Kelas Hanbin sudah selesai 10 menit yang lalu. Dia berjalan bersama Mingyu dan Seunghwan keluar kampus untuk makan di warung depan kampusnya.
"Akhirnya kelar juga. Gue pengen rebahan".
Seunghwan menggeplak kepala Mingyu. "Lo kalau gak rebahan, ya cuman ngebucin dah perasaan".
Hanbin hanya terkekeh melihat dua temannya itu.
"Lah napa lo bawa-bawa gue bucin segala sih".
"Lah emang lo bucin kan. Pacaran belum tapi dah kek orang kesetanan kalau ketemu Do Ha".
"Sialan lo Hwan".
Ya begitulah pertikaian antara Mingyu dan Seunghwan yang tidak akan habis.
Mereka berjalan menuju warung yang terlihat ramai pengunjung itu. Tempatnya tidak terlalu besar tapi makanannya enak-enak.
"Lo berdua pesen apa, gue traktir".
"Tumben lo Hwan mo traktir".
"Gue baru dapet gaji nih".
Hanbin menggelengkan kepalanya. "Dah lo simpen aja duitnya Hwan. Gue sama Mingyu bayar sendiri-sendiri aja".
Mingyu mengangguk setuju dengan perkataan Hanbin.
Merekapun memesan makanan dan duduk lesehan di trotoar depan warung dengan dilengkapi tikar yang membentang di sana.
Hanbin, Mingyu dan Seunghwan makan dengan hikmat. Meskipun hanya makanan sederhana tetapi mereka makan dengan lahap.
Ini sudah menjadi kebiasaan mereka bertiga. Makan bersama setelah selesai kelas.
"Woah kenyang banget gue".
Seunghwan dan Hanbin menggeleng mendengar perkataan Mingyu yang bicara cukup keras sampai-sampai banyak yang memandang mereka.
Sebenarnya dari mereka datangpun sudah banyak yang memperhatikan, ya karena ada Hanbin tentunya.
"Gila lo Gyu. Jaga image kek, lo lupa lagi sama Hanbin".
"Ck apaan, biasa aja mau lo sama gue apa gak gak usah sok jaga image. Lagian gak penting banget jaga image. Bikin lo bukan jadi diri lo sendiri".
Hanbin sepertinya jengah, kenapa semua orang selalu begitu saat dengan dirinya. Hanbin hanya ingin kuliah dengan tenang dan berteman dengan nyaman.
Seunghwan terkekeh. "Lagian banyak banget yang ngintilin lo Bin. Heran gue, mereka emang kagak ada kerjaan lain gitu".
Hanbin mengedikkan bahunya, pasalnya dirinya juga tidak tahu kenapa banyak yang mengikutinya.
Hanbin sadar kok kalau mereka mengikutinya karena melihat parasnya yang bisa dibilang tampan. Tapi menurut Hanbin banyak yang lebih tampan darinya.
Terkadang Hanbin juga risih dengan keberadaan orang-orang yang mengikutinya. Seperti stalker saja, itu mengganggu kenyamanannya dan kenyamanan orang yang sedang bersamanya.
"Dahlah biarin aja. Lagian gue disini juga mau belajar dan cari temen. Bukan cari fans sana sini atau perhatian sana sini".
"Ya terserah lo aja sih Bin. Selagi mereka kagak nganggu dan berbuat yang kelewatan gue sih oke aja".
"Bener banget, gue sebagai temen lo yang setia ini bakal ngelindungi lo dari orang-orang yang melewati batasan".
"Lo cocok sih jadi tameng Gyu. Apalagi badan lo besar bisa tuh buat nahan kalau Hanbin di serang".
"Gak gitu juga bego".
Mereka bertiga malah tertawa bersama, sepertinya keinginan Hanbin memiliki teman yang tidak memandang lebih dari dirinya terpenuhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular Boy (BinHao) End
FanfictionZhang Hao, seorang pemuda yang selama ini tinggal di Panti Asuhan yang hidupnya biasa saja. Dia mendapatkan beasiswa yang sangat berarti bagi dirinya karena susah payah dia dapatkan. Yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang Pemuda yang mengu...