Bab 13

211 41 4
                                    



Happy reading



Satu bulan kemudian...

Nyonya sonia berjalan sembari memperhatikan sudut-sudut apartemen. Ia menatap foto gavin lalu berjalan menuju sofa, sedangkan rendi hanya berdiri diam seperti patung. Nyonya sonia pun duduk lalu menatap tajam rendi.

"apa saja yang di lakukan anak saya selama ini" tanya nyonya sonia.

"bos gavin sibuk bekerja tante" balas rendi.

"saya tidak suka kalau ada yang di tutupin."

"beneran tante saya tidak bohong" rendi menelan ludahnya kasar.

Tak lama kemudian ponsel rendi berdering ada panggilan masuk dari sonny. Namun rendi mengangkat telfon dari sonny karena sedari tadi ia di introgasi terus oleh nyonya sonia.

Karena berisik suara ponsel rendi, membuat nyonya sonia menghela nafas panjang.

"angkat telfonnya, siapa tau itu penting" ucap nyonya sonia.

Rendi mengangguk lalu bergegas menerima panggilan telfon dari sonny.

"iyah ada apa son"

Setelah mendengar ucapan sonny di telfon membuat rendi panik. Tanpa berlama - lama rendi pun berpamitan dengan nyonya sonia untuk pergi ke kantor.

"tante maaf saya harus kembali ke kantor karena" ucapan rendi terpotong.

"karena apa???" tanya nyonya sonia.

Rendi enggan menjawab melainkan langsung pergi begitu saja. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di kantor.

Di gedung parkiran lakeswara group anak buah satria menyerang gavin dan sonny. Sedangkan anak buah gavin sudah babak belur hingga tak berdaya. Gavin sekuat tenaga melawan anak buah satria yang terbilang sangat kuat dan jago bela diri, sonny mulai kewalahan menghadapi mereka dan akhirnya sonny pun tersungkur karena tendangan satria.

"sonny" gavin menoleh kearah sonny dan berteriak. Tanpa ia sadari dari belakang salah satu anak buah satria memukulnya dengan kayu balok hingga akhirnya gavin pun ambruk.


Bruggg----

Satria tersenyum penuh kemenangan melihat gavin lemas tak berdaya. Satria menarik baju gavin lalu melayangkan pukulan tangannya di wajah gavin.

"ini untuk orang yang sudah macam-macam denganku, apa lagi berani mempermainkan adikku"

Bruggg-----

Gavin terjatuh dan mencoba bangkit namun satria dengan cepat menendang salah satu kaki gavin hingga ia meringis kesakitan.

"aaahh" ringis gavin.

Satria kembali menarik baju gavin lalu memukul wajahnya berkali-kali lalu perut hingga akhirnya gavin pun muntah darah.

"gara-gara kamu adisty kabur dari rumah" ucap satria lalu mengeluarkan pistol di balik jas nya dan mengarahkan tepat di kepala gavin.

Saat satria hendak menembak gavin terdengar suara teriakan dan suara teriakan itu pun semakin dekat. Satria menoleh kearah sumber suara dan ternyata itu adalah adisty.

Adisty mendorong satria "please bang jangan lakukan itu? Kalau mau tembak, tembak saja aku" ucap adisty.

"kenapa kamu belain pria ini, dia pantas mati" balas satria.

Adisty mengusap air matanya lalu berdiri di hadapan satria. "aku gak nyangka abang sekeji itu? Lebih baik abang bunuh saja aku seperti abang membunuh adiknya gavin"

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang