Sinar matahari menelisik masuk ke dalam kamar dengan gorden yang terbuka sedikit. Penghuni kamar masih bergelut dengan selimutnya itu kini menggeliat merenggangkan badannya.
Membuka mata dan berjalan gotai membuka gorden kamarnya. Sinar mataharipun berbondong-bondong masuk ke dalam.
Hao membuka jendela kamarnya, udara sejuk dan menyegarkan masuk menerpa dirinya.
Hao menarik nafas dan menghembuskannya. "Segarnya".
Hao berjalan menuju kamar mandi sekedar ingin mencuci mukanya dan menyikat gigi.
Hari ini hari Sabtu, dan di hari ini tentunya dia libur.
Rencananya hari ini Hao ingin mengajak semua orang yang ada di panti untuk berjalan-jalan.
Tabungannya cukup untuk mentraktir Adik-adik dan juga Ibu untuk bermain ke taman hiburan.
Dari dulu Hao dan Adik-adiknya belum sempat ke sana. Tapi kali ini Hao bertekat untuk membawa mereka bersenang-senang.
"Ibu?". Panggil Hao mencari Ibunya.
"Ibu di dapur nak".
Mendengar suara Ibunya Hao bergegas menuju tempat suara itu.
"Selamat pagi Ibu". Sapa Hao sambil mencium pipi kanan dan kiri Yoona.
"Pagi sayang".
Ibu Yoona sibuk memasak makanan untuk anak-anaknya. Hao ikut membantu memasak bersama Yoona.
Sudah menjadi kebiasaan di pagi hari Yoona dan Hao memasak. Biasanya dirinya akan ditemani Brian juga yang ikut membantu, tapi sepertinya adik yang satu itu masih terlelap karena sibuk belajar di malam harinya.
"Ibu, hari ini ayo kita jalan-jalan bareng".
Yoona menengok ke arah Hao yang sibuk memotong wortel.
"Kemana Hao?".
"Hao mau mengajak semua ke Taman hiburan Bu. Kitakan gak pernah ke sana jadi Hao mau kita pergi ke sana bareng-bareng".
"Tapi tiket masuknya aja mahal Hao. Ibu gak punya uang sebanyak itu untuk membawa kalian ke sana".
Hao menghentikan kegiatannya menghadap Ibu yang sedang memasak kaldu untuk sup.
"Ibu gak perlu ngawatirin biayanya. Hao punya lebih dari cukup uang buat kita bersenang-senang bersama".
"Gak Hao, Ibu menolak. Lebih baik uangmu itu kamu simpan buat masa depanmu. Kalau uang Ibu udah cukup mari kita pergi bareng".
"Ibu dengarin Hao. Hao emang nyimpen uang ini buat kita. Uang beasiswa lebih dari cukup untuk Hao tabung hingga masa kedepan. Uang hasil kerja Hao bakal selalu Hao kasih untuk kalian".
"Cukup Hao. Kita bicarain ini nanti
aja. Sekarang tolong panggil Adik-adikmu suruh mereka turun dan makan".Yoona sibuk disana membelakangi Hao.
"Pikirkan lagi ya Bu. Hao gak mau Adik-adik merasa kurang untuk sekedar ngerasain senang. Hao panggil Adik-adik dulu ya Ibu".
Setelah kepergian Hao, Yoona menangis dalam diam.
Lagi, dan lagi Haonya melakukan semuanya untuk dirinya dan Adik-adiknya tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Hao selalu mengesampingkan kepentingan dirinya dan lebih mementingkan kepentingan Yoona serta Adik-adiknya.
Yoona tidak tahu lagi bagaimana memberi tahu Hao agar lebih memikirkan dirinya. Hao selalu mengalah untuk segala hal.
Yoona merasa sedih setiap kali Hao mementingkan yang lain. Meskipun Hao merasa senang untuk itu, tapi Yoona merasa tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
FanfictionZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...