthew mengangguk. "Kalau gak salah juga pacarnya Jay temen kerjanya si Hao".
Hanbin mengangguk paham. "Okei makasih Matt, kamu emang bisa di andelin".
Hanbin mencubit pipi Matthew bertepatan juga Hao masuk kedalam ruangan Klub.
Hao masuk ke dalam dan melihat Hanbin bersama seseorang di dalam sana.
"Eh sorry. Gue gak tau kalau ada orang di dalem. Gue keluar".
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
FanfictionZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...