13 : Home

294 30 0
                                        




"Masuklah....aku akan pulang..."

"Badanmu dingin sekali..."
"Aku takut kau sakit..."

Seokjin mengangguk.

Diambilnya cangkir kosong itu dan keduanya pun berdiri. Namjoon bersiap untuk berbalik dan menuruni tangga.


PRANGG!



Cangkir di tangan kirinya bergetar sebelum hancur menghantam lantai.

"Hati-hati!"
Namjoon segera menjauhkan Seokjin dari pecahan keramik yang berserakan di bawah kakinya.

Pria itu hanya mematung terkejut.

"Masuklah...aku yang akan membereskannya"



Namjoon masuk ke ruang tamunya setelah selesai membereskan bekas pecahan cangkir itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"Kau terluka Seokjin-ah?"

Ia menghampiri Seokjin yang sedang duduk memijat-mijat tangannya dengan selimut tebal yang melingkar di tubuhnya.

"A-aku hanya kedinginan..."

"Jin?"
"Kau sakit?"
"Wajahmu agak pucat"

"T-tidak...tidak....hanya dingin saja" Seokjin tertawa kecil.

"Ah....ini karena aku yang datang malam-malam begini dan bercerita panjang lebar di luar rumahmu"

"Seharusnya aku memberikan jaketku..."

"Maafkan aku Jin-ah..."

Namjoon duduk di sebelah Seokjin. Mengangkat kedua kakinya yang dingin ke atas pangkuannya dan menarik tubuh yang berselimut itu ke dalam pelukannya.

"Hangat......" Seokjin memejamkan matanya.



DEG



Wajahnya kini berada sangat dekat dengan Seokjin.

Ia menatap bulu mata indahnya kemudian turun ke bibir pucatnya.

"Apa yang kau pikirkan Kim Namjoon!" Ia memalingkan wajah.

Suara napasnya semakin teratur.

Seokjin tertidur.

Jemari Namjoon tidak sanggup untuk tidak menyentuhnya.

Dibelai lembutlah rambut yang menutupi kening.

Ibu jarinya menyusuri pelipis hingga pipinya.

Dan bibirnya.

"Nggg...." Suara kecil dan kelopak mata yang perlahan terbuka itu memecah lamunannya.

"Sudah baikan?"

Seokjin tersenyum dan mengangguk.

Ia beranjak dari pelukannya dan membuka selimut yang menutupi tubuhnya.




"Aku pulang ya..."
"Masih ada yang harus kuselesaikan besok"

"Semangat Namjoon-ah..."
"Terimakasih sudah menemaniku" Seokjin tersenyum memiringkan kepalanya.

"Ayo masuk..." Namjoon masih berdiri di atas anak tangga keduanya.

"Kau duluan yang pergi...kau kan tamu"

"Kau yakin akan baik-baik saja?"

Seokjin mengangguk pasti.

"Baiklah kalau begitu..." Namjoon menghela napas tapi tidak menggerakkan kakinya.

"Aisshhhh....ini sudah larut Namjoon-ah" Ia terbahak.

"Ayo masuk...." Namjoon ikut tertawa.

"Kau dulu yang pergi..."

"Masuk Seokjin-ah..."

"Kau dulu Namjoon-ah..."
Seokjin tersenyum sambil menyandarkan kepalanya di daun pintu yang dipegangnya.

"Ahhh....aku tidak akan bisa meninggalkanmu jika kau seperti ini"

Suara wiper jendela itu kembali terdengar.

"Balikkan badannmu dan turuni tangga itu Namjoon-ah"
"Aku juga akan berbalik"
"Lalu hitung sampai 10"

Namjoon menatapnya bingung.


"Ayo!"

Namjoon pun berbalik dan berjalan menuruni tangga perlahan.

"Aku sudah di bawah"

"Mulailah berhitung..."

"..."

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

"Selamat malam Namjoonie....tidur nyenyak..."

"Sepuluh..."

Ia menoleh. Seokjin sudah tidak ada. Pintu rumahnya tertutup rapat. Lampu ruang tamunya pun gelap.


"Aahhhhh...." Namjoon mengacak rambutnya kemudian terkekeh sambil berjalan keluar dari pagar rumah itu.

Hello, Not GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang