"Jadi mas jewoo ga selingkuh?"
Haruto mencicit kecil dipangkuan kekar Jeongwoo. Tangan kecilnya tengah memainkan sebelah jemari sang suami dengan gugup, menekan-nekan urat menonjol disana yang sedikitpun tidak ia miliki.
Beruntung keadaan Haruto tidak mengharuskannya untuk rawat inap, jadi setelah mengurus segalanya juga tidak lupa berterima kasih pada jihoon, Jeongwoo membawa istrinya pulang beberapa jam lalu.
Kini keduanya telah duduk manis saling menempel diatas ranjang dengan piyama yang serupa.
Warna hijau menyala dengan kartun sinchan sebagai gambar dibagian tengah cukup membuat jeongwoo sedikit sakit mata sebenarnya, tapi karena piyama ini pilihan sang kesayangan tentu tidak jadi masalah untuknya.
"Mana mungkin mas selingkuh sedangkan hidup mas aja sepenuhnya ada di kamu. lagian siapa juga yang ngajarin kata-kata begitu, hm?"
Jeongwoo mengernyit heran. Dirinya yakin otak haruto tidak akan mungkin terpikirkan hal seperti itu jika tidak ada yang memberitahukan padanya.
"Heungg kak dobby! Pas kemarin dia main kita nonton film, tapi endingnya sedih soalnya laki-lakinya jahat"
Terkutuk lo kim doyoung, tidak akan jeongwoo biarkan makhluk jelmaan kelinci itu bertemu dengan sang istri jika ujungnya malah meracuni pikiran Haruto. Istrinya lebih baik tetap polos saja, Jeongwoo jauh lebih suka.
"Itu kan film sayang, bohongan. Makanya haru jangan nonton yang kayak gitu lagi, mending ganti sinchan aja"
"Iya! Lebih seru sinchan tauu hihi"
Senyuman jeongwoo ikut terbit mendengar celotehan lucu haruto yang sudah kembali. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat wajah pucat yang menakutkan itu kini telah hilang berganti dengan ekspresi ceria seperti biasanya.
Jeongwoo lega, dirinya tadi pagi seperti mati rasa begitu mendengar kabar haruto masuk rumah sakit. Mobilnya sampai hampir menabrak beberapa kendaraan lain akibat terlalu takut, persis seperti beberapa tahun lalu.
"Terus..tante Kanaya itu gimana?"
Alis jeongwoo bertaut, ia terkekeh geli mendengar panggilan yang disematkan istri manisnya.
"Gapapa sayang, sekarang udah dirawat inap juga"
Permasalahan kali ini bukan tanpa alasan. Pagi tadi Jeongwoo memang mendapat telepon dari kanaya namun ketika diangkat yang terdengar hanyalah tangisan keras seorang bayi.
Fakta bahwa teman dekatnya semasa sekolah dulu itu memiliki epilepsi yang kerap kambuh segera melintas diotak Jeongwoo. Itu sebabnya ia jadi sedikit panik hingga pergi begitu saja tanpa memberitahukan apapun terlebih dahulu pada Haruto.
"Dia tinggal sama bayinya aja ya mas? Emang keluarganya kemana?"
Jeongwoo terdiam cukup lama, lebih tepatnya bingung bagaimana menjawab pertanyaan haruto yang ini. Sedikit rumit. Jeongwoo bahkan yakin haruto akan jatuh tertidur ditengah cerita jika ia menjelaskan semuanya.
Malam juga sudah semakin larut, Jeongwoo memutar otak untuk mencari cara supaya bisa mendistrak pikiran sang istri agar lupa dengan hal ini.
Tak lama mata tajamnya jatuh pada ranum kecil haruto yang kini terlihat lebih basah dan segar.
Jeongwoo mendapat ide,
"Mas baru sadar, bibir haru keliatan lembab banget. Dipakein apa itu?"
dan berhasil.
Haruto mengangguk semangat dan mulai menjawab pertanyaannya dengan kalimat yang terdengar lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manis; jeongharu
Genç Kurgu"Mas kok tadi gigit-gigit bibir aku?" "Itu namanya olahraga bibir sayang, bagus buat kesehatan. Makanya kita harus lakuin tiap hari" Bagaimana jadinya jika pria dewasa seperti Jeongwoo harus menikahi seorang remaja polos yang bahkan tidak tau apa i...