Bab 11

196 39 10
                                    





Happy reading



"apa yang terjadi semalam"

Adisty terkejut saat terbangun dengan keadaan tubuh naked. Ia menatap sekeliling kamar tidak terlihat sosok manusia selain dirinya. Adisty mengacak-acak rambut panjangnya, sembari menginggat-ingat kejadian semalam sebelum dirinya tidak sadarkan diri.

Kepala nya yang terasa pusing efek mabuk semalam membuat dirinya sulit untuk menginggat.

Tak lama kemudian pintu kamar pun terbuka, tentu saja membuat adisty terkejut saat tahu sosok yang berdiri di depan pintu adalah gavin.

Gavin berjalan menghampiri adisty yang hanya melamun saja.

"pagi" sapa gavin membuyarkan lamunan adisty.

"eeh... Pagi juga" balas adisty menggigit kuku jarinya.

"ini aku bawakan kamu sarapan, sama teh hangat. Aku tahu kepala kamu pasti masih terasa pusing" ucapnya gavin.

Adisty enggan menjawab, ia kembali terdiam.

"hy.. Kok bengong" gavin menepuk pundak adisty.

Adisty pun menatap gavin dengan wajah serius. "vin boleh aku bertanya sesuatu?"

Gavin mengangguk. "tentu saja... Kamu mau tanya apa?"

Adisy menelan ludahnya kasar. "apa yang sudah terjadi semalam, kenapa aku tidak" ucapan adisty terpotong saat gavin menaruh jari telujuknya di bibir adisty.

"semalam kita sama-sama mabuk, dan........?????"

"dan apa????" potong adisty.

"kita melakukan hubungan suami istri"

Mendengar ucapan gavin membuat adisty cukup syok lalu meneteskan air mata. Gavin yang melihat hal itu mencoba menenangkan adisty yang mulai terus meneteskan air mata.

Kiara berjalan terburu-buru menuruni anak tangga karena pagi ini ia ada meeting. Ia berjalan menuju ruang makan lalu berpamitan dengan kedua orang tua nya.

"mah, pah kiara berangkat dulu"

"loh kamu gak sarapan dulu nak" balas nyonya fitri.

"kiara ada meeting pagi mah, nanti sarapan di kantor saja" kiara mencium tangan kedua orang tua nya lalu bergegas pergi.

Setelah kiara pergi ke kantor, nyonya fitri menggelengkan kepala. "lihat tuh pah anak kamu? Disuruh sarapan malah gak mau,"

"udah gapp mah, lagi pula kiara ada meeting pagi" balas tuan ari.

"gak gitu pah.... Setidaknya kan bisa bawa bekal, mamah bisa siapkan sebentar" nyonya fitri duduk sambil ngedumel.

Adisty menelan ludahnya kasar saat melihat satria berdiri diruang tamu sembari melipat tangan di dada. Adisty berjalan dengan langkah pelan menghampiri satria.

"pagi bang" sapa adisty nada gugup.

"dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang" tanya satria.

"gue nginep dirumah teman bang, sorry gak ngabari abang"

"teman??? Teman yang mana, setahu abang kamu tidak punya teman di jakarta" ucapnya satria.

"kita bahas nanti saja bang, kepala gue masih pusing" adisty bergegas kekamar untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari satria.

"adisty abang belum selesai" teriak satria.




KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang