"Mas Jewoo ayo nontoooon!!"
"Iya sayaang"
Sejak tiga puluh menit yang lalu rengekan Haruto terus terdengar, dan Jeongwoo selalu memberi jawaban yang sama. Pria itu tengah sibuk memeriksa data perusahaan, ada yang harus diurus sebentar katanya.
Haruto awalnya mengiyakan saja dan dengan sabar duduk disamping Jeongwoo. Namun seiring jarum jam yang terus berputar sang dominan tak juga berhenti berselingkuh dengan ipad ditangannya.
Padahal sudah berjanji dari jauh-jauh hari bahwa Jeongwoo akan menemaninya menonton dihari libur. Ternyata semuanya janji palsu, Haruto telah ditipu oleh pria jelek itu.
"Mas Jewoo mas Jewoo mas Jewoo mas Jewoo!!"
Karena kesal akhirnya si manis menggoyang-goyangkan tubuh tegap Jeongwoo berulang kali hingga akhirnya mata tajam itu kini berhasil menoleh kearahnya.
Wajah Haruto ternyata sudah memerah, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Tangan yang tadinya mendorong Jeongwoo perlahan turun dan mencengkram ujung kemeja yang pria itu kenakan.
"Jangan marah.. hiks"
Menyadari tatapannya membuat sang istri takut, Jeongwoo segera melepas ipad ditangannya lalu beralih memeluk tubuh kecil Haruto.
"Ssstt maaf sayang, mas ga marah. Maaf ya? Jangan nangis please.."
"Lepasin Haru!"
Wajah gembul memerah dan dipenuhi air mata itu ia usap perlahan. Jeongwoo sebenarnya suka melihat Haruto menangis, wajahnya jadi berkali lipat lebih lucu dan menawan. Tapi kali ini beda, si manis jelas tengah bersedih dan itu karena kesalahannya.
Jeongwoo ingat kok dirinya memang memiliki janji untuk menemani Haruto seharian. Istilahnya quality time karena setiap hari ia selalu kerja hingga waktu bersama Haruto sangatlah minim. Bahkan karena terlalu senang, sudah dari kemarin-kemarin si manis itu antusias mengingatkannya agar tak lupa.
Tapi pekerjaan sialan di kantor selalu saja mengganggu. Jeongwoo sampai merasa kepalanya mulai panas karena dipaksa menyelesaikan berpuluh-puluh dokumen yang harus jadi pagi ini demi bisa meluangkan waktunya menemani Haruto.
Meski kesusahan akhirnya berhasil juga. Semuanya beres dan kini Jeongwoo benar-benar tak memiliki sesuatu yang akan mengganggu waktunya bersama si manis.
Namun Haruto terlanjur merajuk sekarang. Bibirnya yang kecil itu maju beberapa centi hingga terlihat seperti mulut bebek. Tubuhnya masih duduk samping Jeongwoo, namun sengaja di geser jauh dan bahkan menghadap arah berlawanan agar acara ngambeknya semakin terlihat jelas.
"Mas Jewoo pembohong! Katanya mau nemenin Haru! Tapi ternyata itu cuma janji palsu, laki-laki emang gaada yang bener ya!"
Jeongwoo tersedak, hampir saja memuntahkan tawa keras mendengar ocehan aneh sang istri.
"Sayaang mas-"
"Gausah bujuk Haru! Ga mempan, Haru males sama mas Jewoo!"
Jeongwoo terkekeh geli. Lalu beringsut mendekat dan segera memeluk Haruto dari belakang. melayangkan banyak kecupan ringan di wajah sembab Haruto untuk melampiaskan gemas.
"Gemes banget sih, istrinya siapa ini hm?"
Haruto tak mau menjawab, sepertinya memang merajuk sungguhan. Jeongwoo meraih tubuh si manis ke pangkuannya agar lebih leluasa untuk ia peluk.
"Yaudah-yaudah.. mas minta maaf yaa, Haru mau nonton apa sayang?"
Haruto yang tadinya menyembunyikan wajah pada dada Jeongwoo kini langsung mendongak dengan semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manis; jeongharu
Teen Fiction"Mas kok tadi gigit-gigit bibir aku?" "Itu namanya olahraga bibir sayang, bagus buat kesehatan. Makanya kita harus lakuin tiap hari" Bagaimana jadinya jika pria dewasa seperti Jeongwoo harus menikahi seorang remaja polos yang bahkan tidak tau apa i...