Bab 17

163 36 4
                                    

Happy reading

Sepulang dari rumah sakit kiara enggan bersuara. Ia mengurung diri di kamar dan hal itu membuat gavin khawatir dengan keadaan kiara. Sesekali gavin mengajaknya ngobrol namun kiara menjawab singkat.

Gavin duduk termenung di kamar kerjanya. Ia teringat ucapan dokter yang mengatakan kesempatan kiara untuk bisa hamil lagi sangat kecil. Gavin hanya bisa pasrah dan tidak ada henti-hentinya untuk berdoa, ia berharap keajaiban itu datang.

Waktu menunjukan pukul 11 malam. Gavin memutuskan untuk kembali ke kamar karena matanya mulai mengantuk. Sampai nya di kamar, gavin menghela nafas saat melihat kiara yang masih duduk diam di sofa.

"sayang kamu belum tidur?" tanya gavin dengan suara lembut.

"aku tidak bisa??" ucapan kiara terpotong.

''ini sudah malam, sayang kamu harus istirahat gak baik buat kesehatan kamu kalau tidur larut malam" gavin terus membujuk kiara agar mau tidur.

"aku merasa menjadi istri yang gak berguna" kiara dengan nada berat.

"stop!! Aku mohon jangan bicara seperti itu lagi. Dengarkan aku? Ucapan dokter di rumah sakit, jangan terlalu kamu pikirkan dan masukan hati. Iyah untuk sekarang kamu belum hamil, tapi kita masih bisa berusaha lebih keras lagi sayang. Please jangan menyerah" ucapnya gavin.

Kiara menundukan kepala karena ia sudah tidak kuat menahan tangisnya. "aku takut kamu akan meninggalkan akau karena sampai sekarang aku belum bisa memberimu anak, kalau saja waktu itu aku tidak melewati tangga, mungkin calon anak kita selamat"

Cup-

"apapun keadaanmu, aku akan selalu di sampingmu. Dan tolong jangan salahkan dirimu sendiri atas kejadian itu? Percayalah kita pasti akan bisa mendapatkan momongan, sekarang kita tidur yah, aku tidak mau kamu sakit" gavin memeluk kiara dengan erat.

Setelah mendengar ucapan gavin membuat hati kiara sedikit lega. Ia sangat bersyukur mempunyai suami seperti gavin yang selalu sabar dan selalu ada di sampingnya.

"apa yang kamu katakan memang benar, kita harus berusaha lebih keras lagi dan bersabar,makasih sayang aku tidak tau harus ngomong apa lagi. Maaf yah kalau aku terlalu egois"

Gavin tersenyum lalu mencium kening kiara dengan lembut.

Cup-

"sekarang kita tidur yah"

Kiara mengangguk dan bangkit dari duduknya mengajak gavin menuju tempat tidur.


***


Kiara bangun lebih awal, pagi ini kiara merasa bersemangat dan tidak ingin larut dalam kesedihannya. Kiara yakin di balik ujian hidupnya itu tuhan sudah menyiapkan hal terindah untuknya dan gavin kelak. Kiara akan sabar menanti sampai waktu nya tiba.

Selesai menyiapkan sarapan dan bekal makan siang gavin, kiara kembali ke kamar untuk membersihkan diri.

Kiara tersenyum saat melihat gavin keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang masih basah.

"pagi sayang" sapa kiara.

"pagi juga, kamu habis dari mana? Aku bangun-bangun kamu gak ada" balas gavin memeluk kiara dengan manja.

"eeh stop!!!" kiara menutup mulut gavin saat hendak mencium nya.

"kenapa?" gavin mengernyitkan alisnya.

"badan aku bau masakan, buruan bersiap. Aku mau mandi dulu?"

"gak mau??" dengan manja gavin memanyunkan bibirnya.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang