9

1.7K 202 6
                                    

Hanbin terdiam sejenak, sejak pengakuan Hao yang mengatakan Ibunya bukan Ibu kandungnya. Hanbin sedikit terkejut tadi, sepertinya dia salah bicara.

"Hanbin, woi".

"Hah iya".

"Kenapa lo?".

"Ah gak".

Hao menelisik wajah Hanbin. "Gakpapa kalik".

"Hem, apanya?".

"Itu bukan bahasan sensitiv banget kok. Yang sampe lo harus gak enak gitu".

"Maaf Hao, aku gak tau".

"Gakpapa Bin. Lo gak perlu gak enak gitu".

Hanbin mengangguk lesu. Dirinya sepertinya merusak suasana hari ini. Hao terkekeh melihat tingkah Hanbin yang merasa tak enak itu.

"Mau gue ceritain tentang Ibu?".

Hanbin mendongkak menatap Hao.

"Gue gak keberatan kok cerita. Lagian kayaknya lo orang baik. Jadi gue bisa cerita".

"Kalau kamu gak keberatan. Aku mau tau cerita kamu".

"Haha, Okei kalau gitu. Em mulai dari mana ya gue juga bingung".

Hanbin mendengarkan Hao. "Gue itu tinggal di Panti Asuhan kalau lo belum tau".

Wow fakta baru yang Hanbin tau dari Hao. "Ibu kandung gue ngebuang gue di deket rumah Ibu".

"Waktu itu kata Ibu gue ada di sebuah kardus terus ada kain yang ngelindungin badan gue".

"Ibu ngeliat gue pas itu secara gak sengaja di tempat sampah rumah Panti yang gue tinggalin sekarang".

"Kata Ibu muka gue dah merah, dia juga bilang waktu itu dingin banget. Tapi gue senyum ke arah Ibu, jadi Ibu bawa gue masuk ke Panti dan ngerawat gue".

Hao menceritakan kisahnya tanpa terkecuali, tidak tau dia secara sepontan menceritakan semua kepada Hanbin.

"Dulu pernah beberapa kali ada yang mau adopsi gue, mau angkat gue jadi anak mereka. Tapi gue meronta gak mau ke Ibu. Gue cuman mau tinggal sama Ibu".

"Buat gue Ibu itu malaikat yang udah nolongin gue. Gue cuman mau bareng orang asing yang udah baik ke gue nyelamatin gue di saat Ibu yang jadi darah daging gue ninggalin gue secara sengaja".

"Gue gak mau ninggalin Ibu, gue gak mau seneng sendiri tanpa tau keadaan Ibu".

"Gue lebih bersyukur hidup bareng Ibu daripada harus tinggal sama orang lain".

Hao bercerita panjang tentangnya dan Ibunya. Ibu Yoona yang sangat hebat, baik dan berhati mulia.

Hao tidak akan pernah membiarkan Ibunya itu menderita, jangan sampai.

Hanbin tersenyum dalam diamnya. "Hao anak baik. Sama seperti Ibumu".

Hao melirik ke arah Hanbin, ikut tersenyum kecil.

"Aku jadi pengen ketemu Ibu kamu".

"Buat apa ketemu Ibu?".

"Mau bilang Makasih, soalnya udah nyelamatin anak yang manis dan cantik ini".

Dan lagi, Hao tersipu dengan perkataan Hanbin. Sepertinya pemuda dihadapan Hao ini bermulut manis.

Popular Boy (BinHao) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang