Di hari yang cerah ini, suasana hati Hao sangat bahagia. Dirinya semakin dekat dengan Hanbin dan mereka juga akhir-akhir ini sudah terang-terangan sering berangkat dan pulang bersama.
Hari ini jadwal mereka berbeda sebenarnya tapi Hanbin dengan sengaja menjemput Hao untuk dirinya antar ke kampus padahal jadwal kelas Hanbin baru di mulai nanti siang
Hao berjalan menuju kelasnya yang lumayan jauh masuk ke dalam fakultasnya. Hao dapat melihat kok banyak yang menatapnya tak suka, apalagi ada yang terang-terangan menggunjinginya.
Hao amat merasakan hal tersebut, tetapi karena memang pada dasarnya Hao tidak memperdulikannya jadi dia tetap jalan tanpa memperdulikan mereka.
Tapi hal ini sangat menganggu Hao, karena ada yang menghadangnya dengan tiba-tiba. Tiga orang wanita dengan seorang wanita di tengah yang menurut Hao cukup tinggi dan cantik.
Apalagi tubuh wanita itu juga bisa dibilang body goalsnya para gadis. Tapi dengan wajah angkuhnya, wanita itu menghadang jalan Hao yang berjalan santai tadi.
"Lo Haokan?"
Dengan alis naik satu Hao tak menjawab wanita dihadapannya.
"Punya mulut jawab dong".
Wanita di sebelah kanan ikut berbicara pada Hao.
"Urusan lo nyari gue apa". Tutur Hao membuat kekehan dari wanita dihadapannya.
"Lo masih gak ngerti?".
"Harus banget gue ngertiin". Dengan nada malas Hao menjawab wanita itu.
"Dasar gak tau diri lo". Wanita sebelah kirinya menyauri Hao.
Hao hanya memandang ke tiga wanita itu. Sangat kurang kerjaan kalau kata Hao.
"Lo mending gak usah deket-deket Hanbin deh. Kalian tu gak selevel, lo sama Hanbin tu jauh berbeda".
"Bukan urusan lo".
Ucapan Hao membuat geram wanita yang bisa kita sebut Dayeon. Dayeon mencekram erat lengan Hao sampai lengan Hao memerah.
"Camin baik-baik ya Hao. Lo sama Hanbin gak bakal bisa satu".
Hao merasakan sakit pada pergelangan tangannya, tapi itu tidak membuatnya lantas menjadi lemah.
Dirinya langsung menghempaskan tangan Dayeon hingga Dayeon sedikit mundur dari tempatnya berdiri tadi.
Hampir saja Dayeon melayangkan tangannya untuk menampar Hao, tapi ada sebuah tangan yang menghadangnya.
"Lo jangan berani-beraninya mukul orang sembarangan". Seowon menghadang tangan Dayeon.
Seowon datang bersama Woongki menghampiri Hao tadi setelah melihat Hao sepertinya tengah di bully oleh tiga orang wanita.
"Gak usah ikut campur lo".
"Kalau lo iri yaudah sih lo harusnya main adil. Gak perlu ngelabrak di belakang gini gak elit". Julid Woongki yang mendapat tatapan tajam dari ketiga wanita dihadapannya.
"Awas lo Hao, kita belum selesai".
"Yayaya, dah sana lo pergi dari sini. Bitch". Dengan elegan Woongki mengusir ketiga orang itu.
Setelah itu Dayeon bersama Hikaru dan Yujin pergi meninggalkan Hao serta Woongki dan Seowon.
"Lo gakpapakan Hao".
Hao mengangguk. "Ya gakpapa. Gue masih laki, gitu doang gak masalah".
Ketiganya terkekeh bersama. "Lagian mereka ngapain sih nyamperin lo Hao".
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
FanfictionZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...