menyesal

24.2K 1.6K 311
                                    

"Mmnnhh..."

Jeongwoo menatap lekat sosok yang kini terbaring lemah dibawahnya. Wajah merah disertai air mata juga tatapan sayu itu sungguh menggiurkan.

Ditambah lagi erangan yang tidak berhenti keluar dari bibir mungilnya total membuat Jeongwoo semakin hilang akal.

Padahal tadinya dia sudah berniat menggendong Haruto menuju kamar mandi dengan maksud untuk merendam istrinya di bathub. Jeongwoo tidak mau terpancing melakukan hal aneh disaat si manis tengah tidak sadar seperti ini.

Tapi ternyata itu hanyalah niat. Sebab baru saja memasuki kamar mandi, Jeongwoo dibuat membeku kala Haruto dengan berani menarik tengkuknya dan mendaratkan ciuman yang terkesan berantakan.

Bayangkan istrinya yang biasanya cengeng dan polos itu tiba-tiba menciumnya bahkan sampai mengajak lidahnya bermain. Apa kalian pikir Jeongwoo bisa tahan? Tentu saja, tidak.

Tanpa kata si pria dewasa langsung memutar langkahnya kembali menuju kasur lalu membaringkan Haruto disana. Persetan dengan obat perangsang, Jeongwoo sudah tidak dapat menahan keinginannya kali ini.

Dan jadilah keduanya dalam keadaan naked seperti sekarang. Sekujur tubuh si manis bahkan sudah penuh dengan ruam merah bekas gigitan ganas Jeongwoo beberapa saat lalu.

"Hisap sayang.." bisiknya sembari memasukkan jari-jarinya kedalam mulut Haruto.

Jeongwoo ingin mempersiapkan lubang sang istri supaya tidak terlalu sakit ketika nanti dia masuki. Berhubung tidak memiliki sesuatu seperti lube, jadilah dia menggunakan liur Haruto saja.

"Mmh—akh! Ssaakit.. hiks.. masshh Jewooo hiks"

"Sssttt.. bentar lagi sayang, tahan ya"

Jeongwoo menggumamkan kata maaf dan memberi kecupan berulang kali pada wajah Haruto. Karena tidak tega melihat istri kecilnya merintih kesakitan, akhirnya sang dominan menunduk dan meraup kembali bibir si manis yang sudah bengkak.

Memperdalam ciumannya untuk mengalihkan rasa sakit. Sementara jari-jari kekarnya dibawah sana masih terus bekerja, membuat gerakan menggaruk dan menggunting. Terus seperti itu sampai kemudian tubuh Haruto menggelinjang hebat ketika Jeongwoo berhasil menemukan titik lemahnya.

"Nngh!"

Haruto sudah tidak bisa berbuat apapun selain merintih. Tubuhnya masih panas dan otaknya pun tak dapat berpikir lagi. Benar-benar pasrah akan apapun yang dilakukan oleh Jeongwoo.

"Sayang.. maafin mas, oke? Mas beneran gabisa berenti sekarang. Nanti mas beliin apapun yang kamu mau, tapi tolong jangan marah sama mas"

Sejurus dengan ucapannya, Jeongwoo segera mengeluarkan jarinya dari lubang sempit Haruto, dan mengganti dengan miliknya yang sudah tegang sedari tadi.

"AAKKH!!"




___





Jeongwoo tengah menyiapkan sarapan. Dia ingin bertanggung jawab atas perbuatannya tadi malam. Sejujurnya dia sedikit..menyesal, ya karena pasti istri kecilnya itu akan bingung ketika bangun nanti.

Tapi tenang saja, mereka hanya bermain satu kali. Itupun Haruto sudah pingsan setelah pelepasannya, setelah itu Jeongwoo langsung membersihkan semuanya agar si manis bisa tidur dengan nyaman.

Bahkan pimpinan perusahaan itu rela bangun sepagi mungkin agar bisa memasak sarapan. Dan sepertinya dia juga akan cuti dulu, firasatnya mengatakan Haruto akan sedikit rewel setelah ini.

"Haru ayo bangun du—astaga kamu kenapa?!"

Tadi Jeongwoo ingin membangunkan istri kecilnya untuk sarapan, tapi ketika masuk kamar ia malah disuguhi pemandangan Haruto tengah menangis.

Manis; jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang