Bodoh satu kata yang pantas untuk Hanbin saat ini. Situasi yang membuatnya menyesal dan tak tahu harus berbuat apa.
Dirinya seperti hidup namun enggan, jiwanya seperti meninggalkan raganya. Dirinya terlihat lesu, lemah dan tak berdaya.
Semua karena kebodohannya, dirinya mendapatkan dampak dari kebodohannya ini.
Satu, setelah dirinya memberanikan diri untuk menceritakan segalanya pada Mama Papa berakhir dirinya terkena pukulan talak dari Papa Donghae dan tamparan cukup keras dari Mama Tiffany.
Alasan kedua orang tuanya cukup jelas dan Hanbin menerimanya kok. Jelas sangat jelas bahwa kekecewaan mampir pada wajah kedua orang tua Hanbin.
Hanbin melupakan fakta bahwa Papanya bisa saja membantunya dan membuat Clarie menghilang dalam kedipan mata.
Namun karena kalut yang menutupi rasional dalam otaknya Hanbin bertindak ceroboh dan berakhir dirinya yang harus menanggung kebodohannya.
Papa Donghae bukan sekedar seorang Dokter di sebuah rumah sakit besar. Papa lebih dari itu, Papa memiliki banyak bidang perusahaan dan memiliki banyak koneksi yang tersebar keseluruh negara.
Papa Donghae bisa saja dengan mudah membuat keluarga Soen hilang seketika kok. Hanbin saja yang bodoh tidak menceritakan pada Papa dan Mama.
Untuk masalah Clarie itu seperti masalah di ujung kuku saja. Itu tidak akan berdampak pada apapun. Papa Donghae sampai geram dengan kebodohan Hanbin yang tiba-tiba datang.
Selain kemarahan dan kekecewaan Papa maupun Mama. Kedua, Hanbin juga menceritakan pada Ibu Hao.
Wajah Ibu Yoona nampak tenang, tak menunjukan ekspresi berlebihan dan perilaku yang membuat Hanbin merasa gelisah.
Ibu Yoona hanya memasang wajah ramahnya, entah apa yang dipikirkan Ibu Yoona. Namun Hanbin dapat terpukul dengan penuturan Ibu Yoona.
Dengan senyum yang ditampilkan Ibu Yoona, Ibu berkata.
"Ibu tau nak Hanbin mau melindungi Hao dan juga Yujin. Ibu juga tau nak Hanbin menyayangi Orang tua nak Hanbin serta Ibu dan adik-adik Hao".
Senyum Ibu Yoona tak pernah luntur meskipun Hanbin tau kekecewaan Ibu pasti ada.
"Tapi cara nak Hanbin tidak benar. Ibu tidak mau ikut campur ataupun menghakimi hubungan kalian berdua".
"Tapi nak Hanbin. Ibu pernah bilangkan bahwa komunikasi itu adalah salah satu hal penting dalam suatu hubungan".
Ibu memandang teduh Hanbin yang menunduk dalam.
"Ibu tau pasti nak Hanbin tidak berdiskusikan dengan Hao. Ibu juga tau nak Hanbin menyembunyikan ini semua pada seluruh keluarga nak Hanbin".
Ibu Yoona mengambil tangan Hanbin untuk di elus lembut. "Nak Hanbin coba liat Ibu".
Hanbin dengan ragu dan takut menatap Ibu Yoona yang masih menampilkan wajah tenangnya dengan senyum yang masih terpajang di wajah cantiknya.
"Nak Hanbin, semua perilaku pasti akan ada dampak dan akibatnya. Apalagi perilaku itu cukup buruk seperti yang nak Hanbin lakukan".
"Ibu gak bisa menilai gimana kecewanya Hao, sakitnya Hao bahkan terlukanya Hao saat Hanbin melakukan semua yang Hanbin lakukan pada Hao".
Hanbin merasa bersalah, bisa-bisa menyakiti anak Ibu.
"Ibu bahkan tidak pernah memarahi Hao, Ibu juga tidak pernah memukul Hao apalagi membuat Hao merasa sakit hati. Ibu rasa Ibu tidak pernah melakukannya".
Ibu terdiam sejenak, senyumnya yang tadi selalu nampak kini menghilang.
"Ibu mungkin lupa mengingatkan nak Hanbin. Jika nak Hanbin sudah tidak ingin menerima Hao bahkan Yujin sekalipun, kembalikan saja pada Ibu".
Hanbin langsung menatap Ibu Hao lamat dan menggeleng kuat.
"Ibu masih sanggup untuk merawat Yujin dan Ibu masih sangat menyayangi Hao. Ibu tidak suka melihat anak Ibu tersakiti seperti ini nak Hanbin".
"Ibu sangat tau, nak Hanbin menyayangi Hao. Ibu tau betul, tapi nak Hanbin. Menurut Ibu kamu sudah terlalu berlebihan, jika Hao meminta untuk kembali pada Ibu. Ibu akan dengan tegas menjawab Ibu menerima selalu Hao untuk kembali pada Ibu".
Satu kata yang membuat Hanbin runtuh, dirinya tidak pernah membayangkan hal ini terjadi saat melakukan serangkaian kebodohannya selama ini.
"Ibu, Hanbin minta maaf sekali Ibu".
Ibu Yoona menggeleng. "Bukan pada Ibu kamu harus meminta maaf nak. Yang lebih sakit itu Hao, yang lebih merasa terluka itu Hao dan juga Yujin pastinya".
Hanbin menunduk dalam. "Ingat nak Hanbin. Jika Hao memilih kembali pada Ibu jangan di tahan lepaskan saja. Hao berhak bahagia".
Lolos sudah air mata Hanbin kala itu. Dirinya merutuki seluruh kelakuannya selama ini. Dirinya tak mengharapkan ini terjadi.
Namun nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa lagi di undur.
Dirinya harus menerima tanggungjawab yang harus dia tanggung saat memutuskan bergerak sendiri.
Hal yang membuatnya semakin terpuruk adalah yang ketiga bahwa fakta Hao dan Yujin meninggalkannya.
Setelah seminggu dirinya meminta maaf pada Hao, tiba-tiba saat Hanbin sudah pulang kekediamannya dirinya tak menemukan Hao bahkan Yujin sekalipun.
Hanbin tak berani menanyai Papa, Mama maupun Ibu. Jadi dirinya mencari Hao dan Yujin sendirian berharap Hao dan Yujin hanya pergi sejenak.
Namun nihil adanya, Hanbin sudah mengunjungi seluruh tempat yang memiliki kemungkinan Hao kunjungi bersama Yujin namun tak ada. Hanbin tak menemukan Hao maupun Yujin dimanapun.
Hanbin hanya dapat merenungi kesalahannya dan berharap agar Hao dan Yujinnya kembali.
Hola
Bentar lagi ini abis ya gais acu tidak up lagi kemungkinan bcs mau up book yang ada dan pengen up book baru sesuai request yang aku pernah tanyain wehehe.Konflik syudah akan berakhir, semoga keluarga kecikk ini bisa bahagia ya.
Mau sad atau happy nih hihi.
Oh iya buat pertanyaan yang aku mau PDFin book atau tidak aku masih pikir-pikir, mungkin akan ada kemungkinan PDF dan ada tambahan yang gk ada di WP
Payment juga gak mau aku bikin terlalu price bgtt
So ya gitu aja sih
BubayyyyBilang apa sama ainggg yang up hari ini hehe
Sayang kalian banyak-banyak gais makasiii udah baca book aku, vote juga komen aku sayang kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
Hayran KurguZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...