Bab 20

121 30 8
                                    

Happy reading

Tubuh gavin masih terasa lemas dan gemetar. Rendi mencoba memberikan sebotol air untuk gavin agar merasa tenang. Sedikit demi sedikit gavin meneguk air yang di berikan oleh rendi.

"ini gak mungkin" ucap gavin nada terbata-bata.

"bos gavin lebih baik istirahat saja yah, apa perlu saya panggil sonny buat antar bos gavin pulang" tanya rendi merasa khawatir dengan keadaan gavin yang sedang tidak baik-baik saja.

Gavin menggeleng kepala enggan menjawab. Ia benar-benar syok dengan kejadian tadi di coffee shop.




Flashback on-

Gavin dan rendi baru saja bertemu dengan klien dari luar kota di sebuah coffee shop yang letak nya tidak jauh dari kantor. Kedua nya memilih duduk santai sejenak sembari menghabiskan kopi hitam yang mereka pesan.

Suasana di coffee shop terlihat ramai pengunjung saat jam makan siang. Gavin yang duduk bersandar dengan santai ia mengirim pesan pada kiara mengingatkan untuk makan siang tepat waktu dan tidak lupa untuk minum obat dari dokter.

Beberapa menit kemudian saat gavin hendak menghabiskan kopi miliknya ia tersedak dan memuncratkan kopi dari mulutnya kearah rendi. Tentu saja hal itu membuat rendi kaget saat wajah dan kemeja nya terkena muncratan kopi.

"waduhhhh, apa ini" teriak rendi spontan sembari mengusap wajahnya lalu menatap kearah gavin. "bos gavin saya salah apa sampai di" ucapan rendi terpotong saat tangan gavin menunjuk kearah wanita yang sedang duduk berdua dengan seorang pria.

Pandangan rendi pun beralih kearah yang gavin tunjuk. "a, Adisty?????" ucap rendi saat tau wanita itu adalah adisty, namun ia bertanya-tanya siapa pria yang sedang duduk bersama adisty apakah suami nya atau temannya.

Gavin pun mengajak rendi cabut dari coffee shop. Namun sebelum pergi gavin mengajak rendi menghampiri adisty lebih dulu karena berniat ingin menyapa adisty. Awal nya rendi menolak namun karena gavin memaksa akhirnya rendi pun mengiyahkan.

"hy adisty" sapa gavin.

Obrolan adisty dan ferdy pun terhenti. Adisty menoleh kebelakang tempat ia duduk dan ternyata gavin yang memanggilnya. Jantung adisty seketika berdetak kencang saat melihat pria yang ia cintai sekaligus penoreh luka di hati nya itu. Tangan adisty mengepal rasanya ingin menampar wajah pria yang membuat hidupnya berantakan.

"gavin" pekik pelan adisty sempat terdengar oleh ferdy.

"oh, jadi ini pria yang bernama gavin yang sudah membuat adisty seperti orang hilang akal" batin ferdy, ia mencoba menahan diri agar tidak emosi karena ferdy sudah tau cerita hidup adisty.

"adisty, apa kabar" sapa gavin berdiri di hadapan adisty.

Adisty bangkit dari duduknya enggan menjawab lalu mengajak ferdy pergi begitu saja. Karena tidak ada respon dari adisty, Gavin pun mengejar langkah adisty dan menghentikannya.

"adisty kamu kenapa pergi? Aku hanya ingin menyapamu" ucap gavin.

Adisty menghentikan langkahnya. Ia menatap tajam gavin bercampur kebencian. Ferdy yang tau betul adisty sedang tidak baik-baik saja, ia pun mendorong gavin begitu saja.

"minggir''



Brugggg-

Gavin pun bangkit dan tidak terima karena ada yang berani mendorongnya tanpa sebab.

"bangsat, berani-beraninya kamu dorong saya" ucap gavin.

Ferdy merangkul pundak adisty lalu tersenyum getir kearah gavin. "yang bangsat itu lo? Bukan gue" balas ferdy lalu menoleh kearah adisty. "dis, ayok kita tinggalkan tempat ini karena gue gak mau lihat lo makin down karena laki-laki yang sudah bikin hidup lo berantakan" ucap ferdy mengajak adisty pergi.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang