2

3K 277 20
                                    

Hao berjalan keluar menuju taman, menengok ke sana kemari mencari tempat duduk yang masih kosong di sana.

Setelah beberapa saat mencari akhirnya Hao menemukan bangku yang cukup nyaman untuk dia gunakan.

Untung saja masih ada, ternyata taman akan penuh saat jam istirahat seperti ini. Hao duduk dan mengeluarkan bekal dan bukunya yang dia bawa.

Bekal yang disiapkan Ibu memang tidak terlalu mewah, hanya sebuah nasi goreng dengan telur mata sapi dan ditaburi daun bawang diatasnya.

Hao tersenyum manis, Ibu memang sangat manis. Dia makan dengan tenang di sana sambil mempelajari kembali materi yang tadi sudah dia terima.

Meskipun baru hari pertama mengikuti kegiatan perkuliahan Hao harus tetap rajin.

Dilengkapi dengan Headset yang menyumpal ditelingannya. Dia memfokuskan diri pada bacaan dan makan siangnya itu.

Hao itu kebetulan merupakan salah satu mahasiswa yang berhasil mendapatkan Beasiswa full dikampusnya.

Berbekal otaknya yang cerdas, dia mendapatkan Beasiswa dan juga sedikit uang saku dari programnya ini.

Uang ini juga bisa bisa membantu kebutuhan dirinya selain itu juga bisa dia gunakan untuk hal lainnya.

Maka dari itu dia harus belajar dengan giat untuk mempertahankan Beasiswanya yang sudah susah payah dia dapatkan tersebut.

Hao terlihat begitu asik dengan dunianya hingga tidak menyadari ada seorang mahasiswa lain yang duduk dihadapannya.

Saat orang itu duduk dihadapan Hao banyak lirikan, bisikan dan teriakan dari gadis maupun pemuda manis sekitarnya.

Karena Hao yang tidak mengetahui apa yang terjadi, jadi dia tidak menghiraukan apa yang ada di sekitarnya.

Jika Hao sudah fokus dengan apa yang dia lakukan dia tidak akan menghiraukan sekitarnya. Kecuali ada sebuah gempa yang datang dia pasti akan berlari sekuat tenaga.

Mungkin sudah berlangsung setengah jam lebih Hao fokus dalam kegiatannya. Dia merasa lelah ditubuhnya lalu merenggangkan sedikit tubuhnya.

Hao sedikit terkejut melihat apa yang ada dihadapannya. Pasalnya tadi sepertinya dirinya sendiri. Mengapa sekarang ada pemuda tampan nan rupawan dihadapannya.

Sedikit menimang-nimang lagi dan menelisik wajah pemuda dihadapannya. Hao berspekulasi mengenal atau tidak pemuda didepannya ini.

Rasanya dikelasnya tidak ada orang setampan pemuda itu. Dengan keberanian dan kekepoan Hao akhirnya dirinya bersuara.

"Emm sorry, siapa ya?".

"Oh sorry, gue Jiwoong. Gue sebenernya udah duduk di sini dari tadi, cuman kayaknya lo gak ngeh sama gue. Karena gue gak mau nganggu lo baca jadi gue langsung duduk aja. Gak masalahkan?".

Hao sedikit kaget, bagaimana bisa dirinya tidak sadar ya.

"Ah sorry. Kayaknya gue terlalu fokus sama buku gue.". Kata Hao tidak enak.

"Oh iya gue Hao. Senang kenal sama lo".

Jiwoong hanya mengangguk saja. "Sorry kalau gue ganggu. Tadi bangku di taman udah pada full terus gue liat lo duduk sendirian, jadi gue pikir buat gabung sama lo".

Popular Boy (BinHao) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang