Bab 18

159 34 21
                                    



Happy reading

Kiara dan dinda baru saja selesai menanda tangani berkas proyek kerja sama mereka. Tidak hanya itu saja, dinda pun mencoba menanam saham di perusahaan milik kiara. Kedua nya pun keluar dari ruangan meeting bersamaan.

Berhubung waktu nya jam makan siang. Kiara berniat mengajak dinda untuk makan siang di luar, tempat biasa mereka kunjungi.

Sampai di resto kiara dan dinda memesan beberapa menu makanan. Sembari menunggu pelayan datang mengantar makanan yang mereka pesan. Kedua nya pun mengobrol di barengi candaan. Kedua nya semakin asyik mengobrol dan tiba-tiba obrolan kedua nya pun terhenti saat melihat dua sosok pria yang baru saja memasuki pintu resto. Siapa lagi kalau bukan gavin dan rendi yang kebetulan akan makan siang di resto itu.

Rendi menepuk - nepuk pundak gavin. "bos gavin"

"apa?" gavin menghentikan langkahnya.

Rendi menunjukan tangannya kearah kiara dan dinda duduk. ''ada bini bos itu sama lagi sama mak lampir"

Pandangan gavin menuju ke arah yang rendi tunjuk. Saat tau kiara dan dinda berada di resto yang ia kunjungi. Gavin pun bergegas menghampiri kiara.

"hay sayang" ucap gavin.

"makan disini juga?"

Gavin menjawab anggukan lalu menarik kursi di sebelah kiara. "kebetulan tadi aku sama rendi habis meeting dekat sini, yaudah kita mampir makan siang disini saja"

"hy lampir makin cantik aja" rendi basa-basi memuji dinda.

"tau aja kalau gue ini cantik" dinda sembari mengedipan mata.

"gitu kalau di bilang cantik genit nya minta ampun, dasar mak lampir"

"masih aja lo yah ngatain gue lampir? Lo tuh dasar tulang lunak, pantesan sampai sekarang gak ada cewek yang mau sama lo?"

Rendi memincingkan satu alis nya. "enak saja! Kata siapa gak ada cewek yang mau sama gue? Dengerin yah lampir, gue ini orang nya gak asal-asalan mau ngbuka hati buat orang"

"alibi lo aja itu" dinda tertawa renyah.

Rendi menghela nafas panjang sembari mengelus dada. Ia mencoba mengontrol emosi nya karena ia sedang tidak mood untuk berdebat dengan perempuan yang di sampingnya itu. Dalam hati rendi ingin rasanya ia menjambak-jambak rambut panjang perempuan sampai botak.

Melihat dua manusia yang selalu ribut dan tidak pernah akur itu. Gavin dan kiara memijit kening mereka bersamaan. Gavin dan kiara pun heran, sudah berabad-abad dan sesekian purnama, dua manusia itu masih saja ribut kalau di satukan. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuat kedua manusia itu bisa akur.

"sayang aku sama dinda balik kekantor duluan yah" ucap kiara selesai makan siang.

"iyah sayang, hati-hati di jalan yah. Nanti biar yang bayar" balas gavin.

Cup-

Rendi dan dinda menelan ludah nya kasar saat melihat gavin dan kiara berkecupan bibir.

"hemm, woy hargai perasaan jomblo woy," ocehh rendi.

"tau nih... Dikira nya kita remahan rempeyek kali" sahut dinda.

Mendengar ocehan dua manusia jomblo itu? Membuat gavin dan kiara terkekeh.

***

Selesai mandi dan berpakaian santai. Gavin keluar kamar berjalan menuju teras depan menghampiri sonny untuk memastikan mobil sudah siap untuk nanti ia dan kiara pergi ke mall untuk berbelanja kebutuhan dapur yang mulai habis.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang