diculik?

28.8K 2.3K 383
                                    

Jeongwoo tengah melakukan rapat penting, namun telepon dari salah satu asisten yang bekerja dirumahnya membuat ia tidak bisa fokus.

Pikirannya tertuju pada Haruto, apakah terjadi sesuatu pada istrinya? Karena selain manja, Haruto juga luar biasa ceroboh. Jeongwoo tidak bisa untuk tidak khawatir dan akhirnya meminta ijin sebentar guna mengangkat telepon itu.

"Ada apa?"

Jeongwoo mengerutkan dahi bingung, pasalnya diseberang terdengar sangat rusuh. Ada suara tangisan samar juga, jangan bilang itu suara Haruto?

"Tuan, ini... t-tuan muda Haruto lagi nangis karena—"

"Mas Jewoo!"

Jeongwoo tidak bisa berpikir jernih lagi. Tanpa pikir panjang pria itu mematikan sambungan telepon dan segera berlari keluar kantor, tentu saja untuk pulang kerumah dan melihat keadaan Haruto.

Persetan dengan rapat, istri kecilnya jauh lebih penting.

Jeongwoo tentu merasa panik. Tangisan Haruto tadi kencang sekali memanggil namanya, apakah dia terjatuh dari tangga atau terpeleset dikamar mandi sehingga menyebabkan dirinya terluka?

Semua kemungkinan buruk hinggap dikepala Jeongwoo. Membuatnya semakin mengendarai mobil secara ugal-ugalan, total abai dengan banyaknya protes yang diteriakkan para pengemudi lain.

"Haruto!" Jeongwoo berteriak dengan suaranya yang menggelegar diseluruh penjuru rumah. Bahkan beberapa pekerja disana sampai terlonjak akibat teriakan dari tuan mereka itu.

Suara tangisan Haruto terdengar dari arah kamar, Jeongwoo dengan tergesa berlari menaiki tangga agar cepat memeriksa keadaan pemuda itu.

Benar saja.

Sesampai dikamar, terlihat Haruto sedang duduk dikasur dengan wajah basah dan air mata yang mengalir deras.

"Haru kenap—"

"Mas Jewoooo!!"

Tubuh tegapnya sedikit terhuyung akibat tubrukan Haruto yang memeluknya terlampau erat. Beruntung ia memiliki refleks yang baik sehingga mereka tidak berakhir jatuh bersama.

"Huhuu mas Jewoo..."

Haruto masih menangis tersedu-sedu. Jeongwoo akhirnya memilih untuk menggendong tubuh kecil itu dan membawanya kembali ketempat tidur.

"Kenapa, hm?" Jeongwoo bertanya dengan lembut pada sosok yang kini tengah ia pangku.

Rasa paniknya sedikit berkurang setelah memeriksa tidak ada luka apapun ditubuh Haruto. Bahkan tadi pemuda itu bisa berlari untuk menghampiri dirinya yang berdiri dipintu kamar. Tidak ada keseleo atau hal apapun yang mengkhawatirkan.

Lantas apa yang membuat ia menangis sesedih ini?

"Haru takut..!" Jeongwoo bergerak mengusap punggung sempit dipelukannya. Berusaha meredakan tangis Haruto karena demi apapun nafas pemuda itu sudah tersendat.

"Siapa yang bikin kamu takut?"

Haruto mengangkat wajahnya dari ceruk leher Jeongwoo, menatap wajah pria itu masih dengan tangisannya yang tidak kunjung berhenti.

"Mas Jewoo tiba-tiba ilang pas aku bangun tidur. Aku pikir mas Jewoo diculik sama monster pulu-pulu yang tadi malem kita tonton itu, makanya aku langsung nangis hiks"

Ya Tuhan...

Ntahlah Jeongwoo bingung ingin berekspresi seperti apa setelah mendengar pernyataan Haruto.

Bagaimana bisa seorang remaja berusia 18 tahun masih takut pada monster?! Jeongwoo akui Haruto memang masih polos, tapi dia tidak menyangka kepolosan Haruto sudah berada ditahap separah ini.

Mungkin kalau film hantu ya Jeongwoo akan maklum saja jika Haruto ketakutan. Tapi masalahnya monster pulu yang Haruto maksud itu adalah makhluk boncel dari pulau misterius yang ada dikartun upin-ipin.

Tolong ingatkan Jeongwoo untuk mengganti kaset film kartun dengan sinchan saja, sepertinya itu jauh lebih aman untuk Haruto.

"Gaada monster, sayang. Udah ya jangan nangis lagi. Nanti makin susah nafasnya" Haruto masih sesegukan ketika Jeongwoo mengusap air matanya.

Jeongwoo sebenarnya gemas sekali dengan pipi bulat yang memerah itu. Ingin dia gigit tapi takut nanti Haruto malah mengira dirinya monster.

Baru beberapa minggu tinggal bersama, Jeongwoo selalu dibuat tercengang oleh tingkah Haruto. Setiap hari ada saja kelakuan anehnya, tapi justru itu membuat Jeongwoo jadi merasa lebih hidup.

Padahal dulu Jeongwoo pikir akan sangat merepotkan untuknya tinggal bersama orang lain. Terlebih pemuda yang notabenenya masih remaja dan pasti kekanak-kanakan.

Tapi ternyata menyenangkan juga, malah dia jadi semangat tiap pulang kerja sekarang. Karena pasti akan disambut oleh teriakan Haruto dan pelukan erat darinya.

"Terus mas Jewoo tadi kemana? Katanya hari ini libur.."

Jeongwoo terkekeh mendengar rengekan Haruto. Dia tadinya memang sudah berniat untuk cuti sampai tiga hari kedepan, tapi Jihoon tiba-tiba harus ijin karena orang tuanya sedang sakit.

Jadilah Jeongwoo yang turun tangan memimpin rapat. Tapi malah berakhir kacau karena ulah bayinya ini.

"Kok ketawa? Mas boongin aku ya?! Nakal banget ish nanti diculik monster beneran loh!"

Shit.

Haruto terlalu menggemaskan dengan wajah kesal dan bibirnya yang mengerucut. Jeongwoo kali ini benar-benar tidak bisa menahan diri dan akhirnya mendaratkan bibirnya pada labium merah Haruto.

Awalnya hanya berniat memberi kecupan singkat untuk melampiaskan rasa gemasnya. Tapi salahkan bibir Haruto yang terlalu manis sehingga Jeongwoo terpancing untuk melakukan hal lebih.

Bibir pria itu mulai bergerak mengulum bibir Haruto, menggigitnya agak keras sehingga terbuka dan memudahkannya untuk semakin menguasai benda kenyal itu.

Sementara Haruto hanya bisa diam. Tidak mengerti sama sekali apa yang sedang dilakukan oleh mas Jewoo-nya, kenapa bibirnya dihisap begini?

Aneh, kepalanya jadi pusing ketika lidah Jeongwoo bahkan sudah masuk kedalam mulutnya. Haruto mencoba mendorong tubuh besar itu, namun Jeongwoo tidak bergerak sama sekali.

"Hnggh!"

Jeongwoo tersentak. Erangan Haruto membuatnya sadar bahwa ia berbuat terlalu jauh.

Terpaksa dilepaskannya pagutan pada bibir Haruto yang kini membengkak. Jeongwoo meringis melihat mata sayu itu jadi kembali berkaca-kaca.

Oke sepertinya ia dalam masalah karena sebentar lagi pasti Haruto akan menangis—

"HUWAAAA!! BIBIR AKU KENAPA DIMAKAN?!?!KAMU BUKAN MAS JEWOO! KAMU PASTI MONSTER YANG LAGI NYAMAR KAN?! LEPASIN AKU MONSTER JELEK!!!"

Astaga drama sekali, Jeongwoo hanya bisa menerima tubuhnya dipukul berulang kali oleh tangan kecil Haruto. Beruntung tenaga pemuda manis itu tidak seberapa, jadi setidaknya dia tidak akan sampai lebam.

Salahnya karena menodai bayi polos seperti Haruto. Tapi bibir ceri itu memang sangat manis, Jeongwoo jadi ingin merasakannya terus menerus. Mungkin dia perlu membohongi Haruto supaya mau memberikannya ciuman tiap hari.

___

Kenapa dia ganteng banget?!?!?!?😤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa dia ganteng banget?!?!?!?😤

Btw ini cringe ya? Maaf soalnya pengen bikin ruto jadi bayi hahahahah

Manis; jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang