Bab 29 (End)

208 25 16
                                    

Happy reading

Setelah satu minggu dirawat akhirnya dokter sudah memperbolehkan mbak yuyun untuk pulang. Namun walau keadaannya sudah membaik dokter meminta mbak yuyun tetap rutin menimum obat yang dokter berikan.
Mbak yuyun pun pulang dijemput oleh sonny, karena gavin dan rendi sedang disibukan oleh pekerjaan yang menumpuk.

Di lain tempat.

Gavin sedang menyiapkan berkas untuk meeting siang ini. Rendi pun tidak tinggal diam membiarkan gavin sedari tadi sibuk sendiri. Namun saat rendi hendak membantu, gavin menolak. Ia malah meminta rendi untuk mencari adisty sampai ketemu. Karena gavin tidak akan membiarkan wanita gila itu bebas berkeliaran setelah apa yang dilakukan adisty tempo hari hampir saja membuat perusahaan gavin bangkrut. Karena telah menjual beberapa saham milik gavin di luar negeri.

Setelah selesai menyiapkan berkas, gavin pun segera menuju ruang meeting. Namun saat ia berjalan sampai depan pintu langkahnya terhenti, gavin menoleh kearah rendi.

"Untuk sementara waktu kamu saya liburkan bekerja dikantor. Aku mau kau fokus mencari adisty, tangkap dia hidup-hidup atau bunuh saja sekalian" ucap gavin lalu pergi.

Rendi menjawab dengan anggukan kepala. Setelah gavin pergi rendi mencoba menelpon seseorang. Setelah beberapa menit mengobrol dengan seseorang dari ponselnya, rendi pun bergegas pergi untuk menjalankan perintah gavin. Pikiran rendi hampir saja kacau karena banyak hal yang sedang ia pikirkan. Tentu saja soal mencari keberadaan kiara saja belum membuahkan hasil ini ditambah lagi ia harus sibuk mencari adisty.

Rendi mulai melajukan mobilnya dan tujuan utamanya adalah menuju kediaman lila yaitu teman akrab adisty. Rendi pun sudah mendapatkan alamat lila jadi ia tidak repot-repot lagi untuk menyusuri kota jakarta. Setelah menempuh perjalanan 1 jam akhirnya rendi pun sampai diapartemen lila. Namun rendi tidaklah bodoh yang main menemui lila secara langsung. Rendi memilih untuk memantau dari kejauhan gerak-gerik lila. Karena ia tau kalau lila itu sahabatnya adisty sudah pasti bakal mengamankan adisty. Sedangkan adisty pastinya juga tidak akan berkeliaran secepat itu karena sudah jelas posisinya sedang tidak aman untuk bepergian.

Setelah 2 jam susah rendi diam di mobil, kini ia bersiap untuk melajukan mobil saat ia melihat lila menaiki mobil. Setelah mobil lila melaju meninggalkan parkiran apartemen. Rendi pun bergegas membututi kemana lila akan pergi. Setelah 30 menit perjalanan akhirnya rendi pun menghentikan mobilnya saat mobil lila memasuki parkiran semua resto. Rendi berjalan mengendap-endap seperti layaknya seorang mata-mata, dan benar setelah rendi masuk ke resto itu dugaannya benar, kalau lila akan pergi untuk menemui adisty yang sudah menunggunya. Rendi pun segera melakukan penyamarannya dengan memakai jaket kulit hitam, jengot dan kumis palsunya agar tidak di ketahui oleh dua wanita itu.

"sorry dis, menunggu lama" ucapnya lila lalu duduk berhadapan dengan adisty.

Adisty mengangguk sembari melihat sekeliling. "lo sudah bawa tas yang gue minta" tanya adisty.

"sudah, kamu yakin akan pergi keluar negeri secepat ini" balas lila sembari menyerahkan tas yang berisi berkas milik adisty dari paspor, visa dan dokumen penting lainnya milik adisty.

"justru lebih cepat, lebih baik gue meninggalkan indonesia dan terbang ke negara lain," adisty sembari membuka isi tas nya.

"lalu bagai mana dengan nando? Apa lo gak ada niat buat membawa nando?" tanya lila.

Adisty tersenyum. "aku tudak butuh anak itu? Biarlah anak itu bersama papahnya, karena yang gue butuhkan sudah gue dapatkan semuanya, yaitu menjual beberapa saham milik gavin. Aku akan bahagia dengan harta yang sudah gue peroleh sekarang" balas adisty lalu ia teringat oleh sesuatu. Ia merogoh saku jaketnya lalu menyodorkan cek kepada lila sebagai tanda terima kasihnya karena sudah menolongnya. "ambil ini, gue gak mau ada hutang budi sama lo?"

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang