Bab 14 (21+)

516 45 2
                                    




Happy reading


Dokter akhirnya memperbolehkan gavin untuk pulang setelah di rawat selama tiga hari di rumah sakit. Gavin berjalan menggandeng tangan sang mamah, sedangkan rendi berjalan mengekor di belakang sembari menenteng tas berisi baju gavin.

Saat keluar dari ruang rawat langkah gavin terhenti saat melihat kiara berdiri di hadapannya. Raut wajah gavin mendadak datar, sekujur tubuhnya terasa kaku untuk ia gerakan dan jantungnya pun berdetak kencang.

"bagai mana keadaanmu" ucap kiara.

Gavin diam enggan menjawab lalu nyonya sonia menyenggol lengan gavin hingga membuyarkannya dari lamunan.

Gavin menoleh kearah nyonya sonia lalu tersenyum pada kiara. "baik, hari ini dokter" ucapan gavin terpotong.

"dokter sudah memperbolehkan pulang" timpal nyonya sonia.




Satu jam kemudian...

Suasana di kamar sangat sunyi tidak ada obrolan apa pun diantara kiara dan gavin. Nyonya sonia sengaja membiarkan dua sejoli itu berdua dikamar berniat agar kedua nya menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka. Namun sudah 20 menit belum ada obrolan diantara gavin dan kiara. Kedua nya saling diam dan akhirnya nyonya sonia masuk kekamar gavin.

"ehemmm" nyonya sonia berdehem.

"mamah" pekik gavin.

"mau sampai kapan kalian saling diam seperti patung?" ucap nyonya sonia lalu duduk disamping kiara. "kiara maaf kalau tante ikut campur, tante tau permasalahan kalian, maafkan atas apa yang sudah anak tante lakukan padamu" nyonya sonia mencoba menjelaskan kepada kiara alasan farel mengubah wajah hingga mengganti identitasnya menjadi gavin.

Gavin hanya menunduk dan mendengarkan dua wanita di depannya bicara. Mendengar penjelasan nyonya sonia membuat kiara meneteskan air mata.

"semua keputusan ada di kamu kiara? Dia tetap farel anakku, walau dia sudah mengubah wajah dan identitas tapi bagi tante dia tetap farel" ucap nyonya sonia lalu pergi meninggalkan kiara dan gavin dikamar.

Kiara bangkit dari duduknya berniat keluar namun gavin dengan cepat memeluknya dari belakang.

"maafin aku kiara, kalau kamu mau marah makilah aku, kalau perlu pukul aku, tapi jangan diam? Itu sangat menyakitkan bagiku" ucap gavin.

Kiara hanya diam dan menahan agar tangisnya tidak pecah. Pelukan gavin semakin erat. Saat gavin hendak melepas pelukannya, kiara berbalik badan lalu membalas pelukan gavin sangat erat.

"aku juga minta maaf sudah salah paham dan berpikir yang tidak-tidak tentangmu." ucap kiara.

Kedua nya saling meneteskan air mata kebahagiaan. Setelah puas meluapkan kesedihan mata keduanya saling memandang penuh cinta. Tanpa ba bi bu, gavin mencium lembut bibir kiara.



Cuppp----

Kiara pun membalas ciuman gavin dengan lumatan lembut. Ia merasakan sentuhan bibir itu masih dengan rasa yang sama seperti dulu? Tidak ada yang berubah sedikitpun.



------------



Gavin meminta rendi menghentikan mobilnya di depan rumah satria. Gavin menatap sekeliling rumah satria dari gerbang namun terlihat sepi. Ia diam sesaat lalu meminta rendi melajukan mobil menuju kantor.

''jalan" ucap gavin.

Rendi menjawab dengan anggukan kepala. Dalam perjalanan menuju kantor gavin hanya diam dan menatap jalan. Rendi mencoba angkat suara untuk memecahkan keheningan.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang